IPK Jokowi Sebenarnya Bukan di Bawah 2.00, Bungkam Tuduhan Yusuf Leonard DO sampai Skripsi Abal-abal

IPK Jokowi sebenarnya bukan di bawah 2.00, bungkam tuduhan Yusuf Leonard ada DO sampai skripsi abal-abal, transkrip nilai jelas.

Instagram/@kemensetneg.ri/Kolase Twitter @DianSandiUtama
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Presiden ke-7 RI, Jokowi (KIRI) saat memberikan keterangan terkait hilang kontaknya KRI Nanggala-402, (22/4/2021). Foto transkrip nilai atau IPK Jokowi (KANAN) yang ditampilkan saat konferensi pers hasil uji laboratorium forensik (labfor) Bareskrim Polri di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (22/5/2025). 

SURYAMALANG.COM, - Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Kehutanan terungkap. 

Fakta ini sekaligus membungkam tuduhan Mantan guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) 2021-2022 Profesor Yusuf Leonard Henuk.

Yusuf Leonard juga orang yang menuduh skripsi Jokowi abal-abal dan sebetulnya tidak lulus alias Drop Out (DO).

Kendati ijazah Jokowi sudah dinyatakan asli oleh Bareskrim Polri, namun Yusuf Leonard masih tidak percaya. 

Baca juga: Profil Pendidikan Roy Suryo Ternyata Lulusan Kesehatan, Jadi Pakar Telematika Teliti Ijazah Jokowi

Yusuf Leonard juga mempertanyakan transkrip nilai Jokowi saat kuliah di UGM termasuk skripsi, dan percaya IPK Presiden ke-7 RI di bawah 2.00.

Sebagai alumni UGM yang juga kuliah di tahun yang sama dengan Jokowi, Yusuf menjelaskan aturan mahasiswa yang berhak menulis skripsi.

"IP 2,5 ke atas berhak tulis skripsi, IP 2,5 sampai 2 berarti dia berhak tulis makalah," kata Yusuf dikutip dari Youtube Forum Keadilan TV, Senin (26/5/2025).

Dengan IP Jokowi di bawah 2.00, ia meyakini kalau Jokowi DO.

"Sedangkan IP di bawah 2.00 sesuai pengakuan Jokowi, dia DO pak," ungkapnya.

"Karena IP gak sampai 2.00, otomatis dia DO, menurut peraturan yang berlaku saat kami kuliah," bebernya.

Baca juga: Sembunyi-sembunyi INI 3 Kejanggalan Klaim Bareskrim Polri soal Ijazah Jokowi Asli, Versi Roy Suryo

Sehingga menurut Yusuf, tidak mungkin Jokowi menulis skripsi.

Apalagi Yusuf juga meyakini kalau skripsi Jokowi itu abal-abal.

"Kalau dia sudah DO, tidak mungkin dia tulis skripsi, apalagi tidak disahkan oleh Dekan, yang tanda tangan hanya satu orang. Dia tidak mungkin punya skripsi, mana mungkin IP di bawah 2.00 bisa bikin skripsi," tutur Yusuf lagi.

Bukan cuma itu, Yusuf juga meyakini kalau Jokowi tidak ikut Kuliah Kerja Nyata (KKN).

"Dia tidak ada KKN, sebelum penelitian kita KKN dulu. Untuk mengajukan skripsi, harus selesaikan 120 SKS, kalau IP di bawah 2 tidak mungkin dia dapat itu," ujar Yusuf.

Kemudian Yusuf mempertanyakan transkrip nilai Jokowi.

"Orang tidak pernah tanya bagaimana transkripnya, dari transkrip nilai kita bisa tahu," ujarnya.

IPK Jokowi Sebenarnya

Tuduhan Yusuf terbantah, sebab transkrip nilai Jokowi sudah diungkap oleh Bareskrim Polri saat konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Pada gambar transkrip nilai yang ditampilkan pada layar, terlihat IPK Jokowi untuk kredit wajib di Fakultas Kehutanan UGM adalah 3,25

Lalu IP untuk kredit pilihan, Jokowi adalah 2,61 sehingga total IP untuk kredit wajib + pilihan adalah 3,05.

Baca juga: Serangan Baru Kubu Roy Suryo CS Soal Polemik Ijazah Jokowi, Sosok Ini Yakin Ada Udang di Balik Batu

Dari tayangan daftar nilai Jokowi semasa kuliah di UGM, terkuak IP Jokowi adalah 3,05, artinya bukan di bawah 2.

Namun IPK Jokowi itu juga masih menjadi perdebatan, Ssebab ada beberapa pihak yang menduga angka 3 itu persis dengan angka 2.

Sehingga ada juga yang menduga IPK Jokowi adalah 2,05.

Kendati begitu, dosen pembimbing akademik Jokowi, Kasmudjo sempat mengungkap soal IPK mahasiswanya tersebut.

Dari pengakuan Kasmudjo di tahun 2019, menurutnya Jokowi merupakan satu dari 20 mahasiswa seangkatannya yang siap skripsi untuk dibantu dalam pengambilan data lapangan.

Baca juga: DAFTAR Bukti Jokowi Kuliah Sampai Lulus di UGM, Ada Potret Transkrip Nilai hingga Bukti Setoran SPP

Meski bukan pembimbing skripsi resmi, Kasmudjo mengaku kerap membantu Jokowi.

"Jokowi termasuk salah satu yang kita pilih untuk berpartisipasi, sehingga boleh mengajukan judul yang berkaitan dengan pengerjaan penelitian itu" jelasnya dikutip dari TribuJogja.com, Senin, (26/5/2025). 

"Skripsinya tentang situasi kondisi mebel di Surakarta. Kadang-kadang (Jokowi) memerlukan saya untuk membantu (skripsi), tapi resminya dengan Prof Ahmad Sumitro," lanjutnya. 

Kasmudjo juga membenarkan, Jokowi masuk Fakultas Kehutanan UGM tahun 1980 dan lulus pada 1985.

Kata Kasmudjo, prestasi Jokowi di atas rata-rata dengan perolehan IPK 3.2.

"Prestasinya di atas rata-rata, sangat bagus tidak, jelek atau kurang juga tidak," ujarnya.

Baca juga: Roy Suryo Kelabakan Usai Polemik Ijazah Dinyatakan Asli, Kini Sibuk Cari-cari Kesalahan Jokowi

Kasmudjo melanjutkan, Jokowi juga termasuk mahasiswa yang rajin.

Pada transkrip nilai itu, Jokowi mendapat nilai bervariasi mulai dari A sampai D.

Sebelumnya, Bareskrim Polri mengumumkan hasil penyelidikan atas laporan atau aduan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) terkait dugaan ijazah Jokowi palsu beberapa hari yang lalu.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menyatakan berdasar hasil uji laboratoris Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Jokowi memang benar menempuh pendidikan S1 di UGM.

"Benar Joko Widodo melaksanakan perkuliahan di UGM melalui bukti adanya hasil studi KHS atas nama Joko Widodo nomor induk 1681/KT yang telah diuji Puslabfor dan ditanyakan identik sama dengan pembanding serta tanda tangan milik dr Ir Sunardo, Ir Burhanudin, identik merupakan tanda tangan yang sama," katanya dikutip dari Kompas TV, Sabtu (24/5/2025).

(TribunSumsel.com/TribunnewsBogor.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved