Mahasiswi Dibunuh Pacar di Bangkalan, UTM Madura Gelar Renungan Malam dan Doa dengan 1000 Lilin

‘Aksi Peduli Een’ dengan gambar pita hitam itu mulai mewarnai jagad media sosial hingga menghiasi status WhatsApp seluruh civitas akademika UTM sejak Senin (2/12/2024) malam.

Surokim mengatakan, pemakaian pita hitam sebagai ungkapkan bahwa pembunuhan terhadap Een Jumianti merupakan peristiwa yang menyentuh rasa kemanusiaan dari civitas akademika UTM.

Bahkan, lanjutnya, ketika ada mahasiswa lupa membawa pita hitam, itu kemudian di berbagai sudut kampus telah tersedia dan tinggal pakai.

“Saya juga kaget, ya Allah sudah seperti ini partisipasinya, menyentuh perasaan keadilan, rasa kemanusian."

"Mungkin simbol pita hitam ini tidak seberapa mewakili pedih dan perihnya civitas akademika yang betul-betul merasa kehilangan terhadap temannya, sahabatnya, dan mungkin sudah mengusik perasaan kemanusiaan dan keadilan,” pungkas Surokim.

Sementara Presiden Mahasiswa (Presma) UTM, Moh Anis Anwari mengungkapkan, pihaknya berupaya membuat gerakan yang inklusif yang tidak terpaku pada satu organisasi atau satu kubu.

Tetapi  mencoba untuk melebur jadi satu dari berbagai kekuatan organisasi, baik organ taktis maupun gerakan organ-organ di internal.

“Gerakan ini murni atas dasar solidaritas kemanusiaan antar teman-teman mahasiswa, melihat saudari kami diperlakukan secara tidak adil, melihat saudari kami dibunuh secara tidak manusiawi."

"Kalau kemudian ditanya siapa yang marah, yang marah adalah kita semua yang hadir dalam kesempatan ini,” singkat Anis.