'Ampun Pak' Nasib Mahasiswa Diamankan Polisi Saat Demo di Surabaya Ricuh, Ada yang Dari Unair

Terungkap nasib mahasiswa diamankan polisi saat demo tolak UU TNI di Surabaya berakhir ricuh. Ada mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
SURYAMALANG.COM/HABIBUR ROHMAN
DEMO DI SURABAYA - Peserta demontrasi menolak Undang-undang (UU) TNI yang sempat ricuh di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (24/3/2025) sore, dikabarkan diamankan oleh anggota kepolisian. 

"Ampun pak," pekik teriak peserta aksi yang diseret oleh beberapa orang petugas kepolisian berpakaian sipil. 

Andri, salah satu peserta aksi menyebutkan, terdapat tiga orang peserta aksi yang dibawa oleh beberapa anggota kepolisian berseragam sipil. 

Pihaknya berupaya melobi beberapa petugas kepolisian yang menemui mereka agar segera membebaskan peserta aksi yang dibawa. 

"Semua organisasi, iya 3 orang. Salah satunya dari Unair. Iya ini mau negosiasi untuk dikeluarkan," perwakilan massa aksi dari Unair, Andri, saat ditemui SURYAMALANG.COM, di lokasi. 

Sebelumnya, ribuan orang massa dari berbagai elemen organisasi menggelar aksi demontrasi menolak Undang-undang (UU) TNI, di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, kawasan Jalan Gubernur Suryo, Surabaya Senin (24/3/2025)

Juru bicara massa aksi, Jaya mengatakan, aksi demontrasi kali ini merupakan suara rakyat yang tidak menghendaki adanya orde baru kembali bangkit melalui UU TNI

Oleh karena itu, menyampaikan aspirasi rakyat di Jatim, Jaya menyampaikan delapan tuntutan, diantaranya 1) Tolak revisi UU TNI yang sekarang. 2) Tolak fungsi TNI dalam ranah sipil. 3) Tolak fungsi TNI dalam operasi militer selain perang, terutama dalam ranah siber

Kemudian, 4) Bubarkan komando teritorial. 5) Tarik militer dari semua tanah Papua. 6) Revisi UU Peradilan Militer. 7) Kembalikan TNI ke barak. 8) Copot TNI dari jabatan-jabatan sipil. 

"Jelas, revisi UU TNI kemarin akan semakin punya superbody dan itu akan mrlemahkan super masyarakat sipil. Itu yang kami khawatir. Ketika super masyarakat sipil sudah nggak ada atau dilemahkan, lalu apa yang bisa kita sebut kalau bukan fasisme," ujarnya pada awak media di lokasi depan Gedung Grahadi Surabaya pada Senin (24/3/2025). 

Demo Berakhir ricuh

PENANGKAPAN DEMONSTRAN - Petugas berpakaian preman mengamankan salah satu demonstran peserta aksi penolakan UU TNI di Surabaya, Senin (24/3/2025). Sejumlah petugas berpakaian preman dikerahkan meringkus sejumlah demonstran
PENANGKAPAN DEMONSTRAN - Petugas berpakaian preman mengamankan salah satu demonstran peserta aksi penolakan UU TNI di Surabaya, Senin (24/3/2025). Sejumlah petugas berpakaian preman dikerahkan meringkus sejumlah demonstran (SURYAMALANG.COM/FATIMATUZ ZAHROH)

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, suasana depan Gedung Negara Grahadi Surabaya dalam aksi demo penolakan UU TNI memanas.

Hingga, Senin (24/3/2025) sekitar pukul 17.32 WIB, aksi saling lempar masih mewarnai kericuhan yang terjadi di lokasi. 

Aksi ini berlangsung sejak Senin siang.

Sekalipun kepolisian sudah menembakkan water cannon untuk membubarkan aksi, namun ribuan pendemo masih bertahan di sekitar lokasi.

Titik kericuhan pun makin meluas. 

Bukan lagi di depan Gedung Negara Grahadi, namun juga meluas sampai di kawasan Taman Apsari.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved