Merawat Kemabruran Puasa 

Dari Khauf ke Khasyyah

Jika ingin selamat dari siksa neraka maka seharusnya kita menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama, seperti perzinahan, pembunuhan, korupsi.

Editor: Dyan Rekohadi
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
FOTO DOKUMENTASI -MENTERI AGAMA NASARUDDIN - Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025). 

Oleh : Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

Ikhauf dan khasyah dapat diartikan dengan takut di dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi di dalam Bahasa Arab, keduanya dapat dibedakan pengertiannya.

Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya dengan kosa kata (mufradat).

Itulah sebabnya ada kesulitan di dalam menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa apapun.

Bahasa Arabnya “cinta” ada 14 kosa kata, mulai dari cinta monyet sampai pada cinta Ilahi. Akan tetapi jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia semuanya bisa diartikan dengan cinta.  

Contoh lain, kata “jika” padanannya di dalam bahasa Arab ada tiga kosa kata, yaitu: idza, lau, dan in.

Jika suatu keadaan yang digambarkan 99,9 persen kemungkinannya akan terjadi maka digunakan kata idza.

Sebaliknya jika suatu keadaan 99,9 % kemungkinannya tidak akan terjadi maka digunakan kata lau.

Jika separuh-separuh kemungkinannya akan terjadi maka digunakan kata in.

Contoh lain, duduk yang tadinya berdiri kosa kata Arabnya jalasa dan duduk yang tadinya tidur kosa kata Arabnya qa’ada. Kata jalasa dan qa’ada keduanya diindonesiakan dengan kata duduk.

Kata khauf yang berasal dari akar kata khafa berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu adalah makhluk seperti harimau, ular, tsunami, gempa bumi, hantu, dll. Contoh penggunaannya di dalam Alquran ialah:

“Berkata Yakub; "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya." (Q.S. Yusuf/12:13).  

Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah srigala, karena itu digunakan kata akhafa.

Sedangkan kata khasyyah berasal dari akar kata khasya berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu ialah Sang Khaliq, Allah SWT.

Seperti dinyatakan di dalam Al-Qur’an: ”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved