Kota Malang Luncurkan Program My Village My Home, Permudah Balita dapat Imunisasi

Pemkot Malang mencanangkan program 'My Village My Home'. Program yang menyasar kelompok bayi atau balita untuk mendapatkan imunisasi.

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
IMUNISASI ANAK - Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memberikan tetes imunisasi kepada bayi saat peluncuran program My Village My Home, Senin (21/4/2025). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemerintah Kota Malang mencanangkan program 'My Village My Home'. Program yang menyasar kelompok bayi atau balita untuk mendapatkan imunisasi.

Kepala Bidang (Kabid) Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Meifta Eti Winindar mengatakan, laporan pada 2024 menunjukan capaian imunisasi menyentuh angka 95,16 persen dari target 93 persen.

Pada tahun ini, Pemkot Malang mematok target sebesar 96 persen. Hingga April 2024, sudah tercapai 35 persen capaian imunisasi. Capaian imunisasi belum pernah menyentuh 100 persen. Ada sejumlah tantangan di lapangan, mulai dari kendala teknis penjadwalan hingga pola pikir masyarakat.

Melalui program My Village My Home, kendala di lapangan bisa teratasi. Melalui program ini, kader Posyandu akan mencatat setiap bayi dan balita yang akan menerima imunisasi. Sebelumnya, bayi dan balita hanya datang langsung ke Posyandu kemudian dicatat oleh kader.

"Ini sebuah program yang diinisiasi untuk memastikan semua sasaran mendapatkan imuniasasi tepat sesuai kelompok usianya."

"Artinya, semua Posyndu berharap bisa mendata bayi dan balita yang belum mendapatkan imunisasi. Jenisnya apa saja dan dia berusia berapa," ujar Meifta kepada SURYAMALANG.COM, Senin (21/4/2025).

Jika ada bayi yang tidak mendapatkan imunisasi karena pergi atau alasan sebagainya, maka Posyandu akan memfasiltiasi dengan nama imunisasi kejar.

"Kami data dulu, lalu kami jadwalkan. Itu nanti akan kami lakukan secara serentak di seluruh Posyandu. Biasanya, kalau imunisasi bayi dibawa ke Posyandu, lalu ditetes atau disuntik baru dicatat."

"Kalau My Village My Home, kami mencatat dulu siapa nama bayinya, jenis imunisasinya apa saja, kemudian dia mendapatkan itu di usia berapa," kata Meifta.

Program My Village My Home ini bersifat perencanaan. Dengan rencana yang jelas, masyarakat diharapkan dapat mengetahui jadwalnya. Diharapkan tidak ada lagi jadwal yang berhalangan.

"Mengejar terget imunisasi masih sulit. Pertama, biasanya mereka itu waktu dijadwal, kadang ada kepentingan lain. Kadang yang bersangkutan sakit."

"Kadang pula tidak dizinkan oleh orangtua karena takut kejadian pasca imunisasi. Misalnya saja anaknya panas, anaknya batuk, diare dan sebagainya. Kemudian lagi, tidak yakin terkait haram dan halal," papar Meifta.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat yang meresmikan program tersebut mengatakan pemerintah sangat konsen terhadap upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. Program-program yang telah dicanangkan berupaya mengedukasi para orangtua agar tidak anti imunisasi, termasuk program My Village My Home.

"Harapannya, dengan program ini bisa memberikan pemahaman kesadaran terutama ibu-ibu dengan potensi penyakit yang bisa terjadi pada bayi apabila tidak diantisipasi. Nanti juga ada vaksin dan suntik untuk remaja agar tidak kena kanker serviks," ujar Wahyu Hidayat.

Pengetahuan akan pentingnya imunisasi sangat penting, terutama kepada para orangtua. Anak yang tidak mendapatkan imunisasi berpotensi mudah diserang oleh penyakit. Upaya mencapai 100 persen jangkauan imunisasi banyak terkendala karena orangtua tidak memiliki kepedulian membawa anak ke Posyandu.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved