Berita Blitar Hari Ini

Kisah Viral Nur Esa Anastsya, ABG di Blitar Minta Tolong Polisi untuk Diantar ke Tempat Les

Kisah Viral Nur Esa Anastsya, ABG di Blitar Minta Tolong Polisi untuk Diantar ke Tempat Les Bimbingan Belajar

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi
Esa, bersama kakek dan anggota Satlantas Polres Blitar Kota di rumah, Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Rabu (9/10/2024). 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Rekaman video anak perempuan berseragam sekolah dijemput anggota Satlantas Polres Blitar Kota di halaman SMAN 3 Kota Blitar viral di media sosial beberapa hari terakhir ini.

Dalam rekaman video itu, si anak menangis saat didatangi polisi. Anak tersebut minta diantar polisi ke tempat lembaga bimbingan belajar.

Belakangan diketahui, anak yang minta dijemput polisi itu bernama Nur Esa Anastsya (16).

Esa, panggilannya, saat ini tinggal bersama kakeknya dari ibu, Sanidi (76), di Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

Ditemui di rumah kakeknya, Rabu (9/10/2024), Esa mengaku memang sengaja mengirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota.

Dalam pesan yang dikirim ke medsos Polres Blitar Kota, ia minta dijemput polisi untuk diantarkan ke tempat les.

"Saat itu saya sedang bingung dengan masa depan saya."

"Saya akhirnya kirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota untuk dijemput."

"Sebenarnya saya ingin mengadu soal kehidupan saya ke pak polisi," kata Esa yang potongan rambutnya pendek mirip anak laki-laki itu.

Kehidupan Esa memang memilukan. Sejak kecil, Esa ditinggal ibunya, Susanti, kerja ke luar negeri.

Sedang ayah Esa, Suhebi tinggal di Kota Serang, Provinsi Banten.

Esa sempat ikut kakeknya di Kademangan, Kabupaten Blitar sejak TK sampai kelas 4 SD.

Naik kelas 5 SD, Esa diajak ayahnya ke Kota Serang, Provinsi Banten. Ayah Esa kemudian menikah lagi.

Esa sempat masuk pondok pesantren dan sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Serang, Provinsi Banten.

Namun, saat hendak naik kelas 9 MTs, Esa putus sekolah dan pulang ke rumah kakeknya dari ibu di Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

"Saya pulang ke Blitar pada Agustus 2023. Saya diusir oleh ibu tiri," ujar Esa.

Selama di Blitar, Esa mengaku ayahnya tidak pernah menjenguk. Lalu Esa mendapat kabar ayahnya meninggal dunia pada Februari 2024.

Sejak itu, Esa seperti orang bingung. Ia juga tidak melanjutkan sekolah selama berada di Blitar.

"Makanya, saya bingung dengan masa depan saya. Sebenarnya saya punya cita-cita ingin jadi abdi negara, entah jadi TNI, Polisi maupun PNS."

"Akhirnya saya kirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota. Saya menganggap pak polisi bisa membantu saya," katanya.

Kakek Esa, Sanidi mengatakan Esa ditinggal ibunya, Susanti sejak masih usia TK sampai sekarang.

Ibu Esa pamit kerja ke luar negeri dan sampai sekarang tidak ada kabarnya.

"Ibu Esa ini (Susanti) merupakan anak mbarep (sulung) saya."

"Sampai sekarang saya tidak tahu posisi Susanti di mana. Ia (Susanti) pamit kerja ke luar negeri sejak Esa masih TK," kata pria yang bekerja sebagai pedagang bakso itu.

Sanidi mengaku sempat meminta Esa meneruskan sekolah lagi saat pulang ke Blitar, tapi cucunya belum mau.

Menurut Sanidi, kepulangan cucunya ke Blitar penuh drama. Esa bertengkar dengan ibu tirinya.

"Sebelum pulang ke Blitar, cucu saya sempat tiga hari minta-minta uang di lampu merah di Serang untuk biaya ke Blitar."

"Lalu saya dapat kabar itu, saya menghubungi RT di sini. RT kemudian kirim uang ke cucu saya untuk biaya pulang ke Blitar," ujarnya.

Setelah adanya video viral, Sandi berharap cucunya mau melanjutkan sekolah lagi. Sanidi juga berterima kasih kepada polisi yang telah merespons pengaduan dari cucunya.

"Saya berharap, setelah ini, cucu saya mau sekolah lagi. Cucu saya ini punya cita-cita yang tinggi. Dia ingin jadi tentara," katanya.

Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Blitar Kota, Ipda Supriyadi mengatakan Esa sempat mengirim pesan di medsos Polres Blitar Kota.

Polisi merespons dengan mendatangi Esa yang saat itu berada di halaman SMAN 3 Kota Blitar.

Waktu itu, Ipda Supriyadi yang menjemput Esa di halaman SMAN 3 Kota Blitar.

"Setelah bertemu, ternyata anak ini posisinya sudah tidak sekolah."

"Dia putus sekolah ketika naik kelas 3 MTs. Dia kirim pesan ke Polres minta dijemput mungkin karena sedang kangen ayahnya, ayahnya sudah meninggal," katanya.

Kasat Lantas Polres Blitar Kota, AKP Andang Wastiono mengatakan polisi berusaha memfasilitasi Esa agar sekolah lagi.

Polisi sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar untuk mencarikan sekolah untuk Esa.

"Setelah kami beri pengertian, anaknya juga mau sekolah lagi. Kami sedang mengupayakan sekolah untuk anak tersebut," katanya.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved