Pendaki Hilang Bondowoso

Polisi Arogan saat Evakuasi Jenazah Pendaki Akhirnya Minta Maaf, Kapolres Bondowoso : Tindak Tegas

Aipda Roni Setiawan berjabat tangan dengan seluruh rekan jurnalis dihadapan Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono, pada  Jum'at (9/5/2025).

Editor: Dyan Rekohadi
TRIBUNJATIMTIMUR.COM/SINCA ARI PANGISTU
MINTA MAAF - Anggota Polisi Polsek Binakal, Polres Bondowoso, Aipda Roni saat berjabat tangan dengan awak media secara simbolis di hadapan Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono pada Jum'at (9/5/2025). 

Laporan : Sinca Ari Pangistu

SURYAMALANG.COM, BONDOWOSO  - Anggota polisi Polsek Binakal, Aipda Roni Setiawan akhirnya meminta maaf pada awak media atas aksinya yang melarang wartawan mengambil video dan foto, saat evakuas jenazah pendaki, pada 4 Mei 2025 lalu.

Permintaan maafnya ini dipimpin langsung oleh Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono, pada  Jum'at (9/5/2025).

Baca juga: Diduga Oknum Polisi Arogan Saat Evakuasi Jenazah Pendaki di Bondowoso, Ancam Pukul Wartawan

Aipda Roni Setiawan berjabat tangan dengan seluruh rekan jurnalis dihadapan Kapolres Harto.

Sebelum itu, Roni juga menyampaikan permintaan maaf secara lisan kepada jurnalis.

"Saya dari lubuk hati yang dalam, dan darI pribadi saya dari keluarga, saya meminta maaf atas ketidakprofesionalan saya saat evakuasi korban," ungkapnya.

Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono, mengatakan pertemuan ini diakhiri dengan permintaan maaf dari seorang anggotanya.

Pihaknya sendiri juga sudah memastikan akan melakukan pemeriksaan dan sidang di internal bagi polisi tersebut.

"Kasi Propam akan gelar perkaranya, karena sama-sama kita memiliki kode etik. Sehingga memiliki kepastia bagibyang bersangkutan," jelasnya.

Ia menegaskan kejadian ini menjadi pelajaran bagi anggota Polri seluruhnya agar jangan terulang kembali.

"Ini cukup yang pertama dan terakhir. Yang pasti ini yang pertama dan terakhir, kami akan berikan tindakan tegas pada yang bersangkutan," tegasnya.

Ketua IJTI TapaL Kuda, Tomy Iskandar, mengatakan terima kasihnya atas atensi dari kejadian ini. Kendati memang, pihaknya sangat menyayangkan perbuatan polisi tersebut saat kejadian.

Lebih-lebih, dirinya memastikan saat kejadian seluruh wartawan yang bertugas tak melanggar kode etik dan melakukan peliputan di jalur yang bisa mengganggu jalannya porses evakuasi.

"Mudah-mudahan ini jadi pelajaran bersama," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Evakuasi jenazah pendaki yang jatuh di Gunung Saeng, di Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso diwarnai dengan aksi arogansi seorang polisi.

Oknum polisi tersebut melarang sejumlah wartawan mengambil gambar dan video, dan mengancam akan memukul dengan tongkat yang dipegangnya. 

Bahkan terlihat polisi tersebut mendorong anggota Basarnas hingga terjatuh. 

Sehari setelah aksi tak terpuji ini, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda dan sejumlah jurnalis melayakan somasi langsung.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved