Risma Kunjungi CV Loind Tulungagung, Bisiki Sang Pemilik Agar Bisa Bersaing Dengan Produk Tiongkok

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Tri Rismaharini, Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3 berkunjung ke pabrik CV Logam Indonesia (Loind) di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Minggu (29/9/2024) sore.

Kunjungan ini dilakukan Risma di sela kegiatan kampanye di wilayah Kabupaten Tulungagung, bersama pasangan calon bupati dan wakil bupati Tulungagung, Maryoto Birowo-Didik Girnoto Yekti.

Loind merupakan perusahaan kerajinan logam dengan produk aneka jenis, muai atribut kedinasan, alat rumah tangga, furnitur, bagian mesin hingga suvenir.

Risma sempat melihat proses produksi di bagian, menemui para karyawan di bagian pengemasan, hingga melihat aneka produk Loind.

Mantan Menteri Sosial RI ini terkagum-kagum aneka produk yang dihasilkan CV Loind.

“Ini salah satu keberhasilan anak bangsa yang berani melakukan dan memilih jadi pengusaha. Tidak banyak kita yang berani jadi pengusaha, banyak yang ingin jadi PNS atau anggota DPR,” ucap Risma.

Risma menambahkan, pemilik usaha ini, Murtadji berani mewariskan usahanya kepada anaknya.

Hal ini yang tidak bisa dilakukan oleh para pejabat.

Ia mencontohkan, sebagai mantan Menteri Sosial, dirinya tidak bisa mewariskan jabatan ke anak.

“Ini yang kita ajarkan ke seluruh warga, tidak hanya di Jatim tapi seluruh Indonesia. Kalau mau pasti bisa. Tapi kadang kita takut untuk memulai,” ujarnya.

Diakui Risma, saat ini aneka produk Indonesia selalu bersaing dengan produk asal Tiongkok.

Persaingan ini tidak bisa dihindari karena pemberlakuan berdagangan bebas World Trade Organization (WTO).

Perempuan yang pernah menjadi Wali Kota Surabaya ini mengaku telah membisiki Manajer Pengembangan Bisnis Loind, supaya bisa bersaing.

“Makanya saya bisiki, bagaimana untuk bisa bersaing. Karena sebenarnya kita lebih kompetitif,” tegasnya.

Menurut Risma, biaya produksi di Tulungagung bisa lebih murah sehingga seharusnya mampu berkompetisi.

Karena itu penting Risma memberikan masukan bagaimana produksi bisa lebih efektif dan efisien.

Sementara produk dari luar negeri seperti Tiongkok membutuhkan biaya kirim untuk sampai ke Indonesia.

“Kalau diproduksi di sini, biaya kirimnya bisa lebih murah. Jadi kita lebih kompetitif, hanya pelaksanaannya kami bisiki,” pungkasnya. (David Yohanes)