Wisata Malang Raya

5 SPOT WISATA Pesarean Gunung Kawi Malang Isi Liburan Imlek 2025, Klenteng dan Makam Eyang Djoego

5 Spot wisata Pesarean Gunung Kawi Malang cocok untuk mengisi liburan Imlek 2025, klenteng Dewi Kwan Im, Ciamsi, makam Eyang Djoego hingga masjid. 

Instagram @pesareangunungkawi
Pesarean Gunung Kawi Malang cocok untuk mengisi liburan Imlek 2025, klenteng Dewi Kwan Im, Ciamsi, makam Eyang Djoego hingga masjid.  

SURYAMALANG.COM, - Simak lima spot wisata di Pesarean Gunung Kawi di Desa Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang menarik untuk dikunjungi. 

Terutama saat momen libur Tahun Baru Imlek 2025 yang akan berlangsung pada Selasa 28 Januari (cuti bersama) dan Rabu 29 Januari 2025.

Libur panjang juga ditambah dengan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada Senin (27/1/2025) ditetapkan sebagai hari libur Nasional.

Itu artinya ada total 3 hari libur beruntun yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengisi waktu bersama keluarga atau teman.

Salah satu destinasi menarik yang bisa dikunjungi jika ingin merasakan pengalaman Imlek sekaligus belajar tentang ritual dan budaya adalah Pesarean Gunung Kawi.

Alamat Pesarean Gunung Kawi berada di Jl. Pesarean, RT.9/RW.05, Sumbersari, Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Terkenal dengan pesarean atau pemakaman yang dikeramatkan, wisata di Pesarean Gunung Kawi banyak dimintai peziarah.

Berikut lima spot wisata di Pesarean Gunung Kawi yang bisa dikunjungi:

1. Makam Eyang Djoego 

Di Pasarean itu terdapat makam Kanjeng Kyai Zakaria II atau disebut Eyang Djoego (wafat 22 Januari 1871).

Eyang Djoego adalah tokoh bangsawan yang ikut menentang penjajah di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro.

Kemudian Eyang Djoego lari ke daerah Jawa bagian timur setelah kalah Perang Jawa.

Baca juga: Bawang Merah Batu Ijo di Lereng Gunung Kawi Bikin Sejahtera Petani di Ngantang Kabupaten Malang

Selama hidup, Eyang Djoego banyak membantu menyebarkan Islam, hingga sampai kematian kharismanya pun tidak pudar.

Terbukti dengan banyaknya peziarah yang datang ke pesarean Eyang Djoego.

Terutama pada 1 Muharram atau 1 Suro, banyak peziarah yang datang ke pesarean ini.

Eyang Djoego juga merupakan kerabat dari Keraton Kertosuro yang menjadi pengawal perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda, antara tahun 1825-1830.

Selain itu, Eyang Djoego juga buyut dari Susuhanan Pakubuwono I (yang memerintah Keraton Kertosuro 1705-1717).

2. Makam Raden Mas Iman Soedjono

Sama seperti Eyang Djoego, di Pasarean Gunung Kawi juga terdapat makam Raden Mas Imam Soedjono (wafat 8 Februari 1876). 

Raden Mas Imam Soedjono juga tokoh bangsawan yang ikut menentang penjajah di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro dan lari ke daerah Jawa bagian timur setelah kalah Perang Jawa.

Selama hidup, Raden Mas Imam Soedjono juga banyak membantu menyebarkan Islam.

Adapun, Raden Mas Imam Soedjono merupakan buyut dari Sultan Hamengku Buwono I (memerintah Keraton Yogyakarta pada 1755-1892).

Lokasi makam Eyang Djoego dan Raden Mas Imam Soedjono berada di satu area. 

3. Masjid dengan Arsitektur Demak

Selain berziarah, area Pesarean Gunung Kawi juga mempunyai destinasi wisata Masjid dengan arsitektur Demak.

Arsitektur masjid memadukan unsur tradisional Hindu, Jawa dan Islam. 

Di dalam masjid ada ruang salat yang luas, dilengkapi dengan pencahayaan alami yang dihasilkan melalui jendela-jendela besar di sekeliling masjid.

Baca juga: Rekomendasi Wisata Murah di Pacet untuk Liburan Isra Miraj & Imlek 2025, Tiket Mulai Rp 10 Ribu

Tempat ibadah umat islam yang diberi nama Masjid Agung Raden Mas Iman Soedjono itu dibangun pada tahun 1982.

Masjid dibangun dengan tujuan memfasilitasi kebutuhan beribadah umat muslim baik dari masyarakat yang tinggal di sekitar Pesarean Gunung Kawi ataupun pengunjung yang datang.

Kini, Masjid Agung R.M Iman Soedjono menjadi salah satu masjid besar di Desa Wonosari yang mampu menampung ribuan jamaah.

Masjid juga menjadi pusat kegiatan beribadah serta tempat penyelenggaraan kegiatan hari besar Islam bagi warga.

4. Klenteng Dewi Kwan Im, Tie kong dan Ciamsi

Tie Kong di Pesarean Gunung Kawi berada satu kawasan dengan Klenteng Dewi Kwan Im dan Ciamsi.

Klenteng ini buka mulai pukul 07.30 - 21.30 WIB dan melayani pengunjung yang akan berziarah ke makam Eyang Djoego dan Eyang Raden Mas Iman Soedjono.

Bagi pengunjung yang membutuhkan bantuan seputar informasi di klenteng, tersedia petugas yang berada di lokasi.

Sekdar informasi, Tie Kong atau Thi Kong adalah sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa dalam bahasa Tionghoa.

Sembahyang kepada Tie Kong atau Thi Kong disebut Pai Thi Kong. 

Sedangkan Ciamsi adalah ritual ramalan tradisional masyarakat Tionghoa untuk mengetahui nasib dan peruntungan. 

Dalam tradisi Tionghoa, hari Kwan Im meninggalkan raganya merupakan salah satu dari tiga hari besar memperingati Dewi Kwan Im.

Peringatan ini dilaksanakan tanggal 19 bulan 9 menurut kalender lunar Tionghoa. Tanggal tersebut diperingati ketika Dewi Kwan Im "naik" atau meninggalkan dunia fana.

Baca juga: Wisata Murah di Pakisaji Malang Untuk Liburan Bersama Keluarga di Akhir Pekan, Bisa Wisata Kuliner

Dewi Kwan Im adalah perwujudan kasih sayang dan welas asih, dan para umat memperingati momen ini untuk menghormati pengorbanannya dalam membantu umat manusia.

Pada hari peringatan ini, umat biasanya datang ke klenteng untuk berdoa, mengucapkan terima kasih atas perlindungannya, serta memohon berkat dan kebaikan.

Mereka sering kali membawa persembahan seperti buah-buahan dan lilin untuk menyimbolkan doa-doa mereka.

Di Pesarean Gunung Kawi, pengunjung dari berbagai latar belakang kepercayaan dapat mengikuti ritual-ritual yang tidak terbatas pada satu agama atau etnis.

Misalnya, tradisi ciamsi, yang biasa dilakukan oleh pengunjung yang mencari petunjuk atau jawaban atas persoalan hidup, bisa diikuti oleh siapa saja tanpa memandang agama, suku, atau kepercayaan tertentu.

Keragaman inilah yang menjadikan Pesarean Gunung Kawi sebagai simbol toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Dimana semua orang bisa berkumpul untuk berziarah, berdoa, atau sekadar menikmati suasana dan budaya di tempat ini.

5. Area Pertokoan

Area pertokoan di Pesarean Gunung Kawi mencerminkan keragaman etnis dan budaya yang hidup berdampingan di Desa Wisata Pesarean Gunung Kawi.

Hal itu juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. 

Di waktu tertentu, pengelola Pesarean Gunung Kawi juga mengadakan pagelaran seni wayang, seni karawitan dan tari-tarian tradisional Jawa.

Pengunjung juga dapat menikmati kesejukan udara dan kekayaan alam di Desa Wisata Pesarean Gunung Kawi, serta mencoba kuliner khas Gunung Kawi seperti umbi-umbian, kacang dan kopi.

Demikian lima spot wisata di Pesarean Gunung Kawi yang menarik untuk dikunjungi. 

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved