Merawat Kemabruran Puasa

Berorientasi Husnul Khatimah

Kita harus berusaha menyingkirkan kesenangan dan kebahagiaan sesaat dengan mengorbankan perinsip dan nilai-nilai luhur kehidupan.

Editor: Dyan Rekohadi
FOTO DOKUMENTASI PRIBADI
Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA 

Kesemuanya ini memberikan hikmah betapa manusia juga sebaiknya mengerjakan perbuatannya dua kali, sekali dalam perencanaan dan kedua kalinya dalam bentuk actions (hasab).

Antara perbuatan pertama (niat) dan perbuatan kedua (actions) sedapat mungkin tidak terjadi perbedaan berarti.

Apa yang ada di dalam konsep dan perencanaan itulah yang menjadi kenyataan. Satu set antara niat dan  perbuatan sesungguhnya itulah jalan lurus (shirath al-mustaqim).

Perbuatan yang tidak sesuai dengan niat semula boleh jadi disebut jalan yang dimurkai Tuhan (al-magdhub) atau jalan sesat (al-dhalin).

Keselarasan antara blue print (ciptaan pertama) dengan perbuatan (ciptaan kedua) membutuhkan kepemimpinan dan manajemen.

Manajemen dimaksudkan di sini tidak lain adalah adalah mengerjakan hal-hal yang baik dan benar secara konsisten.

Melakukan pebuatan baik dan benar secara konsisten sesungguhnya juga memerlukan manajmen kalbu, yaitu pengelolaan kalbu secara baik dan benar.

Caranya tentunya bagi umat beragama caranya ialah konsisten mengukuti tuntunan ajaran agama secara telaten. 

Untuk mencapai husnul khatimah di dalam urusan duniawi kita maka diperlukan penetapan sasaran-sasaran atau tujuan program yang bisa dicapai  yang dapat dicapai.

Kita tidak boleh melupakan sasaran-sasaran tersebut.

Sesederhana apapun suatu tujuan tetap kita tidak boleh melupakannya.

Karena itu, jangan pernah kita tidak menghargai hal-hal yang kecil dan sederhana dalam hidup ini, karena kebanyakan yang menggagalkan hidup seseorang bukan hal besar tetapi hal-hal kecil.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved