Teori Rocky Gerung, Dedi Mulyadi Bisa Jadi Mulyono Jilid II, Balasan Gubernur Jabar Singkat Padat
Teori Rocky Gerung, Dedi Mulyadi bisa jadi Mulyono jilid II jual visual bukan visi, balasan Gubernur Jawab Barat (Jabar) singkat padat.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Teori akademikus dan pengamat politik, Rocky Gerung terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mencuri perhatian.
Rocky Gerung yang dikenal kritis mengomentari kebijakan pemerintah sampai isu dan masalah sosial-politik belakangan tertarik mengulas Dedi Mulyadi.
Gaya kepemimpinan Dedi Mulyadi menurut Rocky Gerung tidak beda jauh dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Apalagi Dedi Mulyadi menjadi sorotan dengan gaya blusukan mirip Jokowi.
Baca juga: Debat Labfor Ijazah Jokowi Pakai Perasaan, Susno Duadji Jawab Keraguan Roy Suryo: Ada Teknologi
Di media sosial, muncul anggapan yang menyamakan Dedi Mulyadi dan Jokowi dengan istilah 'Mulyono Jilid II' hingga 'Raja Sunda dan Raja Jawa'.
Menggunakan pisau bedah teori filsafat barat tahun 1967 dari Guy Debord, Rocky Gerung bisa melihat kesamaan antara dua tokoh nasional itu.
Guy Debord menulis buku yang kemudian dikenal sebagai teori kritis beraliran Marxist berjudul 'The Society of the Spectacle'.
"Ada satu prinsip yang menerangkan bagaimana orang mengkonsumsi kedangkalan gitu, Society of the Spectacle, The Society of the Spectacle" ujar Rocky mengutip TribunJakarta.com, Jumat, (23/5/2025).
"Gimana bahasa Indonesianya, masyarakat yang doyan nonton kedangkalan," lanjut Rocky.
Baca juga: Sosok Sriyanto Dulu Cuma Sales Kaligrafi Syekh Puji, Sukses Bisnis Kopi Kenthir Sering Sabet Juara
Rocky Gerung menjelaskan, Jokowi dan Dedi Mulyadi sama-sama besar lewat intensitas kemunculannya di media.
Dengan citra kesederhanaan, Dedi Mulyadi dan Jokowi merebut hati masyarakat yang menontonnya.
Menurut Rocky Gerung, apa yang dilakukan Dedi Mulyadi dan Jokowi hanya menjual penampilan visual, bukan visi yang mendalam.
"Jadi kita lagi menonton orang jualan komoditas yang namanya penampilan, apa istilah tadi, visualisasi bukan visi," papar Rocky Gerung.
"Tapi dalam politik orang mau ukur visualisasi itu demi apa kalau visinya dangkal," lanjutnya.
Baca juga: Pratama Arhan Diadukan Ibu Azizah Salsha ke Dedi Mulyadi, Minta Mantunya Dimasukkan Barak Militer
Rocky Gerung pun mencontohkan apa yang menurutnya dangkal dari Dedi Mulyadi dan Jokowi.
Bagi pria yang pernah menjadi dosen filsafat di Universitas Indonesia itu, program mengirim anak nakal ke barak militer adalah kedangkalan.
Sebab, pendidikan ala TNI tidak mengajak anak berpikir tapi hanya pendisiplinan tubuh.
"Barak itu didisiplinkan tubuhnya. Kalau kita belajar teori-teori disiplinary society oleh Michel Foucault misalnya, fungsi barak militer mendisiplinkan tubuh bukan mengajak orang berpikir," jelas Rocky Gerung.
Sedangkan,bagi Rocky Gerung, kedangkalan Jokowi adalah membiarkan Intelligence Quotient (IQ) rata-rata masyarakat Indonesia tidak bergerak dari 78 selama 10 tahun kepemimpinannya.
"Hanya dalam masyarakat yang IQ-nya 78, kedangkalan itu laku dan kita masih di situ" ujarnya.
"Saya masih cari-cari datanya. WHO bilang, World Bank bilang memang masih 78. Anda lihat sekarang masih 78 IQ kita selama 10 tahun Pak Jokowi, 78 terus," ujar Rocky.
"Akibatnya apa, ya kedangkalan itu laku terus," imbuhnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Sentil Temuan KPAI: Ancaman Tak Naik Kelas Jika Tolak Barak Militer Turun Ambil Peran
Akibat IQ yang tidak bertambah, maka semakin langgeng masyarakat yang suka menonton kedangkalan seperti teorinya Guy Debord.
Sehingga, setelah Jokowi atau yang belakangan dikenal dengan nama kecilnya, Mulyono, bisa terbit sosok Mulyadi, atau Dedi Mulyadi.
"Jadi kita mau coba lihat bahwa Mulyono-Mulyadi sama-sama beroperasi di dalam market of stupidity (pasar kebodohan)," pungkasnya.
Balasan Gubernur Jabar Singkat Padat
Diserang Rocky Gerung dengan berbagai teori, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan jawaban yang singkat dan padat.
Dedi Mulyadi tidak mempedulikan kritikan keras yang terus datang kepadanya, termasuk dari Rocky Gerung.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu lebih memilih fokus menjalankan kebijakan serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Di sela-sela itu, Dedi Mulyadi sempat menyinggung pemikiran dangkal yang disebut-sebut oleh Rocky Gerung.
Baca juga: Siapa Doni Maradona? Tersinggung Pidato Dedi Mulyadi dan Walk Out dari Rapat, Tuntut Klarifikasi
Menurut Dedi Mulyadi, lebih baik berpikiran dangkal tapi mampu memberi pengaruh besar bagi masyarakat luas dibanding mengaku-ngaku punya pemikiran hebat tapi menjatuhkan orang lain.
"Saya memilih menjadi orang yang berpikiran dangkal namun melahirkan hamparan tanaman," ujar Dedi Mulyadi mengutip Instagram @dedimulyadi71, Sabtu (24/5/2025).
"Daripada orang yang mengakui pikirannya dalam malah membuat banyak orang tenggelam," pungkasnya.
Gubernur Lambe Turah
Dedi Mulyadi juga menanggapi sebutan 'Gubernur Lambe Turah' yang dilontarkan oleh anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramly.
Saat menghadiri acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga Edisi 8 di Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Dedi Mulyadi mengaku tidak ambil pusing dengan julukan tersebut.
"Keun bae Aing mah disebut 'Gubernur Lambe Turah' ge, da rata-rata jelma sok hayang asup ka 'Lambe Turah'. (Tidak apa-apa saya dijuluki 'Gubernur Lambe Turah' karena saat ini rata-rata orang ikut 'Lambe Turah'," katanya, Rabu (21/5/2025) malam.
Baca juga: Jangan Macam-macam Respons Dedi Mulyadi Dipanggil Presiden oleh Warga, Prabowo 2 Periode
Dedi Mulyadi menegaskan, julukan apapun yang ditujukan padanya itu tidak penting.
Menurut Dedi Mulyadi, yang lebih penting adalah janji politik dan program kerjanya sebagai gubernur dapat terealisasi dan cita-cita menyejahterakan masyarakat dapat terwujud.
"Edek dibere gelar gubernur naon wae ge teu penting, nu penting mah naon nu di janjikeun ka rakyat di wujudkeun. (Julukan apapun kepada saya tidak penting, yang penting janji saya kepada rakyat dapat terwujud," imbuhnya.
(Kompas.com/TribunJakarta.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
Cek Kalender 2025: Penanggalan Jawa Kamis Pahing 28 Agustus 2025, Neptu, Pasaran, Weton, Wuku |
![]() |
---|
'Ayah Pamit Ya Nak' Suami Lisa Mariana Diduga Pergi Rumah Tangga Retak, CA Nangis Gak Mau Ditinggal |
![]() |
---|
Bukti Pelanggaran di Kafe Nenek Endang Klaten Putar Liga Inggris, Vidio Tegas Denda Rp115 Juta |
![]() |
---|
Terlihat Sejak Awal Azizah Salsha Ngaku Tak Mau Nikah Muda Anti Diatur-atur Ayah Bantah Perjodohan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Malang dan Kota Batu Hari Ini Kamis 28 Agustus 2025, Hujan-Berawan Dingin 16-17°C |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.