Pilwali Kota Malang 2024

Inilah 2 Faktor Penyebab Kekalahan Abah Anton dalam Quick Count Pilwali Kota Malang 2024

2 Faktor Penyebab Kekalahan Abah Anton dalam Quick Count Pilwali Kota Malang 2024 Menurut Pengamat Politik UB

SURYAMALANG.COM/Rifky Edgar
Abah Anton dan istrinya, Dewi Farida Suryani, saat melangsungkan coblosan di TPS 002 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Rabu (27/11/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Paslon nomor urut 3 di Pilwali Kota Malang 2024, M Anton - Dimyati Ayatullah, hanya memperoleh 32,77 persen suara yang dilansir sejumlah lembaga survei.

Hasil ini belum mampu mengungguli Paslon nomor urut 1, Wahyu Hidayat - Ali Muthohirin (Wali) yang mendapatkan 48,08 persen.

Sementara Paslon nomor urut 2, Heri Cahyono - Ganis Rumpoko, hanya mendapatkan 19,15 persen.

Perolehan suara hasil dari perhitungan cepat ini memang belum menjadi keputusan final dari pesta demokrasi yang digelar di Kota Malang.

Akan tetapi, perolehan suara Abah Anton - Dimyati yang masih berada di bawah perolehan suara Wali cukup menjadi menyita perhatian publik.

Sebab, dari tiga kali survei yang telah dilakukan, Abah Anton selalu unggul dari paslon-paslon yang lain.

Pengamat Politik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Wawan Sobari pun menjelaskan, bahwa ada dua faktor yang membuat Abah Anton tidak mampu mengungguli perolehan suara Wali.

Faktor-faktor tersebut yang dapat menjadi ancaman bagi Abah Anton dalam keikutsertaannya dalam Pilwali Kota Malang 2024 ini.

Berikut ini dua faktor yang menjadi penyebab Abah Anton - Dimyati kalah dalam proses perhitungan cepat Pilwali Kota Malang 2024 :

1. Turunnya Elektabilitas Menjelang Pencoblosan

Wawan Sobari menilai, bahwa elektabilitas Abah Anton menjelang pemilu mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Padahal, hasil survei sebelum Pilkada berlangsung, selalu berpihak kepada Abah Anton yang memiliki prosentase suara terbanyak.

Namun saat pencoblosan berlangsung, perolehan suara yang didapatkannya justru berbanding terbalik dengan hasil survei.

"Elektabilitas Abah Anton memang menjelang Pilkada itu kalau menurut saya banyak mendapatkan isu-isu yang menyudutkan beliau."

"Bukan persoalan isu beliau sebagai mantan napi, tapi buyarnya soliditas dari timnya Abah Anton," ucapnya.

Kondisi ini yang justru memuluskan langkah dari paslon-paslon yang lain untuk mendapatkan elektabilitas.

Seperti dari Wali yang gencar melakukan kunjungan ke sejumlah wilayah di Kota Malang untuk menguatkan dukungannya.

"Gerakan Wali ini sangat luar biasa."

"Saya melihat pak Wahyu dalam satu hari bisa mengunjungi 17 tempat dan itu menambah kuat dukungan masyarakat kepada Wali," ujarnya.

2. Tidak Mendapatkan Penambahan Basis Suara

Berkaca pada Pilwali Kota Malang 2018 silam, Abah Anton yang saat itu berpasangan dengan Syamsul Mahmud hanya mendapatkan 37 persen suara.

Sementara pada Pilwali Kota Malang 2024, Abah Anton yang berpasangan dengan Dimyati mendapatkan 33 persen.

Menurut analisis Wawan Sobari, suara yang diperoleh oleh Abah Anton justru mengalami penurunan.

Padahal masa itu, Abah Anton ditetapkan sebagai tersangka korupsi.

"Artinya apa, berarti tidak ada penambahan basis pemilih dari Abah Anton."

"Basisnya Abah Anton itu cuma itu-itu saja yang setia sejak awal ketika dia pertama kali menjadi Wali Kota Malang."

"Jika dibandingkan dengan saat ini, ya kemungkinan basisnya tetap sama tidak ada penambahan," ungkapnya.

Berdasarkan hasil analisis survei yang dilakukan Dosen Magister Ilmu Politik UB itu, Abah Anton juga memiliki beberapa ancaman yang dapat menjadi Boomerang.

Wawan Sobari menilai, ada sekitar 40 persen pemilih yang memiliki ikatan cukup lemah kepada Abah Anton.

Kondisi itu berpotensi dapat mengubah pilihannya, ketika hari H Pilkada berlangsung.

Meskipun dia menilai, Abah Anton memiliki basis dan dukungan yang cukup kuat dari para jamaahnya.

"Berdasarkan hasil survei itu meskipun Abah Anton itu kuat, tapi potensi ancamannya dari analisis yang saya lakukan itu tidak sesuai."

"Ternyata masih ada 40 persen pemilih Abah Anton yang ikatannya lemah kepada Abah Anton."

"Sehingga yang ikatannya lemah ini berpotensi bisa  mengubah pilihan ke Pasangan yang lain."

"Akhirnya ini terbukti, yang 40 persen ini nampaknya ada yang ke Wali sehingga Wali berbalik unggul," ungkapnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved