Bus Tim Persik Diserang

Awal Kasus Wiebie Manajer Arema FC Jadi Tersangka Rokok Ilegal, Disusul Perusakan Bus Persik Kediri

Awal kasus Wiebie, manajer Arema FC jadi tersangka produksi rokok ilegal, masalah bertambah disusul perusakan bus Persik Kediri.

Arema FC Official-Instagram/@aremafcofficial
MANAJER AREMA FC TERSANGKA - Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas jadi tersangka produksi rokok ilegal terungkap setelah bea cukai Malang buka suara. Tersangkutnya Wiebie Dwi Andriyas dalam kasus rokok ilegal menambah daftar masalah yang harus dihadapi oleh Arema FC setelah insiden perusakan bus Persik Kediri Minggu (11/5/2025) sore. 

"Kami kecewa dengan beberapa stakeholders pertandingan kemarin," ujar Yusrinal, Senin (12/5/2025). 

Yusrinal mengatakan, selama tiga tahun ini Arema FC berusaha untuk mempertahankan eksistensi klub dan terus berupaya dapat bermain di rumah sendiri pasca-Tragedi Kanjuruhan.

Namun, saat kembali ke Stadion Kanjuruhan justru mendapat insiden yang kurang mengenakkan.

"Tiga tahun kami berusaha mempertahankan eksistensi klub. Bersungguh-sungguh untuk kembali ke rumah sendiri," jelas Yusrinal.

"Sementara itu banyak pihak tiada henti mencaci-maki klub, yang di satu sisi klub berusaha bertahan dan tabah menghadapi" imbuhnya. 

"Padahal klub mengalami masa sulit dengan keterbatasan dana, karena tidak ada pemasukan lantaran harus terusir" lanjut Yusrinal. 

"Rasanya hanya cukup sisa tenaga, semangat dan niat tulus mempertahankan klub ini," ucapnya. 

"Kami terasa sudah berdarah darah, sekuat daya dan upaya kami lakukan, namun hasilnya seakan-akan kita tidak dihormati di sini," kata Yusrinal.

Baca juga: Citra Arema FC Kembali Tercoreng di Saat Perdana Balik Stadion Kanjuruhan, Aremania : Tindak Tegas !

Yusrinal juga menyinggung hilangnya dukungan suporter selama tiga tahun terakhir dan ekspektasi tinggi yang diterima tim saat kembali bermain di Malang. 

"Kami mengingatkan suporter itu pendukung, tiga tahun mereka tidak dapat memberi dukungan ke Arema FC, begitu kita pulang, alih-alih dukungan yang didapat tapi justru tuntutan kesempurnaan yang berlebihan harus dituruti," ujarnya.

Yusrinal juga menyoroti pihak keamanan terkait standar pengamanan pertandingan dan meminta mereka untuk melakukan evaluasi.

Sebab, kejadian tersebut berada di area luar Stadion Kanjuruhan yang seharusnya menjadi konsentrasi pihak keamanan.

"Pihak keamanan mohon lakukan evaluasi, tuntutan kesempurnaan dari sisi mereka yang akhirnya semua dibebankan ke Arema FC," jelas Yusrinal.

"Laga kemarin itu level Renpam high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya," imbuh Yusrinal. 

"Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion yang menjadi konsen pihak keamanan," bebernya.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved