Berita Viral

Orang Tua Siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya yang Dipaksa Sujud dan Menggonggong, Masih Ketakutan!

Orang Tua Siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya yang Dipaksa Sujud dan Menggonggong, Masih Ketakutan

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Sulvi Sofiana
Wandharto dan Ira Maria, orang tua EN siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, yang dipaksa bersujud dan menggonggong oleh Ivan Sugianto menunjukkan riwayat chat anaknya dengan AL. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Orang tua siswa SMA Kristen Gloria 2, Surabaya, yang dipaksa sujud dan menggonggong, Wandharto dan Ira Maria, mengaku masih ketakutan hingga saat ini.

Dikatakan Wandharto, ketakutan ini karena dalam proses upaya damai yang dilakukan ia harus bertemu banyak pihak termasuk orang tua siswa SMA Cita Hati, Ivan Sugianto, yang memiliki latar belakang pengusaha dengan jejaring yang kuat.

"Kita nggak tahu harus ke mana, waktu perdamaian itu terjadi kami masih bingung. Kami tidak pernah terlibat urusan kepolisian jadi nggak tahu harus ke mana."

"Yang jelas ada rasa ketakutan, kami tidak tahu siapa orang tua Excel."

"Tapi lewat media kami tahu background orang tuanya, kami ya takut, jadi butuh dukungan juga. Nggak tahu harus bagaimana," ungkapnya kepada SURYAMALANG.COM.

Selain itu, Wandharto dan Ira harus menerima anaknya mendapat hukuman skorsing tiga hari atau SP 1 dengan alasan telah melakukan hal di luar kesopanan dan etika dari yang diajarkan sekolah.

"Sebenarnya keberatan karena kenapa cuma anak kami, tapi ya kami menerima dengan lapang dada semoga kasus ini segera selesai," ungkapnya.

Sementara itu, Ira menjelaskan, konflik itu terjadi usai anaknya yang berinisial EV mengomentari gaya rambut siswa Cita Hati yang berinisial AL seperti pudel (ras anjing). Dan hal ini menjadi lelucon antar teman-temannya.

"Mereka bertemu di pertandingan, tapi tidak pernah ada interaksi langsung anak saya mengatakan secara langsung anjing, atau sebutan pudel,"ujarnya.

Kemudian sebelum kejadian video viral tersebut, AL mengirim pesan pada EV untuk membuat video permintaan maaf dan menulis permintaan maaf dengan tanda tangan bermaterai.

"Karena EV tidak paham apa materai dan lainnya, EV bercerita pada kami orang tuanya."

"Maka saya melarang anak saya untuk merespon. Karena menurut saya mereka masih di bawah umur dan belum dewasa secara hukum," lanjutnya.

Kemudian di tanggal 21 Oktober 2024, EV mendapat pesan ancaman dari AL.

Pesan tersebut berisi jika AL akan mendatangi EV di sekolah atau di rumah, dan dalam pesan juga menyebutkan nama kedua orang tua.

"Dan pada waktu itu saya menjemput EV, saya panik juga memudian saya melihat di luar sekolah ada AL dan beberapa orang tua dewasa berbaju bebas."

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved