Berita Malang Hari Ini
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Malang Zulham Wacanakan Punya Laboratorium Uji Kadar Kimia Tembakau
Zulham Ahmad Mubarrok, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Malang memunculkan wacana membangun laboratorium pengujian tembakau.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM , MALANG - Zulham Ahmad Mubarrok, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Malang membuat gebrakan di rapat kerja perdananya, dengan Dinas Kesehatan dengan memunculkan wacana membangun laboratorium pengujian tembakau.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu mengatakan keberadaan laboratorium ini akan erat kaitan hubungannya dengan kesehatan masyarakat terutama buat para perokok aktif.
Anggota Dewan yang masih muda dan sudah lulus S2 itu mengusung data, jumlah perokok di Malang Raya itu sekitar 16.893 orang. Itu data tahun 2023 dengan rentang usia 10 tahun sampai 18 tahun.
"Kenapa ini penting? Karena Kabupaten Malang ini punya ratusan pabrik rokok. Idealnya Pemkab punya Lab untuk mengukur kadar kimia tembakau," ujar Zulham usai rapat kerja pertama kalinya di gedung DPRD Kab Malang. Rabu (6/11/2024).
Ketua KNPI Kabupaten Malang itu berharap wacana itu mendapat atensi khusus oleh Pemkab Malang.
"Ini harus jadi atensi karena berkaitan dengan kerentanan kesehatan masyarakat akibat konsumsi produk olahan tembakau," ujar Zulham.
Di sisi lain, kata Zulham, laboratorium pengujian tembakau bila didirikan dalam bentuk BUMD akan menguntungkan pengusaha rokok maupun pemerintah.
Karena, selain membuktikan komitmen pemerintah untuk melayani para pengusaha rokok, dari proses uji lab itu bisa ditarik pendapatan daerah dari retribusi jasa layanan.
"Selama ini pengusaha rokok selalu memakai lab swasta dan ada biaya yang bisa didapatkan dari sektor itu. Kalau semua diuntungkan, semua kan bisa senang," ujar wakil Ketua PW GP Ansor Jatim itu.
Dari mana sumber dananya ?
Zulham menambahkan, ada potensi sumber dana non APBD yang bisa digunakan untuk pembangunan laboratorium pengujian tembakau.
Yakni, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) yang tahun depan 2025, sebesar Rp 97 Miliar.
"Kami akan konsultasikan dengan lembaga terkait agar usulan ini bisa dikaji dan dieksekusi," ujarnya.
Menanggapi itu, Ahmad Kusairi, koordinator LSM Pro Desa mengakui jika anggota dewan yang baru dilantik dua bulan lalu itu kebanyakan anak muda, namun gaya komunikasi politiknya lebih jelas.
Bukan seperti para seniornÿa, yang sulit diterjemahkan antara berteman dengan berhadapan sama eksekutif.
Namun, yang muda-muda saat ini selain beradu cerdas namun juga langsung cepat caranya membikin panggung buat kreasi dirinya.
"Makanya, jika mereka diam, tidak se-kritis seperti Zulham, dan Adeng (Abdul Qodir, anggota FPDIP yang juga baru), ya akan jadi penonton yang tak punya tiket buat masuk ke dalam gedung," tuturnya.(fiq)
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.