PKL Berharap Ada Tempat Berjualan yang Aman dan Tenang di Sekitar Alun-alun Merdeka Kota Malang

PKL Berharap Ada Tempat Berjualan yang Aman dan Tenang di Sekitar Alun-alun Merdeka Kota Malang

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
PENCARI REZEKI - Pedagang Kaki Lima (PKL) di Alun-alun Merdeka Kota Malang berjualan pada Rabu (9/4/2025). Mereka berharap ada tempat berjualan yang nyaman dan aman sehingga tidak perlu lagi ada penertiban oleh petugas Satpol PP. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Manaroh, Pedagang Kaki Lima (PKL) di Alun-alun Merdeka, Kota Malang duduk santai di depan dagangannya. Ia menjual mainan anak-anak di dekat taman bermain anak.

Satu dan dua orang anak kecil didampingi orangtuanya sesekali datang mendekat ke dagangannya. Ada yang beli, lainnya hanya melihat-lihat saja.

Manaroh, saat ditemui bercerita bahwa dia telah berjualan di Alun-alun sejak muda. Sejak dia belum menikah dan sekarang telah memiliki tiga orang anak.

Ia tinggal berpindah-pindah, dari Jodipan, kemudian ke Muharto, dan sekarang di Sukun. Hingga saat ini, Manaroh mengaku masih belum memiliki tempat tinggal tetap.

Tak lama kemudian, ia segera merapikan barang dagangannya setelah azan ashar. Barang dagangannya tersebut berada di atas gerobak dengan roda kecil.

Kemudian ia dorong gerobak itu keluar lingkungan Alun-alun Merdeka Malang. Dipindah ke depan Kantor Pos.

"Takut nanti digrebek Satpol PP," ujar Manaroh.

Manaroh sudah berulang kali berurusan dengan Satpol PP. Ia pernah dikejar oleh Satpol PP saat melarikan menyelematkan diri ke Ramayana.

Saat tertangkap, tas kecil yang ia bawa digeledah oleh petugas. Barang-barang dagangannya di dalam tas dirampas. Ia kemudian menjalani sidang tindak pidana ringan.

"Saya berjualan sudah sejak eranya Pak Peni. Sudah kenyang kalau dikejar-kejar Satpol PP. Jamannya Abah Anton saya dikejar sampai Ramayana," akunya.

Kini, di era Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Manaroh juga masih harus 'kucing-kucingan' dengan petugas. Tidak ada tempat ideal bagi dirinya untuk berdagang. Di sisi lain, hanya Alun-alun Merdeka Malang yang menjadi tempat mendulang rizki.

Ia berharap, pemerintah bisa memberikan tempat yang dapat digunakan oleh pedagang kaki lima. Tempat tersebut tidak berada jauh dari taman bermain.

"Kalau belum ada tempat, ya jadinya begini, mencuri-mencuri kesempatan," ujarnya.

Saat Lebaran 2025, Manaroh mendulang untuk yang cukup tinggi dari hari-hari biasanya. Ia bisa mendapatkan hingga Rp 500 ribu per hari dari jualan mainan. Jumlah itu lebih banyak dari hari-hari biasa yang terkadang hanya mendapatkan uang Rp 25 ribu saja.

"Jadi saat Lebaran itu memang waktunya," ujarnya.

Pedagang lainnya, Muhammad Sawi juga mengharapkan ada tempat bagi para pedagang kaki lima berjualan. Tempat tersebut sangat dibutuhkan agar para pedagang bisa berjualan dengan tenang.

Sawi menyadari, bahwa berjualan di dalam Alun-alun Merdeka Malang dilarang. Namun, tidak bisa dipungkiri juga, banyak orang datang ke Alun-alun Merdeka Malang sehingga di situ menjadi tempat berjualan yang menguntungkan.

"Saya dengan mau ada revitalisasi, ya semoga ada tempat bagi para pedagang," katanya.

Pedagang ingin berjualan dengan tenang. Tidak ada kekhawatiran akan ditangkap atau dikejar-kejar oleh petugas. Sawi berharap pemerintah bisa memberikan solusi atas kondisi ini.

Diberitakan sebelumnya,  rencana revitaliasasi Alun-alun Merdeka Kota Malang akan dilakukan selepas Syawal 1446 Hijriah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman saat ditemui di Balai Kota Malang mengatakan, pihaknya telah mendengar rencana revitalisasi dari pihak Bank Jatim.

"Pelaksanaannya menunggu dari Bank Jatim, ya. Kami tidak bisa menentukan tanggal. Kemarin informasinya memang selepas Syawalan ini," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (9/4/2025).

Rahman mengatakan, DLH juga sudah menerima paparan desain. Dalam desain baru yang ditawarkan pihak Bank Jatim, nantinya bagian tengah Alun-alun direncanakan bisa menjadi tempat pertunjukan publik. Selebihnya, seperti dijelaskan Rahman, tidak ada banyak perubahan.

Tidak ada tempat untuk jualan. Rahman menegaskan bahwa fungsi Alun-alun Malang sebagai tempat berkumpul warga, sebagai fasilitas umum yang diharapkan bisa menjadi kenyamanan saat dikunjungi.

Tempat bermain anak banyak diperbaiki. Rahman mengatakan hal tersebut akan membedakan kondisi Alun-alun sebelum dan sesudah direvitalisasi.

"Setahu saya, alun-alun fasilitas umum, tidak ada tempat khusus untuk jualan. Sejauh ini, dalam konsep perencanaan tidak ada lahan untuk berjualan. Ini kan intinya untuk dinikmati pengunjung. Memang tidak bisa dihindari, tempat yang ramai itu ada orang berjualan di sana," katanya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved