Terungkap Alasan Firhando Gumelar Gandeng Rudi sebagai Pasangan di Pilwali Kota Batu 2024

SURYAMALANG.COM, BATU - Bakal Calon Wali Kota Batu, Firhando Gumelar, dipastikan berpasangan dengan Bakal Calon Wakil Wali Kota, Rudi, di Pilwali Kota Batu 2024.

Keduanya sudah mendaftar di KPU Kota Batu, Rabu (28/8/2024) pagi, pada urutan pertama, disusul dua paslon lainnya, yakni Kris Dayanti - Kresna Dewanata Phrosakh dan Nurochman - Heli Suyanto.

Ternyata ada dinamika yang terjadi dalam proses dipilihnya Rudi sebelum diumumkan secara resmi menjadi wakil Firhando Gumelar.

Firhando Gumelar yang sebelumnya sempat disebut-sebut sulit mencari pendamping untuk maju di Pilkada 2024, sejatinya sebelum diputuskan berpasangan dengan Rudi, ternyata ada nama lain dari partai yang mengusung Gum untuk jadi wakil, yakni Ludi.

Meski secara nama hanya beda satu huruf depan, namun antara Rudi dan Ludi beda orang.

Rudi merupakan petinggi Ketua DPD PAN Kota Batu yang pernah menjadi Cawali Batu tahun 2017, namun kalah dengan Dewanti Rumpoko-Punjul Santoso.

Sedangkan Ludi merupakan Anggota DPRD terpilih tahun 2019 dan 2024 dari PKS yang memperoleh suara tertinggi saat Pemilu.

Namun, lantaran Ludi tak mendapat izin dan restu dari orang tua, PKS Kota Batu yang awalnya ingin mengusung kadernya dalam koalisi dengan partai pengusung Gum, yakni Golkar, PAN dan Demokrat, akhirnya mengurungkan niat sekali pun secara perolehan kursi di antara partai koalisi pengusung Gum-Rudi, PKS mendapat kursi terbanyak.

“Memang PKS secara perolehan mendapat lima kursi tapi kami akui tidak mudah dalam perjalanan dinamikanya, apalagi kami sudah punya calon tunggal."

"Tapi karena di perjalanan ada dinamika lain, maka kami yang awalnya berencana menggunakan plan A tapi tidak bisa kami jalankan, akhirnya kami putuskan menjalankan plan B dengan berkoalisi mengusung Mas Gum dan Rudi,” kata Ketua DPD PAN Kota Batu, Adi Sayoga, Kamis (29/8/2024).

Sementara itu, Ludi Tanarto mengakui jika ia mengurungkan niatnya maju di Pilwali Kota Batu 2024 sebagai kader tunggal PKS karena terhalang restu orang tua.

“Karena kami sebelum memutuskan apapun kebiasaan kami meminta doa restu ke orang tua, begitu orang tua tidak memberikan restu maka kami memutuskan untuk tidak mencalonkan dan partai mengubah plan dari mencalonkan berubah menjadi mengusung dan mendukung."

"Semua sama mulianya baik mencalonkan, mengusung ataupun mendukung,” jelas Ludi Tanarto.