Berita Viral

Nasib Ayah Lady Buntut Dokter Koas Dipukuli, Hartanya Rp 9,4 M Bakal Didalami KPK Pernah Disebut OTT

Nasib ayah Lady buntut kasus dokter koas dipukuli, hartanya Rp 9,4 miliar bakal didalami KPK pernah disebut saat OTT.

Ig@pupr_jalan_kalbar/TribunSumsel.com/Tribunnews.com
Dedy Mandarsyah (kanan)-Ayah Lady (tengah), buntut kasus dokter koas dipukuli, hartanya Rp 9,4 miliar bakal didalami KPK pernah disebut saat OTT. 

SURYAMALANG.COM, - Nasib ayah Lady, Dedy Mandarsyah buntut kasus dokter koas dipukuli membuatnya ikut terseret.

Dedy Mandarsyah diketahui menjabat sebagai Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat (Kalbar).

Punya harta Rp 9,4 miliar, nama Dedy Mandarsyah ternyata pernah disebut-sebut dalam operasi tangkap tangan (OTT).

Baca juga: Campur Tangan Lina Ubah Jadwal Dokter Koas Dibongkar Polisi, Intimidasi Luthfi Rekaman Suara Beredar

OTT itu dilakukan di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur (Kaltim).  

Dalam kasus pemukulan doker koas bernama Muhammad Luthfi Hadhyan, Dedy Mandarsyah sebetulnya tidak terlibat saat kejadian. 

Nama Dedy Mandarsyah tercatut sebab istrinya, Sri Meilina alias Lina mengintimidasi Luthfi soal jadwal piket anaknya, Lady Aurellia di RSUD Siti Fatimah Palembang, Sumatera Selatan.

Lina yang merasa jadwal tersebut tidak adil protes kepada Luthfi selaku chief atau ketua koas hingga pemukulan terjadi sebab Fadilla alias DT (sopir Lina) tersulut emosi. 

Baca juga: Sosok Fadilah Tersangka Pemukulan Dokter Koas Bela Bos 20 Tahun Mengabdi Kerja Kini Dipenjara

Pemukulan terhadap Luthfi terjadi di sebuah cafe kawasan Demang Lebar Daun, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (11/12/2024).

Gara-gara kasus tersebut KPK jadi semakin kuat untuk melakukan pendalaman terhadap kekayaan Dedy sebesar Rp 9,4 miliar.

Hal itu seperti yang disampaikan oleh Direktur Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, Herda Helmijaya.

"Saat KPK menangani kasus OTT BBPJN Kaltim akhir 2023, nama yang bersangkutan sebetulnya juga sudah disebut-sebut," ujar Herda, Minggu (15/12/2024) mengutip Kompas.com.

"Hal itu makin menguatkan untuk segera dilakukan pendalaman (terhadap kekayaan Dedy Mandarsyah)," sambungnya.

Baca juga: Pengakuan Fadilah Pelaku Pukul Dokter Koas Resmi Jadi Tersangka, Kesal Lihat Korban Senyam-senyum

Sosok Dedy Mandarsyah & Sri Meilina Ortu Lady Diduga Jadi Penyebab Dokter Koas Dipukuli di Palembang
Sosok Dedy Mandarsyah & Sri Meilina Ortu Lady Diduga Jadi Penyebab Dokter Koas Dipukuli di Palembang (Tribunnews)

Herda menjelaskan, jika KPK sudah memiliki data yang kuat, maka mereka akan memeriksa Dedy.

Pihaknya memperkirakan Dedy akan dipanggil KPK dalam dua pekan ke depan untuk diklarifikasi.

"Kalau kita sudah memiliki data kuat untuk kemudian dilakukan konfirmasi dan klarifikasi pasti pada akhirnya yang bersangkutan akan segera kita panggil," imbuh Herda.

Total harta Dedy mencapai Rp 9.426.451.869, berikut rinciannya:

A. Tanah dan bangunan total Rp 750 juta yang terdiri dari:

 -Tanah dan bangunan seluas 33,8 m2 di Jakarta Selatan senilai Rp 200 juta

 -Tanah dan bangunan seluas 33,8 m2 di Jakarta Selatan senilai Rp 200 juta

 -Tanah dan bangunan seluas 36 m2 di Jakarta Selatan senilai Rp 350 juta

B. Alat transportasi -Mobil Honda CR-V Tahun 2019 senilai Rp 450 juta

C. Harta bergerak Rp 830 juta D. Surat berharga Rp 670,7 juta

E. Kas dan setara kas Rp 6.725.751.869.

Lady Tidur di Ruang VVIP?

Kini, dalam postingan yang viral di sosial media, beredar kabar yang menyebut Lady alias LD tidak tidur di ruang khusus koas, melainkan di ruang VVIP.

Terkait kabar itu, Direktur RSUD Siti Fatimah Az-Zahra, Sumatra Selatan dr. Syamsuddin Isaac Suryamanggala, Sp.OG mengatakan, pihaknya akan menelusuri.

"Terima kasih atas informasinya, kami dari RS Siti Fatimah saat ini sedang fokus membantu menyelesaikan terkait pemukulannya, karena kami mitra FK Unsri" ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (14/12/2024).

"Jadi memang semua sedang fokus terkait masalah pemukulan koas," sambung Syamsuddin.

Menurut Syamsuddin, terkait informasi penggunaan ruang VVIP mesti dikroscek satu-satu, karena pihaknya tidak tahu tingkah laku koas satu per satu.

Jadi kalau ada informasi tersebut terkait adanya perlakuan khusus, semua koas tidak ada perlakuan khusus. 

"Saya tidak bisa memastikan perilaku koas-koas selama di RSUD ini, maka saya harus tanya satu per satu dulu ke seluruh tim" jelas Syamsuddin.

"Hanya saja saat ini semua sedang fokus bekerjasama dengan Unsri untuk menyelesaikan terkait kasus pemukulan nya dulu," imbuhnya.

Baca juga: Profesi Ayah Luthfi Dokter Koas Dipukuli Gak Kalah Mentereng, Menjabat di Perusahaan Ternama

Dengan adanya kejadian ini, pihak RSUD Siti Fatimah ke depannya akan meningkatkan koordinasi lagi. 

Karena koas sudah diberikan jalur untuk memberikan ke pihak rumah sakit, misal ada yang kurang atau tidak pas bahkan kalau ada yang merasa dikhawatirkan bisa diadukan ke manajemen. 

"Karena menajemen sejauh ini sudah berusaha memenuhi pendidikan mereka" sambungnya. 

"Sekali lagi saya mewakili manajemen rumah sakit, kalau mau tahu detail memang harus ditelurusi terlebih dulu" ungkap Syamsuddin.

"Apalagi perilaku-perilaku yang sifatnya belum terinfokan," katanya.

Dalam rilis resmi yang diterima Tribunsumsel.com, Syamsuddin mengatakan, ada beberapa hal yang perlu disampaikan untuk meluruskan berita-berita yang beredar luas.

Mahasiswa Profesi Dokter tersebut pernah melaksanakan kegiatan pendidikan klinis sebagai Dokter Muda dan melaksanakan praktik di RSUD Siti Fatimah. 

Dalam rilis ini juga dijelaskan mengenai alur pembagian jadwal piket. 

"Terkait pengaturan jadwal jaga Mahasiswa selama praktik dilaksanakan berdasarkan hasil musyawarah mahasiswa profesi dokter yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Chief dan diserahkan ke koordinator pendidikan mahasiswa profesi dokter," jelas Syamsuddin, Sabtu (14/12/2024).

Baca juga: Mengenal Lutfi Sosok Dokter Koas Dipukuli di Palembang yang Viral, Ternyata Anak Rantau dari Jakarta

Lalu, sebagai Rumah Sakit Pendidikan, RSUD Siti Fatimah menyiapkan fasilitas sarana prasarana yang dibutuhkan.

"Terkait kejadian pemukulan Mahasiswa profesi dokter yang terjadi di luar lingkungan RSUD Siti Fatimah dan bukan saat jam praktik mahasiswa profesi dokter tersebut" sambungnya. 

"Pihak RSUD Siti Fatimah tidak mengetahui adanya pertemuan antara Mahasiswa profesi dokter dengan orang tua mahasiswa tersebut," ungkap Syamsuddin.

Lebih lanjut, RSUD Siti Fatimah terus berusaha dan fokus pada segala upaya untuk memberikan dan meningkatkan pelayanan yang optimal kepada masyarakat yang membutuhkan.

Hal ini sesuai dengan visi RSUD Siti Fatimah menjadi Rumah Sakit Umum Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit Pendidikan yang mampu mewujudkan pelayanan yang bermutu, profesional, efisien, dengan standar pelayanan kelas dunia. 

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved