Berita Malang Hari Ini

BPBD Kabupaten Malang Distribusikan Air Bersih ke Tujuh Kecamatan yang Dilanda Kekeringan

BPBD Kabupaten Malang telah mendistribusikan air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan sebanyak 2.403.150 liter

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Eko Darmoko
BPBD Kabupaten Malang
Penditribusian air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Malang, Rabu (23/10/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang telah mendistribusikan air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan sebanyak 2.403.150 liter.

Pendistribusian itu telah dilakukan sejak 4 September sampai dengan 23 Oktober 2024.

Memasuki musim kemarau sejumlah kecamatan di Kabupaten Malang mengalami kekeringan. Akibatnya masyarakat kekurangan air bersih untuk dikonsumsi. Adanya bencana ini mereka pun bersurat ke BPBD untuk bisa disuplai air bersih.

Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Malang, Ichwanul Muslimin mengatakan, ada tujuh kecamatan yang membutuhkan air bersih.

Di antaranya Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, Gondanglegi, Bantur, Kalipare, Gedangan, Pagak.

“Kami distribusikan air bersih setiap desa ini sebanyak 5 ribu hingga 20 ribu liter setiap dua hari sekali. Sampai dengan kemarin hari Rabu kami sudah mendistribusikan air sebanyak 2 juta lebih,” kata Ichwanul.

Pendistribusian air bersih ini akan terus dilakukan selama wilayah yang terdampak kekeringan masih membutuhkan air bersih.

Sementara itu, Camat Donomulyo, Nurmawan Wibowo mengatakan bahwa kondisi kekeringan ini cukup memprihatinkan. Karena ini sudah terjadi sejak April 2024.

Dari sepuluh desa di Kecamatan Donomulyo ada empat desa yang mengalami kekeringan, yakni Desa Sumberoto, Mentaraman, Purwodadi, dan yang terbaru ada di Desa Tulungrejo.

Nurmawan mengatakan untuk tiga desa seperti Sumberoto, Purwodadi, dan Mentaraman ini menjadi langganan kekeringan setiap tahunnya.

Masyarakatnya pun sudah terbiasa dengan kondisi ini dan mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selain mengandalkan air bersih dari pemerintah.

"Mereka bisa memenuhinya dengan memanfaatkan sumber yang masih aktif. Tetapi ini mereka membeli atau istilahnya bayar jasa ke relawan untuk mengisi tandon-tandon," urainya.

Hal ini berbeda dengan Desa Tulungrejo. Sumber yang menjadi satu-satunya kebutuhan untuk mengairi sawah dan kebutuhan lainnya ini mengering. Fenomena tersebut baru terjadi sekali dalam seumur hidup, menurut penuturan warga.

“Yang di Tulungrejo ini karena ada fenomena sumber sengkaring penurunan debit air, sehingga tidak bisa muncul ke atas dan berimbas kepada perairan irigasi,” jelasnya.

Akibatnya, Nurmawan mengatakan ini berimbas ke lahan warga dan terancam gagal panen. Namun, saat ini petani sedang berupaya untuk memenuhi kebutuhan irigasi air ke sawah. Petani kini memompa air dari sumber air sumur yang dibuat oleh warga.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved