Korban Pemusnahan Bom di Garut

'Kami Ambil Alih' Dedi Mulyadi Tanggung Biaya Anak Korban Pemusnahan Bom di Garut, Segini per-Orang

'Kami ambil alih' Dedi Mulyadi tanggung biaya anak korban pemusnahan bom di Garut, Jawa Barat, segini bantuan untuk setiap orang.

|
Tribun Cirebon/Eki Yulianto/Jaenal Abidin/Tribun Jabar
PEMUSNAHAN BOM GARUT - Keluarga korban (KIRI) yang tewas saat pemusnahan amunisi kadaluwarsa di RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/5/2025). Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat diwawancarai di Kantor Gubernur Bale Jaya Dewata di Cirebon, Rabu (7/5/2025). 

SURYAMALANG.COM, - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi akan menanggung biaya hidup dan pendidikan anak-anak korban pemusnahan bom di Garut Selatan. 

Gara-gara tragedi itu, sebanyak 13 orang tewas terdiri dari empat prajurit TNI AD dan sembilan orang warga sipil.

Sebagai Kepala Daerah, Dedi Mulyadi menjelaskan tanggung jawab yang harus dipikul oleh Pemerintah Provinsi dan memikirkan masa depan anak-anak korban. 

Dedi Mulyadi menyampaikan niatnya itu saat mendatangi RSUD Pameungpeuk Kabupaten Garut, Selasa (13/5/2025) untuk menjenguk keluarga korban ledakan amunisi.

Baca juga: Pesan Dedi Mulyadi Tragedi Pemusnahan Bom di Garut, Sumur Ketiga Tiba-tiba Meledak 13 Orang Tewas

Dalam kunjungannya, Dedi Mulyadi disambut Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jabar, lalu mereka menemui keluarga korban.

Dedi Mulyadi kemudian berbincang dengan warga soal keberadaan warga sipil di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mendengarkan penjelasan soal aktivitas warga sipil yang membantu TNI dalam pemusnahan amunisi.

Selain itu, Dedi Mulyadi meminta Bupati Garut mendata anak-anak korban warga sipil.

Dedi Mulyadi berencana memberikan bantuan kepada anak-anak korban yang ditinggal orang tuanya.

"Untuk nilainya per-orang Rp 50 juta bagi anak korban yang masih bersekolah," ungkap Dedi Mulyadi ketika menemui keluarga korban di RSUD Pameungpeuk, Selasa.

Menurut Dedi Mulyadi sudah menjadi tanggung jawab kepala daerah ketika ada musibah dan sampai mengakibatkan korban jiwa.

"Ini menjadi tanggung jawab sebagai kepala daerah yang meninggal itu meninggalkan anak, meninggalkan istri," katanya.

Baca juga: Ya Ampun Mas Turun Langsung Verrell Bramasta di Ulti Bupati Kritik Sekolah Militer Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi menambahkan, pertama anak-anak yang belum menikah menjadi tanggung jawab gubernur dari pendidikan sampai kehidupan sehari-hari.

"Tidak hanya pendidikannya, kehidupan sehari-hari biar kami yang mengambil alih tanggung jawab itu," pungkasnya.

Bantuan ini juga langsung disampaikan kepada keluarga yang menjadi korban peristiwa saat mengikuti pemusnahan amunisi kadaluwarsa.

"Kemudian untuk keluarga korbannya ada rasa empati dari pemprov Jabar, untuk disampaikan kepada keluarga biaya pemulasaraan jenazah dan kegiatan yang biasa dilakukan dalam sebuah keluarga ketika mendapat musibah," ucap Dedi Mulyadi.

Panglima TNI dan KSAD Akan Dipanggil

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB, Oleh Soleh mengatakan, pihaknya akan memanggil Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.

Hal ini terkait tragedi ledakan amunisi kadaluarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang.

Oleh Soleh menekankan pentingnya pertanggung jawaban atas insiden tersebut. Ia menyoroti perlunya penelusuran penyebab kejadian secara komprehensif.

"Korbannya tidak sedikit. Harga nyawa jangan dianggap murah dan enteng. Semoga investigasi yang dilalukan bisa menjadikan masalah ini terang benderang," kata Oleh Soleh kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mempertanyakan prosedur pemusnahan amunisi yang dijalankan oleh pihak TNI.

"Apakah sudah dilakukan sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan atau ada kelalaian yang dilakukan oknum TNI dalam pemusnahan?" tanya Oleh Soleh. 

Baca juga: Bukan Barak Militer ala Dedi Mulyadi, Inilah Cara Bupati Tuban dalam Membina Siswa yang Nakal

Oleh karena itu, Oleh Soleh meminta TNI melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kejadian tersebut, agar menjadi terang benderang dan diketahui penyebabnya.

"Tentu ini harus dilakukan investigasi secara menyeluruh agar terang benderang dan apa yang menjadi penyebab terjadinya korban jiwa. Dan siapa yang bertanggung jawab terhadap peristiwa itu," ucapnya.

Sebagai tindak lanjut, kata Oleh Soleh, Komisi I DPR akan memanggil Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk meminta penjelasan yang utuh dan menyeluruh terhadap tragedi tersebut.  

Kronologi Menurut TNI

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan kronologis kejadian yang menewaskan 13 orang.

Menurut Brigjen Wahyu, tim penyusun amunisi dari TNI sudah melaksanakan pengecekan personel dan lokasi hingga dinyatakan aman untuk dilakukan pemusnahan.

"Tim penyusun amunisi ini menyiapkan dua lubang sumur, lalu tim pengamanan masuk dan dinyatakan aman hingga dilakukan peledakan di dua sumur tadi," jelasnya. 

Kemudian, tim juga menyiapkan satu lubang di luar dua sumur tadi untuk menghancurkan sisa detonator yang ada.

"Nah, saat tim penyusun tim amunisi menyusun amunisi aktif yang tak layak pakai di lubang itu, tiba-tiba terjadi ledakan hingga mengakibatkan 13 orang meninggal dunia karena ledakan," ujarnya.

Terkait sembilan warga sipil yang meninggal, Kadispenad menyebut seluruhnya sudah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk Garut.

Baca juga: Mengenal Prosedur Vasektomi, Wacana Program Dedi Mulyadi yang Timbulkan Pro dan Kontra

Saat ini kata Wahyu, upaya yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan aparat untuk mengamankan lokasi ledakan.

"Lokasi disterilkan petugas khawatir masih ada beberapa bahan bahaya yang perlu diamankan. Soal penyebabnya masih dilakukan penyidikan oleh TNI AD, termasuk korban sipil," terang Wahyu.

Lahan yang dipergunakan untuk memusnahkan amunisi kadaluwarsa ini merupakan lahan milik BBKSDA Garut yang memang rutin dilakukan dan lokasinya jauh dari pemukiman warga.

"Kami segenap keluarga besar TNI berbela sungkawa. TNI yang menjadi korban musibah ini merupakan prajurit yang miliki dedikasi tinggi dan kami juga duka cita atas meninggalnya warga sipil," pungkas Wahyu.

Berikut ini identitas 13 korban meninggal dunia:

AGUS BIN KASMIN, alamat Kp. Cimerak Kec. Cibalong (MD).
IPAN BIN OBAR, alamat Kp Cimerak Kec. Cibalong (MD).
ANWAR BIN INON,alamat Kp. Cidahon Kec. Pameungpeuk (MD).
ENDANG, alamat Singajaya (MD).
YUS IBING BIN INON, alamat Kp. Cidahon Kec. Pameungpeuk (MD).
IYUS RIJAL, alamat Kp. Cimerak Kec. Cibalong (MD).
TOTO, Alamat Kp. Cimerak Kec. Cibalong (MD).
DADANG, alamat Kp. Sakambangan Kec. cibalong (MD).
RUSTIAWAN, alamat Kp. Cimerak Kec. Cibalong (MD).
Kolonel CPL ANTONIUS HERMAWAN. ST. MM, Tim GUPUSMI 3 Jakarta (MD).
Mayor COL ANDA ROHANDA, Tim GUPUSMI 3 Jakarta (MD).
KOPDA ERI DWI PRIAMBODO, Tim GUPUSMI 3 Jakarta (MD).
PRATU APRIL SETIAWAN, Tim GUPUSMI 3 Jakarta (MD).

TribunJabar.id/TribunJabar.id

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved