Santri Bisa Raih Gelar Sarjana Tanpa Tinggalkan Pondok, SALUT Berbasis Pesantren di Jatim Diresmikan

Konsep pendidikan jarak jauh yang diterapkan UT memungkinkan para santri tetap aktif menjalani rutinitas pesantren sambil menempuh studi

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
SALUT PESANTREN : Penandatanganan kerjasama UT Surabaya oleh Direktur UT Surabaya, Dr Suparti MPd (tengah) dengan empat SALUT di berbagai daerah disaksikan Menko PMK. Dengan peresmian SALUT berbasis pesantren ini, Sabtu (17/5/2025), Universitas Terbuka kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor pendidikan tinggi inklusif, yang tak hanya menembus batas geografis, tetapi juga batas-batas sosial dan kultural. 

SURYAMALANG, SURABAYA  – Universitas Terbuka (UT) Surabaya bekerjasama dengan pesatren untuk membuka Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) berbasis pesantren di Jawa Timur.

Salut diresmikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. bersamaan dengan peresmian gedung baru UT Surabaya, Sabtu (17/5/2025) 

Empat SALUT baru yang resmi beroperasi adalah SALUT Al-Ibrohimy Sumenep, SALUT Anglingdarmo Bojonegoro, SALUT Matsaratul Huda Pamekasan, dan SALUT Nurul Amanah Bangkalan. 

Keempatnya hadir di tengah lingkungan pesantren, membuka peluang bagi para santri untuk mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus meninggalkan dunia pesantren yang telah membentuk karakter dan spiritualitas mereka.

Menko PMK Pratikno mengapresiasi inisiatif UT Surabaya yang dinilainya mampu menjembatani dunia akademik dan kehidupan pesantren secara harmonis. 

"Ini adalah terobosan luar biasa. Santri bisa kuliah tanpa harus keluar dari pondok. Artinya, karakter keagamaan tetap terbentuk, tetapi mereka juga tidak tertinggal dalam akses pendidikan tinggi," ujar Pratikno.

Direktur UT Surabaya, Dr. Suparti, M.Pd., menyampaikan bahwa SALUT berbasis pesantren adalah wujud nyata komitmen UT dalam menghadirkan pendidikan tinggi yang fleksibel, terbuka, dan berbasis teknologi. 

Menurutnya, selama ini masih banyak santri yang kesulitan mengakses perguruan tinggi karena keterbatasan waktu dan lokasi.

Melalui inovasi ini, hambatan tersebut bisa diatasi.

“Dengan hadirnya SALUT berbasis pesantren, kami ingin memastikan bahwa santri memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus meninggalkan lingkungan yang membentuk karakter mereka,” tegas Suparti.

SALUT merupakan mitra resmi UT yang memberikan layanan akademik lengkap mulai dari penyediaan informasi perkuliahan, registrasi, tutorial, hingga pendampingan belajar. 

Konsep pendidikan jarak jauh yang diterapkan UT memungkinkan para santri tetap aktif menjalani rutinitas pesantren sambil menempuh studi untuk meraih gelar sarjana.

"Lebih dari sekadar layanan administratif, kehadiran SALUT berbasis pesantren ini menjadi strategi penting dalam mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat secara spiritual,"tegasnya.

Langkah ini juga selaras dengan program nasional peningkatan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi yang inklusif dan merata di seluruh pelosok negeri,.

Terutama di wilayah-wilayah dengan akses terbatas terhadap perguruan tinggi konvensional.

“Integrasi antara pendidikan tinggi dan pesantren adalah jawaban atas tantangan zaman. Kita butuh SDM yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur keislaman yang menjadi landasan dalam berkarya untuk bangsa,” pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved