Berita Viral
Nasib Akhir Suporter Persikas Ditangkap Imbas Deddy Mulyadi Ngamuk, Polisi Dianggap Sewenang-wenang
Nasib akhir suporter Persikas Subang ditangkap imbas Deddy Mulyadi ngamuk, picu kecaman, polisi dianggap sewenang-wenang.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Nasib akhir suporter Persikas Subang yang ditangkap imbas Gubernur Jawa Barat, Deddy Mulyadi mengamuk berakhir damai.
Kendati begitu, penangkapan terhadap puluhan suporter Persikas Subang memicu kecaman dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung yang menilai aparat polisi bertindak sewenang-wenang.
Pasca-kejadian, suporter Persikas yang sempat diundang Deddy Mulyadi telah menyampaikan permintaan maaf.
Masalah antara suporter Persikas dan Deddy Mulyadi berlangsung dalam acara “Nganjang Ka Warga” pada Rabu (28/5/2025) di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Subang, Jawa Barat.
Baca juga: Status Kepemilikan Persikas yang Suporternya Diamuk Dedi Mulyadi, Bupati Subang Tak Bisa Pakai APBD
Suporter Persikas membentangkan spanduk "#Selamatkan Persikas" berisi protes agar klub sepak bola kebanggaan mereka tidak dijual.
Alih-alih mendapat perhatian, suporter Persikas justru kena semprot Dedi Mulyadi sebab dinilai tidak tahu tempat dan mengacaukan suasana acara yang haru.
Kala itu, Dedi Mulyadi sedang membantu ibu dan anak yang kesusahan, namun suporter berteriak dan bersorak tidak menghargai dialog yang tengah berjalan.
Kecaman Terhadap Penangkapan
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung menilai penangkapan suporter oleh polisi disebut sebagai bentuk pembungkaman suara publik dan kemunduran demokrasi di tingkat lokal.
"Kami mengecam keras tindakan represif yang dilakukan aparat terhadap aksi damai tersebut," kata Direktur LBH Bandung, Heri Pramono dalam keterangannya, Sabtu (31/5/2025).
Penangkapan ini dinilai bertentangan dengan Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip HAM dan juga Pasal 7 Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik (ICCPR) yang diratifikasi Indonesia lewat UU No. 12/2005.
Baca juga: Apa Masalah Persikas Subang sampai Suporternya Buat Dedi Mulyadi Ngamuk? Isu Dijual ke Sumsel United
Selain itu, hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat para suporter juga dijamin oleh Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 19 DUHAM.
"Kedua instrumen HAM ini secara tegas menjamin kebebasan setiap individu untuk menyampaikan pikiran dan pendapat, termasuk melalui media spanduk atau bentuk ekspresi lainnya," tutur Heri.
LBH Bandung menyebut polisi melakukan tindakan sewenang-wenang dan melanggar prinsip legalitas serta proporsionalitas.
Mereka minta agar polisi dituntut untuk bertanggung jawab atas proses hukum yang dianggap menyimpang dari aturan berlaku.
Menurut keterangan yang dihimpun LBH Bandung, penangkapan dilakukan sekitar pukul 22.00 WIB sesaat setelah spanduk dibentangkan.
LBH menyebut ada 21 orang yang ditangkap termasuk tiga yang diduga masih di bawah umur.
Mereka digelandang ke Polsek Ciasem sekitar pukul 23.30 WIB tanpa dasar hukum yang jelas lalu dimintai keterangan hingga pukul 04.00 WIB tanpa pendamping hukum.
Sebuah foto juga beredar di media juga menunjukkan para suporter dipaksa berjongkok tanpa mengenakan baju.
Meski sempat dilepaskan, para suporter kembali dijemput oleh Unit Jatanras Satreskrim Polres Subang keesokan harinya, Kamis (29/5/2025) pukul 11.00 WIB.
Penjemputan dilakukan tanpa surat panggilan atau penangkapan resmi.
Mereka diminta menandatangani dokumen pemeriksaan tanpa diberi penjelasan terkait isinya, dan sejumlah ponsel pribadi disita tanpa dasar hukum.
Salah satu ponsel bahkan diminta dibuka secara paksa.
Suporter Minta Maaf
Aliansi suporter Persikas Subang mendatangi rumah Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi, Jumat (30/5/2025) siang.
Mereka datang untuk meminta maaf atas peristiwa yang terjadi saat acara "Nganjang Ka Warga".
"Saya atas nama Suporter Persikas meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Pak Gubernur Jabar dan juga masyarakat yang sudah terganggu dengan kegaduhan kami," kata Korlap Suporter Persikas Rizki Maulana, Jumat.
Baca juga: Penyebab Dedi Mulyadi Viral Ngamuk Sebut Suporter Persikas Gak Punya Otak, 21 Orang Ditahan Polisi
Rizki berkata, suporter Persikas hanya ingin Dedi Mulyadi bisa membantu memfasilitasi modal atau mencari investor untuk membantu membiayai Persikas di Liga 2.
Di samping itu, para suporter meminta Dedi Mulyadi memfasilitasi pertemuan dengan Bupati Subang Reynaldy dan Manajemen Persikas guna mencari solusi permasalahan Persikas.
"Kami ingin sama-sama membangun sepak bola Subang untuk itu kami ingin Persikas tetap ada di Subang," katanya.
"Kami tidak berharap banyak kepada Persikas bisa berlaga di Liga 1, namun yang kami harapkan Persikas tetap ada di Subang," katanya.
Dedi Mulyadi Memaafkan
Di sisi lain, Dedi Mulyadi mengaku sudah memaafkan suporter Persikas atas aksi mereka dan berharap bisa menyalurkan aspirasinya lewat cara yang tepat.
"Salurkan dan sampaikan aspirasi ke orang yang tepat, soal Persikas tentunya sampaikan aspirasi ke Manajemen Persikas bukan ke Gubernur Jabar, karena tak ada hubungannya Pemprov Jabar dengan Persikas," ujar Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi mengaku memahami para suporter itu amat mencintai Persikas dan tak rela apabila klub itu harus pindah atau dijual.
"Tentunya semua aspirasi para suporter Persikas kita kembalikan ke manajemen dan tentunya saya sendiri juga berharap ada jalan terbaik atau solusi terbaik bagi Persikas untuk tetap ada di Subang," katanya.
"Kita sama-sama sudah saling memaafkan dan semoga tidak terulang di kemudian hari," imbuh Dedi Mulyadi.
Keterangan Polisi
Puluhan suporter Persikas Subang yang sempat ditahan polisi dipulangkan pada Kamis, (29/5/2025), pukul 21.00 WIB.
Para suporter Persikas dipulangkan kepada orang tau masing-masing setelah menjalani pendataan dan pemeriksaan di Polres Subang.
Pemeriksaan terhadap puluhan suporter tersebut, menurut polisi turut didampingi orang tua.
Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu melalui Kasatreskrim AKP Bagus Panuntun mengatakan para suporter langsung dibawa ke Polsek Ciasem pada malam kejadian untuk dimintai keterangan awal, Rabu, (28/5/2025).
“Sebagian dari mereka langsung dipulangkan malam itu juga. Namun ada beberapa yang dipanggil kembali keesokan harinya (Kamis) karena pemeriksaan belum selesai dan sebagian orang tua sulit dihubungi,” ujar Bagus.
Menurut Bagus, langkah pengamanan terhadap puluhan suporter itu demi menjaga kenyamanan dan kelancaran acara.
Baca juga: Kades Viral Bayar Tagihan RS Warga Pakai STNK, Haru Dibantu Dedi Mulyadi: Bapak Aing, Alhamdulillah
Tim Jatanras Polres Subang kemudian menjemput para suporter untuk dibawa ke Mapolres Subang guna melanjutkan pendataan.
“Setelah proses pendataan selesai, seluruh suporter tersebut kini telah dikembalikan ke orang tua masing-masing dan sudah diperbolehkan pulang,” lanjutnya.
Setelah menjalani pemeriksaan, kabaranya mereka diundang untuk datang ke kediaman Dedy Mulyadi di Lembur Pakuan, Subang, hari Jumat.
"Besok pagi sekitar jam 08.00 WIB, para suporter Persikas tersebut juga diminta menghadap ke kediaman Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan," ucapnya.
Komentar Eks Ketua DPRD Jawa Barat
Sebelumnya, eks Ketua DPRD Jawa Barat Eka Santosa menyayangkan respons Dedi Mulyadi atas aksi yang dilakukan oleh puluhan suporter Persikas.
"(Suporter Persikas Subang) kan rakyat dia sendiri, apalagi DM asli orang Subang dan tahu bagaimana secara budaya menangkap pesan dari orang Subang sendiri," ujar Eka Santosa, Kamis.
Eka menilai, aksi suporter Persikas Subang memiliki relevansi dengan acara Dedi Mulyadi yang berkunjung ke masyarakat Subang.
Seharusnya Dedi Mulyadi turut menyerap aspirasi masyarakat yang tergabung dalam suporter sepak bola terkait nasib dan eksistensi klub asli Subang yang sudah memiliki sejarah panjang dan kini diakuisisi klub lain.
Menurut Eka, seharusnya Dedi Mulyadi bisa merespons dengan cara yang lebih baik, seperti pendekatan secara kultur tanpa mengedepankan emosi berlebihan terhadap rakyatnya sendiri yang meminta pertolongan.
"Kan (penanganan aksi suporter Persikas) bisa direspons dengan lebih bijak, namanya juga masyarakat dan anak muda" katanya.
"Lagi pula apakah tindakan mereka juga perbuatan melawan hukum atau hanya menyampaikan aspirasi?" lanjut Eka.
"Menurut saya ada cara yang lebih persuasif dengan pendekatan budaya, misalnya suruh saja perwakilannya ke panggung dan ditanya apa maksudnya" papar Eka.
"Pasti mereka akan menerima jika diberi pengertian" imbuhnya.
"Kalau caranya seperti ini, rakyat akan bertanya, 'Mengapa menyampaikan aspirasi dianggap melawan hukum'," urainya.
"Kemudian bisa saja ada yang meragukan dan mempertanyakan apa betul Gubernur DM mencintai sepak bola?" ujar Eka.
(Tribunnews.com/TribunJabar.id/Tribunpriangan.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
Dedi Mulyadi
Persikas Subang
Persikas
suporter Persikas Subang
Dedi Mulyadi amuk suporter Persikas
Subang
suryamalang
VIRAL Cosplay Tikus Berdasi Dilarang Tampil di Karnaval Bangkalan, Wabup Fauzan : Itu Kreativitas |
![]() |
---|
Hak Jawab Vidio.com Atas Berita Nenek Endang Didenda Rp115 Juta Putar Liga Inggris di Warkopnya |
![]() |
---|
5 FAKTA Nenek Endang Didenda Gegara Putar Liga Inggris di Warkop di Klaten, Harus Bayar Rp 115 Juta |
![]() |
---|
Kisah Putri Apriyani Dibakar Pacarnya Sendiri, Pelaku Bripda Alvian Anggota Polres Indramayu |
![]() |
---|
Siapa Dave Laksono? Anggota DPR Viral Didemo Akhiri Rapat Ingin Cepat Pulang, Anak Politisi Kawakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.