Pagebluk PMK

DAFTAR 30 Kabupaten-Kota di Jatim Diserang PMK, Termasuk Peternak Sapi di Malang Raya

Darftar 30 kabupaten-kota di Jawa Timur terindikasi pagebluk penyakit mulut dan kuku (PMK) dan ditemukan 6.072 kasus serta menyebabkan 282 sapi mati.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: iksan fauzi
SURYAMALANG.COM/Mohammad Romadoni
Lokasi peternakan sapi skala besar di Kabupaten Mojokerto terdampak pagebluk akibat PMK. Pagebluk sapi di Mojokerto merembet ke 16 kecamatan dan menyebabkan peternak rugi besar. Daftar 30 Kabupaten-Kota di Jatim Diserang PMK, Termasuk Peternak Sapi di Malang Raya 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Berikut darftar 30 kabupaten-kota di Jawa Timur terindikasi pagebluk penyakit mulut dan kuku (PMK) dan ditemukan 6.072 kasus serta menyebabkan 282 sapi mati.

Jumlah tersebut merupakan kasus yang terlapor dalam kurun waktu dua bulan terakhir yaitu November-Desember 2024. 

Menurutnya kasus PMK mulai merebak di Jatim dan beberapa provinsi di Indonesia sejak akhir tahun 2024 lalu. 

“Total kasus PMK yang telah terlaporkan di Jawa Timur selama dua bulan terakhir November-Desember 2024 adalah sebanyak 6.072 kasus dan sebanyak 282 ekor di antaranya terlaporkan mati,” kata Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (3/1/2025). 

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa rata-rata laporan kasus PMK di Jawa Timur pada bulan Desember bahkan telah mencapai di atas 100 kasus per hari. 

Dari 38 kabupaten kota di Jatim, yang terlapor telah terjangkit PMK telah mencapai 30 kabupaten kota.

Baca juga: Produksi Susu Sapi di Kabupaten Malang Sempat Turun saat PMK, Dinas Peternakan Berhasil Stabilkan

Berikut daftarnya: 

  • Kabupaten Kediri,
  • Kabupaten Jember,
  • Kabupaten Tulungagung,
  • Kabupaten Ngawi,
  • Kota Madiun,
  • Kabupaten Pacitan,
  • Kabupaten Pamekasan,
  • Kabupaten Sumenep,
  • Kabupaten Trenggalek,
  • Kabupaten Bangkalan,
  • Kabupaten Banyuwangi,
  • Kabupaten Lumajang,
  • Kabupaten Bondowoso,
  • Kabupaten Gresik,
  • Kabupaten Jombang,
  • Kota Malang,
  • Kota Batu,
  • Kota Probolinggo,
  • Kabupaten Probolinggo,
  • Kabupaten Lamongan,
  • Kabupaten Bojonegoro,
  • Kabupaten Pasuruan,
  • Kabupaten Malang,
  • Kabupaten Mojokerto,
  • Kabupaten Nganjuk,
  • Kabupaten Probolinggo,
  • Kabupaten Situbondo,
  • Kabupaten Tuban,
  • Kabupaten Ponorogo,
  • Kabupaten Blitar.

“Gejala klinis dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah berikut adanya kelemahan dan kepincangan akut pada kelompok hewan peka, adanya air liur yang berlebihan, terlihat menggantung, air liur berbusa di lantai kendang,” kata Indyah.

Baca juga: PAGEBLUK Sapi di Mojokerto Merembet ke 16 Kecamatan, Peternak Rugi Besar

Selain itu juga terjadi Lepuh/vesikel dan atau erosi didalam mulut, lidah, gusi, nostril, kulit sekitar teracak kaki dan/atau pada puting susu, demam tinggi mencapai 410C. 

“Dan yang sering terjadi Hewan yang terjangkit PMK terlihat lemas karena dalam keadaan sakit dan lebih sering berbaring, sehingga terjadi penurunan produksi susu (pada sapi perah) yang drastis,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, dalam beberapa kasus yang telah cukup parah terdapat kelemahan dan kepincangan akut pada kelompok hewan peka.

Dan terjadi pengeluaran air liur yang berlebihan, terlihat menggantung dan air liur berbusa di lantai kendang.

Sejumlah langkah yang dilakukan, Dinas Peternakan Jatim adalah melakukan sosialisasi dan vaksinasi.

Baca juga: Cara Cegah Wabah PMK di Hewan Sapi Kurban Ala Peternak Kota Malang, Buat Ramuan Jamu Tradisional

Pihaknya juga melakukan pengobatan bagi hewan yang sakit.

“Kita mulai aktif melakukan komunikasi memberikan informasi dan Edukasi kepada peternak. Selain itu kami juga melakukan pengobatan pada ternak sakit dan melakukan vaksinasi pada ternak yang sehat,” jelas Indyah.

Pihaknya pun menegaskan bahwa Pemprov Jatim juga melakukan pengamanan dengan menerapkan pengaturan lalu lintas ternak.

Di mana ternak yang keluar masuk Jatim dilakukan pemeriksaan.

“Kami melaksanakan biosecuriti, melaksanakan pengendalian lalu lintas ternak, ini penting kami lakukan untuk menjaga agar tidak ada penularan yang masif pada hewan yang keluar masuk ke Jatim,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Dinas Peternakan Jatim juga sudah menurunkan tim untuk melakukan penyemprotan desinfektan pada pasar tenak.

Desinfektan ini penting untuk mencegah penularan yang lebih luas.

“Selain itu kami juga sudah melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Kabupaten Kota dan Kementrian Pertanian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk pengendalian PMK dengan menyediakan obat, vitamin, vaksin dan biaya operasional vaksinasi,” beber Indyah.

Peternak sapi di Mojokerto ngenes

Sebelumnya, para peternak sapi mengeluh wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di 16 kecamatan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang menyebabkan hewan ternaknya mati.

Wabah PMK kembali merebak di Mojokerto, pada 2 Desember 2024 dan dampaknya menyebabkan ratusan ekor sapi terjangkit dan 14 sapi mati.

Peternak sapi di Desa Sambiroto, Sooko, Imam Masud (53) mengatakan, wabah PMK sangat merugikan masyarakat terutama bagi peternak skala kecil yang hanya memiliki 1-2 ekor sapi.

Mayoritas warga memilih berternak sapi untuk tabungan atau investasi. Pupus sudah harapan mereka jika ternak sapi satu-satunya itu mati akibat wabah PMK.

"Sangat Ngenes sekali (PMK), terutama bagi peternak skala kecil. Jadi orang yang punya 1-2 ekor sapi terkena wabah, maka harapan dan tabungannya habis," ungkap Imam Masud, Rabu (1/1/2025).

Ia mengaku ada tujuh ekor ternak sapi yang dirawatnya terdampak dan satu di antaranya mati terpapar PMK.

"Ada yang terdampak, tujuh ekor sapi dan yang satunya mati. Alhamdulillah bisa segera ditangani untuk disembuhkan," ucap Imam Masud.

Menurut dia, wabah PMK tahun ini tidak terlalu parah jika dibandingkan pada awal tahun 2022 lalu dengan kasus yang mencapai ribuan tertular.

Para peternak sadar akan wabah itu, segera memberikan vaksinasi PMK untuk hewan ternaknya sebagai antisipasi dan pencegahan penularan.

"PMK masuk ke Mojokerto 2022 dan tahun ini biasanya saja landai, tidak parah seperti dulu karena sekarang sudah divaksin. Jadi sapi yang sudah divaksin PMK, Insya Allah aman," jelasnya.

Dirinya merawat sekitar 200 ekor sapi di sebuah kandang skala besar yang terletak di Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, Mojokerto.

Berbagai jenis sapi di antaranya adalah sapi perah jenis FH (Friesian Holstein, Limousin, Brahman, Simmental.

"Sapi yang terjangkit PMK di sini jenis Simmental dan Limousin yang sering, kemungkinan awalnya belum divaksin. Kita tidak berani mendatangkan sapi baru dari luar daerah, karena di sini masih ada wabah PMK," bebernya.

Dirinya berharap Pemda segera melakukan penanganan tepat untuk menghilangkan wabah, dengan kembali mengintensifkan vaksinasi PMK.

"Pemerintah segera tanggap mengatasi permasalah ini, terus bagaimana penanganannya. Vaksin PMK terutama, karena vaksin sangat dibutuhkan. Enam bulan sekali wajib vaksin, kalau hewan ternak sapi tidak vaksin ya tetap bisa terkena PMK," pungkasnya.

Sebelumnya, Tim paramedik Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, mendatangi peternakan sapi yang terpapar wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Mereka melakukan pengecekan hewan ternak sapi sekaligus pelayanan kesehatan pada hewan ternak di sebuah peternakan sapi skala besar, di Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Selasa (31/12/2024) kemarin.

Petugas menemukan tujuh kasus yaitu, enam ekor sapi sakit terjangkit PMK dan satu sapi mati.

"Tambahan (Kasus PMK) Desa Sambiroto, 7 tertular di antaranya 6 hewan ternak sapi sakit dan 1 mati," ucap Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah.

Ia mengungkapkan kondisi terkini kasus PMK telah menyebar di 16 Kecamatan, Kabupaten Mojokerto.

Dengan rincian, paling banyak kasus PMK terjadi di Kecamatan Kutorejo dengan total 58 ekor sapi dan Pacet 33 sapi.

Kemudian di Kecamatan Jetis 25 kasus dan Kecamatan Puri 20 kasus.

Sapi yang terpapar PMK di Kecamatan Gedeg 18 kasus, Jatirejo dan Trawas masing-masing 15 kasus, Dlanggu 14 kasus, Mojoanyar 13 kasus, Dawarblandong 8 kasus, Mojosari 4 kasus serta Pungging 3 kasus.

"Laporan dari peternak di Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko yaitu tujuh kasus PMK. Penyebaran PMK total 16 kecamatan dari total 18 kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto," ujar Tutik Suryaningdyah.

Kasus PMK pada hewan ternak sapi di Kabupaten Mojokerto meningkat dari 241, menjadi 247 kasus.

Dengan rincian sebanyak 226 ekor sapi kondisinya sakit terpapar PMK, dan 14 ekor sapi mati serta sembilan potong paksa akibat terjangkit wabah tersebut.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved