Berita Viral

Pengorbanan Anak Pertama Bantu Ayah Petani Sekolahkan 9 Adik Sampai Sukses, Dulu Diejek Kini Bangga

Pengorbanan anak pertama bantu ayah petani sekolahkan 9 adik sampai sukses jadi tentara, guru hingga lulus S2 dulu diejek kini bisa bangga.

|
TikTok @leornardorl_
Anak pertama bantu ayah petani sekolahkan 9 adik sampai sukses jadi tentara, guru hingga lulus S2 dulu diejek kini bisa bangga. 

SURYAMALANG.COM, - Berkat dedikasi anak pertama seorang petani berhasil membesarkan anak-anaknya sampai sukses. 

Petani tersebut memiliki 10 orang anak yang rata-rata kini sudah memiliki beragam profesi dari tentara, polisi, pelaut hingga lulus S2.

Padahal dulu petani tersebut diejek karena memiliki banyak anak sehingga diremehkan tidak bisa membesarkan putra-putrinya dengan baik. 

Kisah petani ini viral setelah diunggah oleh anak ke-9 melalui akun TikTok @leonardorl_, pada Senin, (27/5/24). 

Tampak dari unggahan tersebut, pasangan petani ini memiliki lima anak perempuan dan lima anak laki-laki.

Kesepuluh anak tersebut lahir dari keluarga sederhana yang orang tuanya cuma petani biasa. 

'Inilah kami yang terlahir dari keluarga sederhana, orang tua kami hanyalah seorang petani yang memiliki 5 anak perempuan dan 5 anak laki-laki' tulis Leonardo Loloallo pemilik akun melansir TribunJabar.id.

Leonardo mengatakan, orang tuanya dulu sempat diejek karena memiliki anak banyak.

Baca juga: Beda Sikap Orang tua Armor Toreador Ditagih Utang Rp 1 M Ikhlas Anaknya Dipenjara, KDRT Minta Damai

Sosok petani dan 10 anaknya sukses dengan beragam profesi
Sosok petani dan 10 anaknya sukses dengan beragam profesi (TikTok @leornardorl_)

Orang yang mengejek bahkan ragu akan masa depan Leonardo dan saudara-saudaranya. 

Pada kenyataannya, tidak ada yang mustahil berkat usaha dan doa, orang tua Leonardo mampu menyekolahkan kesepuluh anaknya dengan baik. 

Seperti kata peribahasa "anjing menggonggong kafilah berlalu", orang tua Leonardo yang tidak menghiraukan cemooh orang memang pilihan bagus. 

Bahkan meski kini sudah berhasil menyekolahkan 10 anak, masih ada nada sumbang yang menganggap orang tua Leonardo sebetulnya memiliki puluhan hektar tanah.

Padahal orang tua Leonardo benar-benar cuma petani biasa.

"Banyak yang mengira orang tua kami memiliki tanah berhektar, petani sawit, dll tapi kenyataannya tidak seperti itu orang tua kami hanyalah petani biasa," lanjut Leonardo yang kini berprofesi sebagai pelaut. 

Baca juga: Cerita Sebenarnya kamar Kos Putri di Malang Jadi Kolam Budidaya Lobster, Kisahnya Sempat Viral

Lantas Leonardo menceritakan perjuangan orang tua sampai pengorbanan kakaknya sebagai anak pertama

Untuk makan sehari-hari, Leonardo menyebut dulu orang tuanya hanya bisa makan ubi dan masakan seadanya karena keterbatasan ekonomi.

Kendati begitu orang tua Leonardo tidak menyerah dan tetap kerja keras. 

Keberhasilan 10 anak petani tersebut dimulai dari kerja keras orang tua menyekolahkan kakak pertamanya. 

Dari anak pertama inilah, petani tersebut bisa berhasil menyekolahkan sembilan anaknya yang lain. 

"Singkat cerita kenapa kami rata-rata berhasil karena itu diawali dari kakak pertama yang mana orang tua kami bersusah payah menyekolahkan anak pertama," papar Leonardo. 

Rupanya orang tua Leonardo tersebut sempat berutang dibantu dengan hasil perkebunan dan hasil taninya.

Setelah anak pertama sukses, di situlah sang kakak menjadi jembatan untuk adik-adiknya melanjutkan sekolah.

Anak pertama (pojok kanan) bantu orang tua agar adik-adik bisa sekolah
Anak pertama (pojok kanan) bantu orang tua agar adik-adik bisa sekolah (TikTok @leornardorl_)

Kini kesepuluh anak dari petani tersebut ada berprofesi sebagai tentara, guru, pekerja di tambang, ibu rumah tangga, pelaut, lulusan magister, hingga lulusan farmasi.

Lebih lanjut Leonardo mengatakan membagikan kisah keberhasilan orang tuanya bukan untuk sombong.

Leonardo berharap kisah orang tuanya yang hanya bekerja sebagai petani tetap bisa sukses membesarkan anak menjadi inspirasi orang lain.

"Jadi saya posting foto ini bukan karena saya sombong atau pengen pamer tapi dengan postingan ini saya berharap bisa menginspirasi anak-anak muda khususnya yang anak petani bahkan yang kurang mampu untuk dijadikan contoh dalam meraih masa depan" ungkap Leonardo. 

"Jadi janganlah mudah menyerah selagi ada niat dan dukungan dari orangtua percayalah kalian juga pasti bisa," tutup Leonardo. 

Hingga berita ini tayang video postingan Leonardo sudah ditonton 2 juta kali mendapat 50,7 likes serta 653 komentar. 

Kisah Serupa

Kisah sukses juga dijalani seorang petani kebun rica di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya bernama Esteven Narai warga Kampung Narai, Distrik Manekar, Tambrauw.

Lelaki 58 tahun itu setiap hari bersama istri bekerja sebagai pertain rica namun mampu menyekolahkan 8 anaknya.

Terbukti anak pertama Esteven kini sudah menjadi anggota Polri dan sedang bertugas di Polsek Kebar, Polres Tambrauw, Polda Papua Barat.

Esteven Narai mengatakan, selain menanam rica juga menanam kacang tanah.

Sedikitnya ada tiga kebun yang menjadi lahan tanam rica dan kacang tanah.

“Saya punya anak delapan orang, semuanya sekolah ada yang masih kuliah di Makassar dan paling bungsu masih SD kelas 1,” kata Esteven, Rabu (24/4/2024) kepada TribunSorong.com (grup suryamalang).

Baca juga: Kebakaran di SPBU Panarukan, Tiba-Tiba Ada Bunyi Ledakan Saat Petugas melayani Pelanggan

Esteven Narai warga Kampung Narai, Distrik Manekar, Tambrauw petani punya 8 anak
Esteven Narai warga Kampung Narai, Distrik Manekar, Tambrauw petani punya 8 anak (TRIBUNSORONG.COM/VALLENTINUS MAFITI)

Esteven mengatakan, hasil panen rica biasa dijual ke Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Jarak tempuh dari Distrik Kebar ke Manokwari menghabiskan waktu tiga jam perjalanan.

“Jadi hasil panen saya jualnya ke Manokwari karena lebih dekat, kalau ke Sorong jauh, dan biasanya sampai di sana saya jual sisitem borong saja,” ucapnya.

Esteven Narai mengakui, memang harga rica di pasar tidak menentu, namun rata-rata sekali drop ke Manokwari dan dijual pendapatannya tembus Rp 6 juta.

“Jadi itu keuntungan saya setelah potong ongkos dan lain-lain,” jelasnya.

Esteven menjelaskan, penanaman rica ini merupakan program pendampingan dari kampung.

Pihaknya diberikan dana kampung agar bisa menanam rica hingga proses panen.

“Saya bersyurkur ini dari program kampung di mana ada dana yang diberikan pada saya dan beberapa orang lagi untuk kami tanam rica dan ada yang kacang tanah,” terang Esteven.

Lanjutnya, proses panen tidak bisa dilakukan sendiri, sehingga Esteven memberi uang ke Gereja Maranatha Akmuri Kabupaten Tambrauw.

Selanjutnya, Jemaat Maranatha Akmuri gotong royong panen rica di kebun.

Panen perdana tahun ini sudah dilaksanakan pada Rabu (24/4/2024).

Jemaat Maranatha Akmuri meliputi dua daerah yakni Kampung Narai dan Anarum, Distrik Manekar, Tambrauw, Papua Barat Daya.

Kepala Kampung Narai, Apner Narai mengatakan, ada empat program dana desa tahun 2023 yang dilaksanakan di antaranya koperasi, kebung rica, kolam ikan dan kebun padi.

“Yang masih di kelolah atau yang masih aktif itu koprasi dan kebuka rica,” ucap Apner.

Program kebun rica ini, katanya, terus berjalan sehingga bisa panen tahun ini.

“Program ini akan kami kembangkan guna menunjang kebutuhan  masyarakan termasuk mendorong pendidikan di kampung ini,” punngkas Apner.

(Tribunsorong.com/Vallentinus Mafiti)

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved