Perlunya Persiapan Fisik bagi Calon Jamaah Haji, Berikut Tips dari Dokter RSI Unisma

SURYAMALANG.COM, MALANG - Calon Jamaah Haji (CJH) diimbau untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, terutama bagi mereka yang sudah berusia 50 tahun ke atas.

Menurut dr HRM Hardadi Airlangga Sp PD, dokter di RSI Unisma, ibadah haji membutuhkan fisik bagi para jamaahnya.

Untuk itu, perlu kiranya melakukan persiapan dini sebelum melakukan ibadah haji.

"Ibadah haji merupakan ibadah fisik, tetapi fisik di sini terkait juga dengan niat kita yang suci, bahwa ini adalah ibadah kita kepada Allah SWT," ucapnya saat dihubungi SURYAMALANG.COM, Sabtu (26/4/2025).

Dokter spesialis penyakit dalam itu juga memberikan tips kepada para Calon Jamaah Haji (CJH) sebelum mereka berangkat ke Tanah Suci.

Bagi calon jamaah yang sudah terbiasa berolahraga ringan seperti jalan pagi atau jogging, adaptasi fisik biasanya tidak menjadi masalah.

Apalagi jika tidak memiliki penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, atau kelainan sendi.

Namun, bagi yang jarang berolahraga, mulai saat ini disarankan melakukan latihan berjalan secara bertahap.

"Awali dengan latihan jalan selama 15 menit, lalu bertahap tingkatkan hingga mencapai 45 menit sampai 1 jam."

"Jangan lupa pemanasan atau stretching sebelum berjalan," katanya.

Selain latihan fisik, perhatian juga perlu diberikan pada asupan makanan.

Konsumsi sayur, buah, ikan, serta minum air dalam jumlah cukup menjadi kunci menjaga kebugaran tubuh.

Menurut, dr Hardadi pada musim haji kali ini, cuaca di Arab Saudi akan lebih panas.

Kondisi tersebut menuntut jamaah untuk menjaga daya tahan tubuh dengan baik.

"Kalau bisa nanti minum air jangan yang dingin dan juga manis-manis."

"Memang cuaca panas mendorong seseorang untuk minum minuman yang cenderung segar dan dingin."

"Justru itu yang wajib untuk diwaspadai," ungkapnya.

Diakui, kalau selama ini, CJH cukup terkendala ialah cuaca panas.

Sebab, kondisi cuaca dan lingkungan di Arab Saudi juga berbeda dengan di Indonesia.

Hal tersebut menyebabkan CJH kelelahan, karena banyaknya aktifitas seperti berjalan kaki.

"Seringkali, waktu di hotel lift penuh, jamaah memilih menggunakan tangga, yang akhirnya menyebabkan kelelahan."

"Maka, keseimbangan antara istirahat dan aktivitas harus dijaga," ujarnya.

Di sisi lain, dr Hardadi juga mengingatkan akan kesabaran yang harus dihadapi oleh CJH.

Terutama saat berada di dalam hotel, yang satu kamar bisa diisi empat hingga enam orang.

Masing-masing individu membawa kebiasaan yang berbeda, sehingga diperlukan toleransi tinggi dan kesabaran ekstra.

Perubahan suhu yang ekstrem dari luar ruangan yang panas ke kamar ber-AC juga perlu diantisipasi.

Disarankan suhu AC kamar diatur tidak terlalu dingin, sekitar 28 derajat Celsius, untuk mengurangi risiko pilek, batuk, dan menurunnya daya tahan tubuh.

"Suhu ruangan harus disesuaikan dan kalau bisa diterima oleh semua."

"Kalau CJH yang sudah lanjut usia, pasti akan menghindari udara dingin.

"Suhu ruangan ini penting untuk menjaga tubuh kita," ungkapnya.

Selain itu, jamaah juga diimbau untuk menyusun strategi ibadah agar energi tetap terjaga, terutama selama masa wajib haji pada 6-12 Dzulhijjah.

"Fokus utama adalah menjaga kesehatan pada hari-hari wajib tersebut."

"Setelah itu, barulah bisa menambah ibadah sunnah dengan tetap mempertimbangkan kondisi tubuh," jelasnya.

Dengan persiapan fisik, mental, dan strategi ibadah yang matang, diharapkan para calon jamaah dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan lancar dan khusyuk.

"Kita akan sering mengalami antrian panjang, baik saat makan, berangkat, pulang, bahkan saat beribadah."

"Kondisi ini bisa melelahkan secara fisik dan mental, sehingga perlu dipersiapkan dari sekarang," tandasnya.