Pilkada Malang Raya 2024

'Perang Dingin' PKB Vs PDI Perjuangan, Penolakan Rekom di Probolinggo Berlanjut Boikot di Malang

'Perang Dingin' PKB Vs PDI Perjuangan, Penolakan Rekom di Probolinggo Berlanjut Boikot di Malang

|
Penulis: Purwanto | Editor: Eko Darmoko
wikipedia
PKB dan PDI Perjuangan 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Penolakan PKB terkait rekomendasi dari PDI Perjuangan (PDIP) yang menyatakan Sri Setyo Pertiwi alias Ning Tiwi (kader PDI Perjuangan) mendampingi petahana Habib Hadi Zainal Abidin (kader PKB) di Pilwali Probolinggo, membuat sejumlah kader PDI Perjuangan geram.

Prahara politik yang terjadi di Kota Probolinggo itu pun membuat kader PDI Perjuangan di Kabupaten Malang bereaksi.

Sejumlah kader akan menyerukan untuk memboikot rekomendasi yang diturunkan oleh PKB di Kabupaten Malang.

Seruan itu muncul sehari sebelum Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengumumkan nama-nama calon kepala daerah pada gelombang pertama hari ini, Rabu (14/8/2024).

Sejumlah PAC PDI Perjuangan di Kabupaten Malang menyerukan agar rekomendasi yang sudah diturunkan oleh PKB kepada kader PDI Perjuangan diboikot sebagai bentuk solidaritas atas kejadian yang menimpa Ning Tiwi.

Ketua PAC PDI Perjuangan Sumberpucung Kabupaten Malang, Andjar Wijayanto menyampaikan, DPP PDI Perjuangan harus tegas dalam menyikapi hal tersebut di atas.

Menurutnya, sebagai bentuk pembelajaran supaya kejadian yang terjadi di Kota Probolinggo tidak terulang di daerah lainnya.

"Jujur, saya tersulut emosi dengan perlakuan DPC PKB di Kota Probolinggo, di mana dengan terang-terangan telah melecehkan kehormatan partai yang saya cintai, yakni PDI Perjuangan," terang Andjar, Selasa (13/8/2024) malam.

Andjar mengecam sikap politik PKB dan menyerukan supaya DPP PDI Perjuangan memerintahkan memboikot seluruh rekom dari PKB.

"Atas nama kader PDI Perjuangan, untuk saudara-saudara saya di Kota Probolinggo, dari Kabupaten malang saya ikut mengecam sikap politik PKB dan menyerukan supaya DPP partai memerintahkan boikot seluruh rekom PKB yang sudah diberikan kepada kader PDI Perjuangan se-Jawa Timur," tegas Andjar.

Terpisah, Bendahara PAC PDI Perjuangan Wajak Kabupaten Malang, Rudi Santoso juga menyerukan hal yang sama seperti Andjar.

Sebagai kader PDI Perjuangan, Rudi merasakan bahwa tindakan PKB Kota Probolinggo sudah sangat keterlaluan.

Menurut Rudi, apa yang terjadi di Kota Probolinggo adalah tanda ketidak matangan PKB dalam melaksanakan pengkaderan.

"Sikap politik kader PKB di Kota Probolinggo itu menunjukkan bahwa mereka belum matang sebagai politisi," ungkap Rudi.

"Sebagai sesama kader PDI Perjuangan, saya ingin menyampaikan kepada saudara seperjuangan di Kota Probolinggo, tinggalkan dan lupakan kerjasama dengan partai yang tak paham sopan santun," tambahnya.

Tidak hanya PAC PDI Perjuangan Sumberpucung dan Wajak yang menyerukan boikot rekomendasi dari PKB, namun juga diikuti PAC PDI Perjuangan Dau Kabupaten Malang.

"Sejujurnya kami juga gak butuh dengan PKB, di Kabupaten Malang saja, kalau mau jujur yang ngejar-ngejar PDI Perjuangan itu PKB. Kenapa demikian? Karena PKB gak siap maju sendiri, sekalipun punya calon, tapi gak percaya diri bisa menang, makanya nguber terus," terang Ketua PAC PDI Perjuangan Dau, Suwaji.

"Bahasa pesantrennya mau ngalap berkah kepada PDI Perjuangan supaya kadernya bisa jadi Wakil Bupati," katanya.

Suwaji juga meminta DPP PDI Perjuangan memerintahkan DPD dan DPC PDI Perjuangan mengevaluasi rekom PKB di Kabupaten Malang.

"Dengan kejadian di Probolinggo ini, atas nama menjaga Marwah Ibu Ketua Umum, Marwah Partai, maka saya berharap DPP PDI Perjuangan memerintahkan DPD dan DPC PDI Perjuangan mengevaluasi rekom PKB di Kabupaten Malang yang diberikan kepada Bapak Sanusi," tegasnya.

"PDI Perjuangan lebih baik merekom sesama kader PDI Perjuangan Sanusi - Gunawan, ini sebagai bentuk pelajaran buat PKB, sekalian biar mereka intropeksi dan gak arogan," pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved