Tim Mahasiswa UMM Teliti Pelepah Pisang untuk Bahan Pembuatan Pembalut Organik

SURYAMALANG.COM, MALANG - Tim mahasiswa dari Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meneliti pelepah pisang raja yang dijadikan sebagai bahan serap pembalut organik sekaligus bermanfaat untuk mencegah tumbuhnya Jamur Candida Albicans.

Tim ini adalah Alisha Maryam sebagai ketua, Faiza Rahma Maulida, Sevayahe Ayuning Vinosa, Felix Natha Niela Fawwaz, dan Vera Miftakul Rahma Kamali.

Alasan meneliti ini karena berdasarkan data internasional, menyebutkan bahwa secara global, sebanyak 70 persen wanita berusia 25-34 tahun pernah terjangkit penyakit kandidiasis vulvovaginal.

"Meskipun penyakit tersebut sudah memiliki obat, seperti coconazole yang digunakan secara oral dan clotrimazole secara intravagina, namun keduanya memiliki efek samping yang membuat wanita menjadi kurang nyaman," jelas Alisha, Senin (19/8/2024).

Di mana obat itu memiliki efek samping seperti mual, muntah, diare, sensasi terbakar, dan iritasi. Dengan menggunakan pelepah pisang raja sebagai bahan serap pembalut organik yang memiliki kandungan Flavonoid, diharapkan dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yang merupakan penyebab penyakit kandidiasis vulvovaginal. Sedang alasab memilih pelepah pisang raja karena terbukti mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida Albicans.

"Pelapah ini juga memiliki daya serap yang lebih baik dibandingkan dengan pelepah pisang jenis lain. Mereka menggunakan berbagai metode seperti ekstraksi, wheel stator, pembuatan suspensi, dilusi, dan uji scanning electron microscope," jawabnya.

Sedangkan daya serapnya cukup banyak yakni 16,98 gram yang nilainya tidak jauh berbeda dengan bahan serap kapas pembalut pada umumnya.

"Namun dengan melihat nilai manfaatnya yang bisa menghambat pertumbuhan jamur Candida Albicans. Ini menjadi lebih aman untuk digunakan oleh para wanita,” kata dia.

Manfaat yang mereka harapkan dari dari penggunaan pembalut organik berbahan dasar serat pelepah pisang raja ini adalah dapat mengurangi prevalensi kandidiasis vulvovaginal, baik di Indonesia maupun secara global.