Berita Banyuwangi Hari Ini
Kondisi Pilu Siti, Ibu Siswi SD Banyuwangi Anaknya Tewas Pulang Sekolah, Kurung Diri Sedang Hamil
Kondisi pilu ibu siswi SD di Banyuwangi terguncang usai anaknya tewas pulang sekolah, kurung diri tak mau makan dan bicara sedang hamil tua.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Kondisi ibu siswi SD di Banyuwangi terguncang setelah anaknya ditemukan tewas saat pulang sekolah jadi perhatian pemerintah daerah.
Orang tua siswi SD yang anaknya jadi korban kekerasan seksual dan penganiayaan itu sangat terpukul.
Lebih memprihatinkan lagi, ibu korban bernama Siti Aningsih sedang hamil tua namun memilih mengurung diri di kamar dan tidak mau makan.
Hal itu terjadi sejak sehari setelah kejadian anak Siti Aningsih tewas pada Kamis (14/11/2024) lalu.
Baca juga: Komentar Mahfud MD Kasus Ivan Sugianto di Surabaya, Maklum Jika Publik Ragu pada Polisi Pengalaman
Anak Siti Aningsih berinisial CNA berusia 7 tahun adalah siswi kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI/sekolah setingkat SD) warga Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
Kondisi Siti Aningsih yang masih mengurung diri di kamar dan sulit untuk diajak berkomunikasi disampaikan ayah Siti, Sutrisno yang juga kakek CNA.
Sutrisno menjaskan, bukan hanya Siti yang sangat terpukul atas kepergian CNA.
Ayah CNA, Ahmad Doni Nur, juga merasakan hal yang sama.
Doni juga hanya menghabiskan waktu bersama istrinya di kamar.
"Ibunya sampai belum mau makan," kata Sutrisno di rumah duka Kamis (14/11/2024).
Baca juga: Kronologi Lantai Masjid di Medan Tiba-tiba Ambles saat Salat Berjamaah, 5 Orang Terperosok 4 Meter
Untuk memulihkan kondisi Siti, Pemkab Banyuwangi memberi pendamping khusus.
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Banyuwangi menerjunkan tim untuk mendampingi keluarga korban.
Alizha Amalia Rohmana, Pendamping Korban dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinsos PPKB Banyuwangi, mengatakan ibu korban tengah mengandung 8 bulan.
Pendamping, kata Alizha, penting agar psikologis sang ibu bisa lekas pulih dan janin yang di kandungnya terus sehat.
"Kami tadi mendampingi, dan alhamdulillah ibu korban mulai mau makan," kata Icha, sapaan akrab Alizha Amalia Rohmana.
Selain pendampingan psikis, pihaknya juga akan memberikan pendampingan-pendampingan lain bagi keluarga korban.
Termasuk, pendampingan untuk menanggung biaya autopsi korban, pendampingan kesehatan keluarga korban, hingga pendampingan hukum selama proses persidangan hingga putusan.
Baca juga: SOSOK Bocah 7 Tahun yang Tewas Diduga Dirudapaksa di Banyuwangi, Dikenal Rajin dan Berprestasi
Icha telah bertemu dengan ibu dan ayah korban saat mendatangi rumah duka, Kamis (14/11/2024).
Saat itu, psikis keduanya masih terganggu pascakepergian korban.
Bahkan, sang ibu masih kerap mengigau memanggil-manggil nama anaknya demikian dengan sang ayah.
Ayah korban masih sulit untuk diajak berkomunikasi dan saat diajak berbicara kerap menangis.
Selain korban, pasangan tersebut juga memiliki satu anak lain yang duduk di bangku kelas IV dan belajar di sekolah yang sama dengan korban.
Kejadian Tewasnya CNA
Kapolsek Kalibaru, Iptu Yaman Adinata membenarkan kekerasan seksual dan penganiayaan yang terjadi terhadap CNA sesuai tanda-tanda pada tubuh korban saat ditemukan.
Iptu Yaman Adinata menjelaskan, kejadian terungkap saat orang tua curiga korban tak kunjung pulang setelah lewat jam pulang sekolah, Rabu (13/11/2024).
Di jam tersebut, korban biasanya telah sampai di rumah, namun saat itu, korban tidak kunjung tiba.
Kecurigaan itu membawa orang tua korban menghubungi guru sekolah.
Baca juga: Fenomena Awan Jatuh di Kalimantan Viral Dijawab BMKG, Bukan Awan Kinton Seperti Animasi Dragon Ball
Guru sekolah pun menjawab korban telah meninggalkan sekolah sejak jam sekolah berakhir.
Jawaban itu membuat orang tua dan guru merasa curiga.
Apalagi jalan korban pulang dari sekolah tergolong sepi karena melewati area kebun.
"Setelah itu, orang tua dan guru mencari keberadaan korban bersama-sama," kata Iptu Yaman Adinata.
Pencarian itu membuahkan hasil.
CNA ditemukan tergeletak di area kebun dengan posisi telentang di tempat yang tidak jauh jaraknya sekitar 200 meter dari rumah korban.
Kondisi CNA pun memprihatinkan, saat ditemukan posisi celana dalamnya terpelorot dan kepalanya berdarah.
Korban pun langsung dilarikan ke klinik terdekat, namun tidak tertolong dan CNA dinyatakan telah tewas.
Jasad bocah tersebut kemudian dibawa ke RSUD Genteng Banyuwangi untuk dilakukan autopsi.
Hingga saat ini, pelaku pembunuhan CNA belum terungkap.
Polisi bahkan telah membentuk tim khusus untuk mengungkap tabir dari kasus tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega menjelaskan, tim khusus itu merupakan gabungan dari anggota Satreskrim dan Polsek Kalibaru.
Baca juga: Sosok Rolly Teman Ivan Sugianto Ikut Labrak Siswa Surabaya, Tangan Mengepal Siap Pukul Ayah Korban
Anggota tim tengah turun ke lapangan untuk menelisik fakta-fakta baru dari kasus tersebut.
"Ketika tim dapat informasi di lapangan, mereka akan langsung ke Polsek dan Polresta untuk langsung menyampaikan hasil temuan," kata Andrew, Kamis (14/11/2024).
Saat ini, polisi juga masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan oleh dokter forensik dari Kabupaten Jember.
Autopsi telah dilaksanakan pada Rabu (13/11/2024) malam.
"Hasilnya belum disampaikan ke kami. Nanti dikirim oleh dokternya melalui surat. Biasanya secepatnya akan segera kami terima," tambah Andrew.
Sempat Tanya Soal Surga kepada Kakek
Tiga hari sebelum peristiwa tragis yang merenggut nyawanya, siswi berinisial CNA itu sempat bertanya kepada kakeknya tentang surga.
Kakek CNA, Sutrisno, mengenang cucunya sebagai anak yang sopan dan mandiri.
Meski baru berusia 7 tahun, bocah itu sudah terbiasa mencuci baju sendiri.
Bahkan sering membantu sang ibu memasang jemuran di teras rumah.
Baca juga: Profil Ivan Sugianto Paksa Siswa Surabaya Menggonggong kini Terlibat Pencucian Uang, Sering Berkasus
Selain itu, CNA juga anak penyayang keluarga.
"Saya juga sering dibikinkan kopi. Anak itu tidak pernah nakal. Tidak pernah aneh-aneh. Tiap hari dia main di rumah bersama kakaknya. Kalau sudah waktunya pulang sekolah, ya pulang. Tidak pernah mampir mampir," terang Sutrisno, di rumah duka, Kamis (14/11/2024).
Tiga hari sebelum cucunya meninggal, Sutrisno masih ingat ditanyai soal surga.
CNA: "Mbah, apa benar kata Bu Guru, kalau rajin salat, kalau nanti mati masuk surga?"
Kakek: "Iya."
CNA: "Mbah, apa benar di surga banyak taman-taman yang indah?
Kakek: "Waduh, Mbah tidak bisa menjelaskan. Kapan-kapan, ya."
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
ibu siswi SD di Banyuwangi terguncang
siswi SD di Banyuwangi tewas
siswi MI tewas
kekerasan seksual
penganiayaan
siswi SD
Banyuwangi
Desa Kalibaru Manis
Kecamatan Kalibaru
suryamalang
Rokok dan Miras Ilegal Senilai Rp 1,5 Miliar Dimusnahkan di Banyuwangi |
![]() |
---|
Banyuwangi Usulkan UMK 2025 Naik 6,5 Persen Menjdi Rp 2,81 Juta |
![]() |
---|
Jadi Bekal saat Bebas, Para Napi di Lapas Banyuwangi Diajari Jadi Terapis Tradisional |
![]() |
---|
Wisata Pantai Pulau Merah di Banyuwangi Siapkan Pesta Kembang Api saat Malam Tahun Baru |
![]() |
---|
Menjelajahi Pulau Bedil di Banyuwangi, Destinasi Wisata Alam dengan Panorama Indah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.