Pilwali Kota Malang 2024

Pemkot Malang Antisipasi Kelangkaan Sembako Saat Kampanye Pilwali Kota Malang 2024 Mulai Pekan Depan

Pemkot Malang mengantisipasi kelangkaan bahan pokok jelang kampanye Pilwali Kota Malang 2024 yang dimulai pada 24 September hingga 24 November.

|
Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Pedagang di Pasar Oro-oro Dowo, Kota Malang, yang menjual kebutuhan pokok. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengantisipasi kebutuhan pokok jelang pelaksanaan kampanye Pilwali Kota Malang 2024 yang dimulai pada 24 September hingga 24 November 2024.

Jangan sampai ada pembelian borongan yang mengakibatkan kelangkaan bahan. Seperti yang terjadi pada Pilpres dan Pileg lalu, sejumlah pihak membeli bahan pokok dalam jumlah banyak. Kemudian digunakan untuk bahan kampanye.

Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan mengatakan, potensi serupa bisa saja terjadi pada Pilkada 2024 Kota Malang.

Iwan Kurniawan mengatakan, Pemkot Malang akan melakukan langkah strategis untuk stabilisasi harga dan pasokan. Ia juga memastikan bahwa monitoring akan dilakukan ketat.

"Diperlukan langkah strategis serta memperkuat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah," terang Iwan Kurniawan, Kamis (19/9/2024).

Dampak dari kelengkaan bahan pokok adalah kenaikan harga. Saat ini, inflasi yang terjadi di Kota Malang berdasar lapo BPS Malang terbilang stabil dan terjangkau di angka 1,88 persen pada Agustus 2024.

Angka itu merupakan inflasi year on year (y-o-y) di Kota Malang dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,14.

Iwan optimistis inflasi di Kota Malang bakal terkendali dengan upaya memastikan stok, keterjangkauan harga dan intervensi operasi pasar. Sejauh ini masih belum ada laporan yang masuk mengenai gejolak harga atau kelangkaan bahan.

Iwan Kurniawan juga mengajak masyarakat Kota Malang menjaga kondusifitas jelang kampanye dan pencoblosan.

Pilkada 2024 harus betul-betul menjadi pesta bagi masyarakat. Dirinya juga menegaskan agar ASN menjaga netralitas dan tetap bekerja profesional melayani masyarakat.

Di tempat terpisah, Supriyono mengatakan bahwa beras yang ia jual masih stabil. Pengalamannya pada Pilpres dan Pileg 2024 lalu tidak menunjukan adanya pembelian dalam jumlah besar. Sekalipun ia juga tidak yakin kalau ada orang yang beli untuk keperluan kampanye.

"Saya juga tidak tahu, ya. Kalau ada orang datang dan beli ya saya layani. Sejauh ini masih stabil kondisinya. Baik harga atau pasokan," paparnya.

Ia mengatakan daya beli beras masih stabil dengan ketersediaan pangan pokok melimpah. Harganya pun normal dengan tren pembelian pada beras SPHP Bulog.

"Harga beras medium rata-rata Rp72.000 per 5 kg, untuk beras premium Rp75.000 sampai Rp78.000 per 5 kg. Hari ini terjual sekitar 500 kg," tuturnya.

Pedagang lainnya di Pasar Oro-Oro Dowo, Citra mengatakan bahwa kebiasaan memborong bahan sembako untuk kampanye tidak terlihat di dalam pasar. Ketika dalam masa Pemilu, yang justru sering terjadi adalah para kandidat sering datang ke pasar untuk kampanye.

"Yang Pileg dulu itu ada mbak Krisdayanti datang ke sini," ujarnya.

Sebagai seorang pedagang, Citra berharap para kandidat tidak menjadikan pedagang sebagai obyek semata. Para pedagang perlu dilibatkan aktif untuk merealisasikan program yang mendukung usaha dan kesejateraan.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved