LIPSUS Adu Slogan di Pilkada Malang Raya

Abah Anton Percaya Diri Usung Jargon 'Peduli Wong Cilik' Kembali di Pilwali Kota Malang 2024

Jargon Peduli Wong Cilik ini pernah dibawa Abah Anton, sapaan akrab M Anton saat menjabat Wali Kota Malang periode 2013-2018.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Purwanto
M Anton dan Dimyati Ayatullah saat mendaftar di Kantor KPU Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (28/8/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG -  Pasangan M Anton - Dimyati Ayatullah membawa konsep besar peduli wong cilik dalam melangkah di Pilwali Kota malang 2024.

Jargon peduli wong cilik ini pernah dibawa Abah Anton, sapaan akrab M Anton saat menjabat Wali Kota Malang periode 2013-2018.

Ditemui di KPU Kota Malang akhir pekan lalu, Anton menjelaskan bahwa jargon peduli wong cilik telah disesuaikan dengan kebutuhan saat ini.

Ia menegaskan, jargon tidak sekadar jargon. Peduli wong cilik betul-betul harus terimplementasikan di lapangan.

Anton mencontohkan, salah satu rencana yang telah ia pikirkan untuk merealisasikan peduli wong cilik itu adalah melalui program pemberdayaan juru parkir dan pedagang kaki lima.

Kondisi juru parkir dan PKL di Kota Malang saat ini merupakan realitas yang harus dihadapi dan disesuaikan kondisinya.

Anton mengatakan bahwa keberadaan mereka tidak bisa dihilangkan begitu saja. Pemerintah harus memiliki strategi memfasilitasi mereka agar tidak menimbulkan percikn konflik di tengah masyarakat luas.

Mengatasi juru parkir bagi Anton sekaligus mengatasi persoalan parkir.

Ia berencana membangun ruko parkir. Sebuah tempat seperti ruko yang di dalamnya difungsikan untuk layanan parkir.

Ruko parkir ini akan menampung sejumlah juru parkir yang berada di sekitar lokasi sebelumnya.

"Jadi para juru parkir ini tidak kehilangan pekerjaan," kata Anton.


Pun para PKL yang harus difasilitasi, alih-alih digusur.

Pemerintah harus bisa membuka tempat yang menjadi sentral perdagangan bagi para PKL.

Keberadaan PKL secara tidak langsung telah mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Malang, maka Anton berkeyakinan keberadaan mereka harus difasilitasi.

"Jadi seperti itulah bagaimana peduli wong cilik. Keberadaan mereka adalah realitas jadi kita harus fasilitasi. Tidak bisa main asal gusur karena ini tempat usahanya orang," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved