Pertamina Oplos Pertamax dan Pertalite

Respons Mahfud MD Heran Ahok Belum Dipanggil Kasus Pertamina, Andre Rosiade Sebut BTP Banyak Bacot

Respons Mahfud MD heran Ahok belum dipanggil Kejagung soal kasus Pertamina, Andre Rosiade debat panas di DPR RI sebut BTP banyak bacot.

|
Youtube DPR RI/Mahfud MD Official
AHOK DALAM KASUS PERTAMINA - Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD (KIRI) saat ngobrol di channel Youtube-nya, Selasa, (11/3/2025) mengomentari Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang tak kunjung dipanggil Kejagung dalam kasus Pertamina. Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade (KANAN) saat mengikuti rapat kerja Komisi VI DPR RI Selasa (11/3/2025) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Andre menyebut Ahok banyak bacot. 

SURYAMALANG.COM, - Respons Mahfud MD heran Ahok belum dipanggil oleh Kejagung terkait kasus Pertamina belakangan mencuat.

Sementara itu, secara terpisah Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade menyebut Ahok banyak bacot dalam kasus Pertamina.

Ucapan Andre Rosiade itu membuatnya adu mulut dengan anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP, Rieke Diah Pitaloka. 

Seperti diketahui munculnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan berkomentar terkait kasus Pertamina menuai pro-kontra.

Baca juga: Beda Jauh Kekayaan Ahok Vs Hotman Paris Panas Gara-gara Korupsi Pertamina, Klaim Rp 4,5 Triliun

Semua itu tidak luput dari jabatan Ahok sebagai Mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Tbk. 

Diketahui kasus korupsi di Pertamina berlangsung pada periode 2018-2023 sedangkan Ahok menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina sejak 22 November 2019-2 Februari 2024.

Respons Mahfud MD

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyarankan Kejaksaan Agung RI turut memanggil Ahok.

Menurut Mahfud, Kejagung perlu memanggil Ahok untuk menggali keterangan terkait kasus tata kelola minta mentah di Pertamina.

Mahfud MD berpendapat, keterangan Ahok bisa jadi membuat kasus Pertamax oplosan ini menjadi terang-benderang.

Ahok sebelumnya berkoar memiliki informasi yang bisa diberikan pada Kejagung demi menguak kasus Pertamina dan menyebut ada sejumlah tangan besar yang terlibat dalam kasus Pertamina.

"Sudah di atasnya (Pertamina) dan itu kan keyakinan Ahok dan Ahok ada di situ," kata Mahfud MD dalam Youtube Mahfud MD Official tayang Selasa, (11/3/2025).

Baca juga: JUMLAH Gaji Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina Diklaim Hotman Paris Miliaran, Faktanya Cuma Segini

Oleh karenanya, Mahfud berpendapat Ahok memang perlu dipanggil Kejagung.

"Menurut saya Ahok perlu dipanggil," katanya melansir TribunnewsBogor.com.

Pemanggilan Ahok, kata Mahfud bukan untuk mempertanggungjawabkan kasus Pertamina.

"Bukan untuk pertanggungjawaban pidana, dia menjelaskan saja sehingga nanti jalan masalah pidananya bisa terurai," kata Mahfud MD.

Perlu diingatkan kembali Ahok pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Dengan jabatan tersebut menurut Mahfud, belum tentu juga Ahok terlibat dalam kasus Pertamina.

"Belum tentu, apalagi dia tidak punya hubungan langsung dengan itu kan. Pernyataannya bisa memberi peta jalan untuk menemukan siapa-siapa pelakunya," kata Mahfud MD.

Mahfud MD menekankan mestinya Kejagung merespon kesiapan Ahok untuk diperiksa.

"Ya direspon dong, Kan kita panggil biasanya tidak sampai meledak jauh yah, ini sudah jauh begitu tidak direspons juga," kata Mahfud MD.

Andre Rosiade Sebut BTP Banyak Bacot

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) menjadi pembahasan panas dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI yang digelar pada Selasa (11/3/2025) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Suasan berubah menjadi panggung perdebatan sengit antara dua politisi Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade, dan anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP, Rieke Diah Pitaloka.

Andre Rosiade dan Rieke Diah Pitaloka saling adu argumen terkait kasus korupsi minyak mentah Pertamina yang turut menyebut nama mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Semua berawal ketika Andre Rosiade dengan berani melontarkan kritik pedas terhadap Ahok, yang disebutnya "banyak bacot" soal pengawasan di Pertamina.

Baca juga: Prediksi Nasib Ahok di Skandal Korupsi Pertamina, Potensi Mantan Komisaris Utama Dipanggil Kejagung

Andre menuduh Ahok sewaktu menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina periode 2019 hingga 2024, hanya menikmati fasilitas mewah dan gaji fantastis tanpa melakukan tindakan nyata untuk memberantas korupsi di perusahaan BUMN itu.

"Ahok itu ngapain aja di Pertamina? padahal, Ahok itu menikmati loh penghasilan puluhan miliar rupiah waktu jadi Komut Pertamina. Karena Ahok itu Komisaris Utama 2019 sampai 2024"  sindir Andre dengan nada tinggi.

"Bayangin puluhan miliar rupiah per tahun, belum lagi rajin main golf. Itu fasilitas Ahok yang didapatkan jadi Komut Pertamina," lanjutnya melansir Tribunnews.com.

Andre pun membandingkan Ahok dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang berani melaporkan kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri ke Kejaksaan Agung RI. Hasilnya, kasus tersebut langsung diusut penyidik.

"Ahok ngapain selain ngebacot, omon-omon, marah-marah, maki-maki, bapak-bapak? apa yang dilakukannya? ada enggak dia bawa data ke aparat penegak hukum? enggak ada 'kan," tambah Andre.

Pernyataan tersebut langsung memancing reaksi keras dari Rieke Diah Pitaloka, yang membela rekan separtainya di PDIP.

"Panggil Ahok ke sini!" seru Rieke, menyela dengan tegas.

Tanggapan Rieke membuat suasana semakin memanas.

Andre menanggapi dengan geram, menegaskan tidak ada gunanya memanggil Ahok yang sudah pensiun sebagai Komisaris Utama.

"Ngapain dipanggil? ngapain kita kasih panggung seseorang yang sudah pensiun, enggak berbuat apa-apa, Lalu, sekarang setelah Kejagung melakukan penegakan hukum, dia mau jadi pahlawan kesiangan" tambahnya. 

"Ini kan pahlawan kesiangan!" ujar Andre penuh semangat.

Baca juga: PENYEBAB Ahok Tidak Ditakuti 3 Petinggi Koruptor Pertamina, Riva Cs Tukang Ngeyel Bermuka Tebal

Bagi Andre, jika Ahok benar-benar peduli dengan kasus Pertamina seharusnya sudah membawa bukti-bukti dan data kepada aparat penegak hukum saat masih menjabat.

Kini Ahok justru mencuri sorotan saat Kejaksaan Agung mulai mengusut kasus korupsi yang melibatkan perusahaan energi raksasa tersebut.

"Kalau dia punya data, dia jadi Komut seharusnya dia bawa datanya ke Kejagung, KPK atau ke Kepolisian. Itu baru kerja pengawasan" kata Andre.

"Kalau sekarang Kejagung melakukan penangkapan di era Prabowo, lalu dia ngebacot. 'Oh saya punya data'. Lah, elu ngapain aja bro (Ahok) selama ini?" sindirnya lagi.

Andre menambahkan, Ahok tidak lebih dari sekadar mencari panggung politik saja dalam kasus korupsi Pertamina.

"Ini kan orang sudah pensiun, tidak punya panggung politik, memanfaatkan kehebatan Kejagung di era Prabowo untuk numpang tenar kembali supaya populer kembali" tambahnya.

"Ini gaya politisi numpang tenar, pansos kemampuan kinerja Kejagung di era Presiden Prabowo," kata mertua pemain Timnas Indonesia Pratama Arhan itu.

Diberitakan sebelumnya, dalam sebuah wawancara, Ahok mengaku siap membongkar seluruh fakta yang dia ketahui, termasuk rekaman rapat yang selama ini disimpan.

Ahok berencana untuk memutarnya di pengadilan jika dibutuhkan.

Bahkan Ahok mengaku memiliki bukti berupa rekaman dan notulen rapat yang dapat mendukung keterangannya.

Selain itu, Ahok juga berencana memutar rekaman rapat tersebut di persidangan.

"Saya siap, saya senang membantu, dan saya senang kalau di sidang, semua rekaman rapat saya itu diputar supaya seluruh rakyat Indonesia mendengarkan apa yang terjadi di Pertamina, apa yang (membuat) saya marah-marah di dalam," ungkap Ahok mengutip YouTube Narasi tayang Sabtu (1/3/2025).

Terpisah, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Febrie Adriansyah menerangkan proses penyidikan hingga kini masih berlangsung.

"Ya proses penyidikan masih berjalan," katanya.

Walau begitu, Febrie tak dapat memastikan apakah Kejagung akan melibatkan Ahok atau tidak.

"Pihak-pihak yang kita anggap perlu untuk pembuktian, pasti kita periksa," katanya.

Seperti diketahui, salah satu modus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) periode 2018-2023 adalah mengoplos bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dengan Pertalite.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved