Berita Viral

Penyebab 3 Siswa SD Diusir Nunggak SPP Belum Pindah ke Sekolah Baru, 6 Bulan Belajar Lewat Youtube

Penyebab 3 siswa SD diusir nunggak SPP belum pindah ke sekolah baru, 6 bulan belajar lewat Youtube

Tribunnew.com/Youtube TribunBengkulu
Penyebab 3 siswa SD diusir nunggak SPP belum pindah ke sekolah baru, 6 bulan belajar lewat Youtube 

SURYAMALANG.COM, - Penyebab 3 siswa yang diusir karena nunggak SPP belum pindah ke sekolah baru terjawab. 

Tiga siswa SD tersebut bahkan sudah 6 bulan menganggur tidak mengenyam pendidikan formal dan belajar sendiri di rumah. 

Ketiga siswa ini adalah Faeza (11), Farraz (10), dan Fathan (7) anak Defi Fitriani yang bersekolah di Yayasan Islamic Centre Herwansyah (ICH), Pandeglang, Banten. 

Tiga siswa itu punya tunggakan SPP sampai Rp 42 juta gara-gara biaya sekolah yang awalnya gratis berubah menjadi tagihan. 

Baca juga: Ucapan Nyelekit Pimpinan Yayasan Usir 3 Siswa SD Nunggak SPP 42 Juta, Orang tua Sedih Awalnya Gratis

Defi Fitriani sebagai ibu mengungkap alasannya belum bisa memindahkan anaknya ke sekolah lain padahal sudah 6 bulan sejak anak-anaknya dipulangkan paksa. 

Ternyata Defi terhalang Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang masih ditahan sekolah tersebut. 

Sehingga sekolah lain tidak mau menerima anak-anak Defi selama Dapodik di sekolah lama belum dikeluarkan.

"Selama 6 bulan tidak sekolah, ini sebenarnya mau dipindahkan sekolahnya dan pihak sekolah tetangga juga mau menerima" kata Defi di Youtube tvOneNews, Senin (28/10/2024) melansir TribunSumsel.com.

"Cuma terkendala karena data Dapodik masih ditahan pihak ICMA" lanjutnya. 

"Akhirnya terbentur dengan itu, jadi pihak sekolah yang lain mungkin baru menerima setelah keluar data Dapodik dari sekolah yang sebelumnya," imbuhnya.

Baca juga: Jabatan Baru Irish Bella di Perusahaan Haldy Sabri, Seminggu Jadi Istri Naik Level di Industri Film

Bahkan Defi mengaku sudah melakukan berbagai cara meminta bantuan dinas agar Dapodik anaknya bisa dikeluarkan namun tidak direspons oleh pihak sekolah lama.

"Saya sudah melakukan beberapa ikhtiar melalui dinas agar data dapodik anak bisa dikeluarkan dari ICMA tapi kurang direspon," kata Defi.

Di kesempatan itu juga Defi membeberkan kondisi anak-anaknya yang sudah 6 bulan tidak sekolah. 

Ternyata Defi dan suaminya terus memberikan dukungan agar anak-anaknya tetap semangat belajar. 

Defi rela belajar dari TikTok dan YouTube mengenai penerapan pembelajaran Kurikulum agar tetap bisa mengajar anak-anaknya di rumah.

"Saya memberikan pembelajaran di rumah," tegas Defi.

Defi menjelaskan kronologi tunggakan uang sekolah tersebut tidak dari SPP saja, namun juga dari tagihan uang pembangunan, seragam, hingga buku-buku pelajaran.

Sedangkan biaya SPP per bulan, anak pertama sebanyak Rp 350 ribu, anak kedua Rp 300 ribu, dan anak terakhir Rp 250 ribu.

Defi mengaku awalnya biaya sekolah anak-anak gratis karena masih keluarga pemilik yayasan.

"Sudah lama tunggakannya karena memang dulu saya aktif di yayasan tersebut, saya juga dari keluarga punya yayasan. Setelah konflik keluarga, dimunculkan tagihan." papar Defi melansir Tribunnews.com.

"Komitmen (awal) itu tidak ada (pembayaran) pembiayaan untuk anak-anak saya" urainya.

"Setelah konflik keluarga, diterbitkan penagihan itu. Anak-anak saya jadi korban," tegasnya.

Baca juga: Begini Tampang dan Nasib Ronald Tannur saat Dijebloskan ke Rutan Medaeng, Terlibat Perkara Lain

Defi menuturkan anak-anaknya diusir atau dipulangkan paksa dari sekolah sejak libur Idul Fitri 2024 lalu.

"Kejadian pada 22 April 2024, hari pertama setelah libur Idul Fitri, anak saya dipulangkan paksa dari sekolah terkait pembiayaan," terangnya.

Defi bersama suami sempat pergi ke sekolah anaknya untuk negosiasi, namun pihak sekolah bersikukuh memulangkan siswa saat jam sekolah masih berlangsung.

"Dari pihak yayasan mengharuskan saat itu juga jam setelah 10 dan diantar mobil operasional sekolah dan didampingi 3 orang guru," tambah Defi.

Defi membeberkan, dia dan suami sudah berjuang mencari keadilan dengan meminta bantuan ke Dinas Pendidikan, Kepemudaan & Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Pandeglang.

Pihak Dindikpora memfasilitasi mediasi antara Defi dengan pihak yayasan tetapi hasil mediasi buntu.

Defi tetap harus membayar tagihan sebanyak Rp 42 juta.

"Kami ini orang tua tidak diam, cari keadilan, kami tempuh, minta tolong Dindik Pandeglang untuk dimediasi, sempat dimediasi satu kali" ungkapnya.

"Dari yayasan tidak datang diwakilkan kepala sekolah, akhirnya tidak mendapatkan jawaban," tegas Defi.

Defi cuma berharap, kejadian yang menimpa anaknya segera selesai dan ingin ketiganya bisa melanjutkan sekolah.

"Anak-anak bisa sekolah lagi sesegera mungkin, harapan pindah sekolah aja," tegasnya.

Lebih lanjut, alasan Defi berat membayar uang tunggakan itu karena pada dasarnya mereka memang tidak mampu. 

Muhammad Farhat ayah dari tiga siswa yang dipulangkan hanya seorang buruh serabutan.

Farhat pun mengungkap penghasilannya cuma cukup untuk makan saja.

"Dari mana (uang)? kerja aja sekarang serabutan. Cukup buat sehari-hari aja udah alhamdulillah. Apalagi untuk melunasi pembiayaan itu," akui Fahat melansir Tribunnewsbogor.com,Minggu (27/10/2024).

Meski begitu, Defi tampaknya masih belum terima tiga anaknya diusir paksa dari sekolah mengingat mereka siswa yang cerdas dan berprestasi.

"Untuk anak saya yang pertama itu sudah hafal juz 30, sudah diwisuda, predikatnya mumtaz predikat terbaik" kata Defi.

"Untuk yang kedua pun waktu dinonaktifin harusnya ikut wisuda juz 30 juta cuma karena dinonaktifin jadi enggak (wisuda)," lanjut Defi.

Bahkan anak kedua Defi punya ketertarikan lebih di bidang matematika.

Rata-rata ketiga anak Defi itu juga punya prestasi gemilang di bidang agama.

"Banyak prestasinya untuk anak kedua matematikanya menonjol. Anak ketiga dari tilawatil sempat dapat predikat tilawatil terbaik. Alhamdulillah anak-anak saya berprestasi di sekolah," ungkap Defi.

Sayangnya sejauh ini pihak Yayasan Islamic Centre Herwansyah (ICH) belum memberi pernyataan terkait pemulangan paksa 3 siswa itu.

Peristiwa ini pun viral setelah beredar rekaman video 3 siswa berprestasi dipulangkan paksa oleh sekolah yang diunggah akun Instagram @infopandeglang.

Dalam video, tampak ketiga siswa itu diantar menggunakan mobil ke rumahnya.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved