Pembunuhan Bos Mangga di Surabaya
KRONOLOGI Kakak Bunuh Adik dan Keponakan di Surabaya, Cabut Pisau Saat Mediasi Warisan Keluarga
Insiden berdarah itu, terjadi di tengah proses mediasi bersama seluruh anggota keluarga besar dari kedua belah pihak terkait rumah warisan
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dyan Rekohadi
"Si pelaku sudah ada di ruang tamu duluan. Nah, semua saudara sudah ada, tapi belum lengkap di rumah itu. Mau dimediasi lagi kesekian kali di rumah saudara yang lain, ya TKP itu, lah kok ngamuk, mbacoki," ujar Rofiq saat dihubungi pada Jumat (15/11/2024).
Berdasarkan informasi hasil pemeriksaan terhadap beberapa orang saksi. Rofiq menjelaskan, masalah persengketaan warisan tersebut sempat memperoleh kesepakatan titik temu.
Bahkan, pihak pelaku juga telah diberikan sejumlah uang kompensasi atas permasalahan persengketaan rumah warisan.
Namun, entah apa pemicu selanjutnya, si pelaku kembali mengungkit permasalahan rumah warisan dan minta adanya rembukan mediasi untuk kesekian kali.
Ternyata, pada momen mediasi tersebut, si pelaku yang kalap berkalang emosi .
Pelaku membacok kedua korban secara membabi buta hingga menyebabkan para korban meninggal dunia, meskipun sempat dievakuasi ke RS terdekat.
"Rupanya minta warisan lagi. Padahal sudah diberi. Kok malah mbacok," jelasnya.
Pasca membacok kedua korban, pelaku AY langsung disergap oleh saudara kandung lainnya yang berada dalam forum mediasi tersebut.
Insiden tersebut dilaporkan ke Command Center 112 dan Anggota Polsek Sukomanunggal Polrestabes Surabaya.
Rofiq memastikan, pelaku dalam kasus ini adalah AY. Kini AY sedang menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sukomanunggal.
Mengenai rekam aksinya, Sosok AY diketahui belum pernah melakukan aksi percobaan kekerasan terhadap korban.
Namun, untuk sekadar mengamuk dan mengancam korban atas adanya persengketaan rumah warisan, AY diketahui sempat beberapa kali menunjukkan perilaku tersebut, sebelumnya.
"Nah, aksi kekerasan ini, informasi baru kali ini. Tapi sebelumnya, ya cuma marah marah saja. Sesuai keterangan saksi. Artinya, dulu enggak sampai ada kekerasan, tapi kok sekarang malah ndadi (mengamuk)," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.