Berita Malang Hari Ini
Kolaborasi Dosen-Mahasiswa FT-FPIK UB Dampingi Pokmas Pasuruan Kembangkan Produk Ecoprint Mangrove
Masyarakat di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan yang didampingi tersebut mengembangkan produk ecoprint Mangrove.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM , MALANG - Tim dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan pendampingan pada kelompok masyarakat di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
Tim 2024 ini merupakan kolaborasi dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknik serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) UB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Tim dosen yang bergabung adalah Diah Agustina Puspitasari ST MT PhD sebagai ketua dan beranggotakan Yunita Eka Puspitasari SPi MP dan Ar Wasiska Iyati ST MT IAI.
Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan pembuatan pola berkonsep tematik dari jejak daun mangrove yang dikombinasikan dengan daun dan bunga lainnya.
Lalu penambahan wawasan ragam bahan alami dari berbagai jenis daun dan ranting untuk menghasilkan warna yang lebih beragam pada kain serta ramah lingkungan; pelatihan pengemasan produk.
Ada juga pelatihan fotografi produk untuk keperluan promosi produk.
Mereka dibantu empat mahasiswa yaitu Nanda Lumban Gaol dan Tria Are Sumarto angkatan 2021 dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Serta Virda Kamila dan Aditya Pratama Putra angkatan 2022 dari Fakultas Teknik.

Masyarakat di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan yang didampingi tersebut mengembangkan produk ecoprint Mangrove.
Lokasi Desa Penunggul, merupakan merupakan salah satu daerah pesisir pantai di ujung paling timur Kabupaten Pasuruan.
Kegiatan budidaya pohon mangrove telah dilakukan sejak tahun 90an.
Desa ini telah mengembangkan sebagian dari wilayah hutan mangrovenya yang berfungsi sebagai green belt sepanjang 183 hektar ini menjadi tujuan wisata mangrove yang bernama Desa Wisata Bahari Penunggul sejak tahun 2020.
"Kain ecoprintnya memanfaatkan bagian-bagian dari pohon mangrove dalam proses pembuatannya," jelas
Ir Diah Agustina Puspitasari ST MT PhD, Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat pada suryamalang.com dalam rilisnya, Kamis (29/8/2024).
Mitra kegiatan diedukasi tentang pemanfaatan limbah hasil rendemen buah bakau sebagai pewarna alami ecoprint.
Di mana hasilnya dimanfaatkan oleh kelompok wanita di Desa Penunggul tersebut sebagai pewarna alami produk ecoprint.
"Kami berharap mitra dapat meningkatkan kualitas produk ecoprint mangrove yang memiliki kelebihan dalam hal ciri khas pola ecoprint serta teknik pewarnaan dari bahan-bahan alami yang lebih ramah lingkungan," pungkas Diah. Sylvianita Widyawati
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.