Mahasiswa Malang Pelanggan Ojol Tak Cemas dan Doakan Aksi Demo Serentak : Semoga Mereka Dapat Solusi

Angger yang kini tengah menempuh pendidikan S2 di Malang itu mengaku tak ambil pusing, karena ia memiliki sepeda untuk berangkat ke kampus.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/PURWANTO
Pengemudi ojek online (ojol) berkendara di tengah hujan di kawasan Jalan Kartanegara, Kota Malang, Senin (19/5/2025). Diperkirakan pada, Selasa (20/5/2025) besok puluhan ribu ojol akan melakukan aksi demo dengan mematikan aplikasi. Pelanggan Ojol memaklumi aksi para driver Ojol 

SURYAMALANG.COM, BATU - Rencana pengemudi ojek online (Ojol) akan menggelar aksi demo dengan mematikan aplikasi, alias tidak bekerja secara serentak pada Selasa (20/5/2025) besok, tak membuat pengguna jasa Ojol di kota Batu cemas.

Salah satu pelanggan Ojol yang merupakan mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Malang bernama Angger (26) menyatakan dirinya bisa menyesuaikan kondisi meskipun setiap hari biasa mengandalkan jasa Ojol.

Menurutnya, meski para Ojol ada rencana aksi mematikan aplikasi dan tidak bekerja, namun para pengguna meyakini aksi tersebut tidak akan diikuti semua Ojol.

Seperti diketahui sebelumnya, aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang dianggap telah melanggar Kepmenhub KP Nomor 1001 Tahun 2022, terkait batasan maksimal potongan aplikasi sebesar 20 persen.

Namun selama ini aplikator diduga melakukan potongan aplikasi sampai 50 persen.

“Saya yakin tidak semua akan mematikan aplikasinya. Apalagi kita tahu sekarang cari uang susah. Tentu bagi Ojol yang punya tanggungan dan cicilan pasti akan memilih untuk bekerja. Kebetulan saya punya teman Ojol, jadi saya tahu bagaimana usahanya untuk bisa bayar cicilan motornya per bulan,” kata Angger saat dikonfirmasi Suryamalang.com, Senin (19/5/2025).

Angger mengatakan ia merupakan pengguna Ojol, bahkan nyaris tiap hari ia selalu menggunakan jasa Ojol, baik untuk berangkat kuliah maupun untuk pesan makanan.

“Saya menggunakan aplikasi Ojol untuk pesan makanan dan berangkat kuliah. Kalau hari biasa itu sekitar dua sampai tiga kali sehari. Kalau pas libur ya untuk pesan makan saja karena mager, apalagi sekarang tiap hari hujan jadi lebih praktis. Kalau besok Ojol ada aksi dan sulit cari Ojol, saya bisa minta tolong teman, jadi santai dan tidak cemas,” ujarnya.

Soal untung rugi menggunakan jasa aplikasi Ojol, Angger yang kini tengah menempuh pendidikan S2 itu mengaku lebih banyak untungnya dari pada ruginya, terlebih ketika badan sudah capek kuliah dan aktivitas.

“Kalau untungnya itu tenaga tidak banyak terkuras, efisiensi waktu, murah apalagi kalau ada promo. Untuk tidak enaknya itu terkadang drivernya ada yang bau badan dan helmnya tidak layak,” jelasnya.

Sedangkan saat ditanya jika ojol di Malang benar-benar mematikan aplikasinya besok dan tidak ada ojol yang membuka aplikasi, Angger tak ambil pusing, karena ia memiliki sepeda untuk berangkat ke kampus.

“Kebetulan saya punya sepeda di kos, jadi kalau besok susah cari Ojol ya saya naik sepeda. Atau bisa nebeng teman. Untuk beli makan bisa di sekitar kampus dan kos. Jadi aman-aman saja sih. Semoga hak Ojol yang jadi tuntutan bisa menemukan jalan keluar yang baik,” pungkas mahasiswa asal Riau itu.(myu)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved