Impian Mbok Yem Mau Pensiun Jaga Warung di Puncak Lawu Sebelum Meninggal, Ingin Hidup Sama Cucunya

Terungkap impian Mbok Yem yang ternyata mau pensiun jaga warung di Puncak Gunung Lawu sebelum meninggal dunia. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Kolase Tribunnews
MBOK YEM MENINGGAL - Sosok Mbok Yem pemilik warung di Puncak Gunung Lawu meninggal dunia. Impiannya ingin hidup bareng cucunya sebelum meninggal. 

SURYAMALANG.COM - Terungkap impian Mbok Yem yang ternyata mau pensiun jaga warung di Puncak Gunung Lawu sebelum meninggal dunia. 

Mbok Yem ingin tinggal dan hidup bersama cucunya yang jarang ia temui ketika berada di warungnya di Puncak Gunung Lawu

Namun, impian Mbok Yem itu tidak akan pernah terwujud setelah dirinya meninggal dunia. 

Wakiyem atau yang akrab disapa Mbok Yem telah tutup usia pada Rabu (23/4/2025) di kediamannya yang berada di Magetan, Jawa Timur.

Sudah bukan rahasia lagi, Mbok Yem telah dikenal oleh banyak orang, terutama para pendaki Gunung Lawu.

Mbok Yem sendiri memiliki warung yang berada di Puncak Gunung Lawu, ia sudah mulai berjualan sejak tahun 1980-an.

Warung yang berada di ketinggian 3.150 mdpl itu selalu menyajikan hidangan berupa pecel dan gorengan dengan harga terjangkau.

 MBOK YEM MENINGGAL - Mbok Yem meninggal dunia di kediamannya di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur pada Rabu (23/4/2025) sekira pukul 13.30 WIB. (Instagram.com/@magetanbanget)
 MBOK YEM MENINGGAL - Mbok Yem meninggal dunia di kediamannya di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur pada Rabu (23/4/2025) sekira pukul 13.30 WIB. (Instagram.com/@magetanbanget) ()

Baca juga: Revalino Ternyata Sudah Diperiksa Polisi Soal Hubungannya dengan Lisa Mariana, jadi Saksi Laporan RK

Seiring dengan berjalannya waktu, kondisi kesehatan Mbok Yem terus mengalami penurunan.

Hingga akhirnya sang pemilik warung itu menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (23/4/2025).

Permintaan Terakhir

Sebelum tutup usia, Mbok Yem sempat menyinggung tentang keberadaan warungnya yang melegenda di Puncak Gunung Lawu

Juru bicara keluarga sekaligus cucu dari Mbok Yem, Syaiful Gimbal, mengatakan ketika kondisinya mulai membaik, Mbok Yem memiliki keinginan untuk menunggu cucunya dan tidak akan kembali ke warungnya di Puncak Gunung Lawu.

"Ya, dia inginnya di rumah saja menjaga cucunya, karena cucunya jarang ditunggui, tahu-tahu sudah besar. Makanya, Mbok Yem rencananya kalau sudah pulih tidak lagi nunggu warungnya,” kata Syaiful kepada awak media, Rabu (23/4/2025) malam mengutip Tribunnews.

Lebih lanjut, Syaiful mengatakan terkait siapa nanti yang akan mengurus warung legendaris Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, hal ini akan dibicarakan lebih lanjut.

Penjual Jamu

Sebelum berjualan di puncak Lawu, Mbok Yem adalah penjual jamu yang gigih mencari bahan-bahan alami di lereng Gunung Lawu.

Syaiful mengungkapkan bahwa dulunya Mbok Yem hanya mencari tumbuhan jamu di hutan Gunung Lawu untuk dijual sebelum membuka warung. 

Ia pun sempat merasakan betapa beratnya pekerjaan Mbok Yem saat masih mencari tumbuhan jamu herbal di Hutan Gunung Lawu sebelum membuka warung di dekat puncak Gunung Lawu

Syaiful mengaku saat masih kelas 5 sempat menyusul Mbok Yem dan sempat bermalam di tengah hutan Gunung Lawu

"Kalau bermalam di Gunung Lawu dulu Mbok Yem tidurnya gali sisi bukit, gali tanah seperti di dalam galian biar hangat. Kalau di luar dingin sekali. Saya pernah ikut sekali saat kelas 5 SD," kata Syaiful.

Dalam dunia yang makin digital, Mbok Yem tetap menjadi simbol keaslian, kesederhanaan, dan kegigihan.

Ia dikenal banyak pendaki sebagai ibu, sahabat, bahkan penjaga spiritual Lawu. 

Cerita mistis hingga kisah haru kerap menghiasi perjalanan yang melibatkan Mbok Yem.

Pada 2023, ketika Gunung Lawu dilanda kebakaran hebat, Mbok Yem menolak turun.

Ia bertahan di warungnya sambil terus menyajikan makanan bagi pendaki yang terjebak.

Keberaniannya bukan tanpa risiko, tapi cintanya pada Lawu dan para pendaki lebih besar dari rasa takut.

Pada 23 April 2025, Mbok Yem menghembuskan napas terakhir di usia 82 tahun.

Ia meninggal di rumahnya setelah sempat dirawat karena pneumonia. Kabar duka ini menyebar cepat di media sosial, mengundang doa dan kenangan dari para pendaki se-Indonesia.

Tagar #SelamatJalanMbokYem sempat ramai di berbagai platform, mengiringi kepergian seorang tokoh yang dianggap bukan sekadar penjaja makanan di gunung, tetapi penjaga hati ribuan jiwa.

Warung Mbok Yem adalah saksi bisu dari ribuan pendaki yang menuliskan kisah perjuangan mereka. Kini, meski ia telah tiada, semangat dan cintanya akan terus hidup di setiap langkah yang menapaki jalur Lawu.

Bagi siapa pun yang pernah bertemu dengannya, kehadiran Mbok Yem adalah bukti bahwa bahkan di tempat paling sunyi dan tinggi, kebaikan bisa menjadi mercusuar.

Baca juga: Pilu Driver Ojol Pulang Tahu Anak Istri Meninggal Karena Kebakaran, Gagal Angkat Telepon Terakhir

Warung Legendaris

Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Jawa, disebut-sebut sebagai warung paling tinggi di IndonesiaBanyak pendaki Gunung Lawu yang tertolong dengan adanya warung tersebut.

Bahkan Warung Mbok Yem ini sering diliput YouTuber, wartawan, hingga konten kreator pendaki gunung karena keistimewaannya.

Kini Warung Mbok Yem tidak lagi dijaga sang empunya.

Lantaran Mbok Yem sedang sakit, kini warung makannya itu dijaga oleh kedua putranya.

Mereka Muis dan Jarwo.

Anak Mbok Yem ini berasal dari Kediri dan Kecamatan Maospati.

Muis dan Jarwo sudah lama menjaga warung Mbok Yem di Gunung Lawu.

“Kalau Simbok turun, memang dua orang itu yang berjualan di warung. Seperti ini Simbok sakit, mereka ya berjualan,” kata dia.

Diketahui, Mbok Yem sedang dirawat di RSU Aisyiyah.

MBOK YEM DIRAWAT - Penjaga Gunung Lawu, Mbok Yem atau Wakiyem, saat dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo, Jalan dr Sutomo, Kelurahan Bangunsari, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Jumat (7/3/2025). Mbok Yem terpaksa turun lebih cepat karena sakit.
MBOK YEM DIRAWAT - Penjaga Gunung Lawu, Mbok Yem atau Wakiyem, saat dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo, Jalan dr Sutomo, Kelurahan Bangunsari, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Jumat (7/3/2025). Mbok Yem terpaksa turun lebih cepat karena sakit. (SURYAMALANG.COM/Pramita Kusumaningrum)

Meskipun sedang dirawat karena sakit, namun, dia tetap memikirkan warungnya. 

Warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu masih buka meskipun Mbok Yem kini dirawat di rumah sakit. 

Sehingga para pendaki yang bakal mendaki ke Gunung Lawu tak perlu khawatir masih bisa mengisi perut jika kelaparan di puncak Lawu.

Termasuk untuk istirahat melepas lelah di warung Mbok Yem yang legendaris tersebut.

Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Saelan, anak kedua Mbok Yem, yang menjaganya di rumah sakit.

“Masih buka, ada Muis sama Jarwo yang ada di warung,” ujarnya di RSU Aisyiyah, Jumat (7/3/2025).

Saelan mengatakan bahwa kedua orang asal Kediri dan Kecamatan Maospati itu sudah cukup lama membantu Mbok Yem berjualan.

“Kalau Simbok turun, memang dua orang itu yang berjualan di warung. Seperti ini Simbok sakit, mereka ya berjualan,” katanya.

Selama menjaga warung, Mbok Yem mengaku kerap memaksakan diri meski sedang sakit.

Ia tetap membuatkan telur goreng bagi pendaki yang sampai di puncak malam hari.

Bahkan, pukul 02.00 malam pun Mbok Yem tetap menyiapkan makanan jika ada yang singgah di warungnya.

“Kemarin itu sakit gigi, enggak bisa tidur. Kadang sampai jam 12 malam enggak tidur. Jam 2 malam itu masih goreng telur karena ada pendaki yang lapar," ucap Mbok Yem.

"Kalau capek baru tertidur," lanjutnya.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved