Berita Malang Populer
Mahasiswa UIN Maliki Malang Sampaikan 11 Tuntutan via Video Call dengan Rektor, Pihak Kampus Melunak
Ratusan mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menyampaikan 11 tuntutan melalui video call dengan Rektor Profesor Zainuddin.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: iksan fauzi
SURYAMALANG.COM, MALANG- Ratusan mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menyampaikan 11 tuntutan melalui video call dengan Rektor Profesor Zainuddin.
Setelah mendengar tuntutan dari para mahasiswa UIN Maliki Malang tersebut, sang Rektor pun berjanji akan memenuhi semua tuntutan mahasiswa.
Adapun 11 tuntutan mahasiswa UIN Maliki Malang itu sebagian besar berisi tentang pihak kampus diminta memperbaiki sarana dan prasarana (sarpras), pembentukan fakultas baru serta program studi (prodi) di berbagai fakultas.
Berikut isi 11 tuntutan mahasiswa UIN Maliki Malang:
1. Kejelasan terkait pendirian program studi baru.
2. Kejelasan hukum tentang Keputusan Rektor Nomor 1012 Tahun 2024.
3. Kejelasan terkait pembentukan fakultas baru.
4 Layanan akademik yang layak bagi seluruh mahasiswa.
5. Standarisasi harga yang layak diseluruh mitra kerja P2B yang menguasai hidup orang banyak.
6. Fasilitas ma’had yang memadai bagi seluruh mahasantri.
7. Kejelasan sertifikasi kelayakan gedung ma’had kampus 3.
8. Fasilitas umum yang dibutuhkan oleh mahasiswa baru kampus 3.
9. Penambahan Kantor Ormawa sebagai bentuk pemenuhan hak mahasiswa oleh birokrasi.
10. Kejelasan dana pelatih UKM yang tidak manusiawi.
11. Kebijakan terkait mahasiswa yang menerima beasiswa teladan yang berhubungan dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Para demonstrasn itu mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Maliki Murka.
Mereka demonstrasi di depan gedung Rektorat UIN Maliki Malang, Selasa (24/9/202).
Para pendemo bergerak dari titik kumpul di lapangan tangga besar dan berkeliling kampus.
Mereka kemudian berhenti di depan gedung Rektorat UIN Maliki Malang.
Saat demo, ratusan mahasiswa menggenakan pakaian serba hitam.
Sang orator pun kemudian menyampaikan berbagai keluhan sarpras kampus.
Apalagi jumlah mahasiswa baru (maba) UIN Maliki Malang tahun ini semakin banyak, yaitu 5.194 orang.
Para demonstrans ingin bertemu langsung dengan Rektor UIN Maliki Malang Prof Zainuddin.
Namun, sang Rektor rupanya tidak ada di tempat karena sedang dinas di Jakarta.
Mereka hanya ditemui oleh para wakil rektor, dekan dan wakil dekan III.
Karena rektor sedang tidak ada, demonstrans minta perwakilan pimpinan UIN Maliki Malang melakukan video call dengan rektor.
Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN Maliki Malang, Ahmad Hidayatullah MPd menjelaskan rektor sedang rapat tripartit di Jakarta.
Rapat tripartite tersebut dengan UIN Maliki Malang, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Mendengar permintaan para demonstrans, Profesor Zainuddin pun bersedia melakukan video call terkait 11 tuntutan mahasiswa.
Meski suara rector kurang jelas, dalam video call dengan mahasiswa itu ada hal positif.
"Pak Rektor saat video call bersama dengan orang Bappenas. Beliau menyampaikan akan memenuhi tuntutan mahasiswa dengan kesepakatan hari ini," jelas Koordinator Bidang Kajian Aliansi Maliki Murka Muhammad Rizqi Ramadhan kepada wartawan.
Ia mengatakan jumlah maba UIN Maliki Malang tahun ini memang lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
Sehingga mulai digunakan mahad di kampus 3.
Menurutnya, kampus 3 belum siap dihuni.
Bahkan belum ada serah terima resmi dari pihak kontraktor ke pihak universitas.
Beberapa kendala yang dialami mahasiswa, di antaranya air sering tidak mengalir, lift rusak, ruang kelas tidak memadai.
Begitu juga laboratorium penunjang pembelajaran hingga kini belum tersedia.
Kondisi ini membuat para mahasiswa semakin resah, hingga akhirnya terbentuk sebuah aliansi yang menjadi wadah bagi mereka untuk menyampaikan dan mengekspresikan keresahan.
Koordinator Elemen di Fakultas dan Prodi Aliansi Maliki Murka Muhammad Rowi Bagus Wicaksono menambahkan tuntutan aliansi harus dituntaskan dan pihaknya akan terus mengawalnya.
"Kami menerima komitmen yang disampaikan pihak kampus dan akan kami kawal terus sesuai janji yang diberikan pada kami," kata Rowi.
Keluhan sarpras di kampus 3 UIN itu dihuni maba dari empat fakultas.
Yaitu, maba Fakultas Psikologi, Humaniora, empat prodi teknik (tapi belum ada fakultasnya) dan Fakultas Syariah .
Di kampus tiga ada 1100 mahasiswa dari empat fakultas. Karena kawasan kampus baru, disana belum ada fasilitas ATM dan aksesnya jauh dari mana/fasilitas umum.
Janji pihak UIN Maliki Malang
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN Maliki Malang Ahmad Hidayatullah MPd menjelaskan aksi aliansi mahasiswa itu dipahami sebagai intelektual dari civitas akademika.
"Kami merespons positif, karena semua yang disebutkan tadi menjadi sebuah perjuangan kita bersama," kata Ahmad.
Ahmad pun mengaku sudah menemukan satu per satu solusinya.
"Ada yang tersampaikan ada yang belum. Maka tadi justru menjadi penyampaian informasi untuk mendorong UIN melakukan upaya," ujarnya.
Sedang terkait program studi baru di UIN Maliki Malang sudah mendapat izin dari Kemendikbud dan Kemenag.
"Karena sistem penyelenggaraan prodi tidak bisa parsial, namun sudah tersistem nasional. Kalau kelayakannya tidak dapat izin, kami tidak mungkin menerima mahasiswa baru," jawabnya.
Terkait kelayakan gedung di kampus III, pihaknya punya tanggung jawab publik.
"Apapun yang kami siapkan punya konsekuensi hukum. Kami punya persiapan yang matang. Kami bisa menunjukkan bahwa pembangunan yang kita lakukan kelayakannya instalasi air, listrik dan lainnya, kami bisa tunjukkan," ujar pejabat ini.
Sedang terkait optimalisasi layanan lain yang sudah direncanakan di lapangan, memang beberapa kendala.
"Tapi kami juga menyusun mitigasi untuk kendala yang terjadi. Contoh penyediaan air minum kami pilih yang terbaik dan layak. Termasuk harga makanan. Mereka tinggal memilih,” katanya.
“Beberapa hal yang disampaikan mahasiswa sudah terjawab. Kami memang peduli tanpa mereka mintapun kami penuhi," tandasnya.
Progresnya kampus III ditargetkan selesai pada Desember 2024.
Tentang keluhan air kotor di kampus III, diakui memang ada.
"Itu musibah saja karena empat minggu lalu sumur pompa jet itu konslet. Jadi kami mengganti mesin dan ditambah. Debit air dan besarnya tandon dan kemampuan pompa kamu ganti. Kedalaman sumur awalnya 90 meter menjadi 120 meter. Maka tanah jadi ikut waktu menyedot tapi sekitar 15 menit saja air sudah normal lagi," papar pria ini.
Tentang tuntutan mahasiswa, UIN Maliki Malang menyanggupi.
Dimana tuntutan 1-5 sudah progres 50-60 persen.
Sedang tuntutan 6-10 ditargetkan sampai Desember.
"Maka kami optimistis bisa menyanggupi semua tuntutan mahasiswa," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.