5 Kali Longsor Tambang Gunung Kuda Masih Diberi Izin, 19 Orang Tewas, Liciknya Pengelola Terbongkar

Sudah 5 kali longsor kenapa tambang Gunung Kuda masih diberi izin, 19 orang tewas 6 dalam pencarian, liciknya pengelola terbongkar.

|
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
LONGSOR GUNUNG KUDA - Area pertambangan (KANAN) galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupungtang, Kabupaten Cirebon yang longsor pada Jumat (30/5/2025) menewaskan 19 orang. Dua orang tersangka (KIRI) yakni AK (59) pengelola tambang warga Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang dan AR (35), pengawas tambang yang merupakan warga Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. 

SURYAMALANG.COM, - Tambang galian C Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ternyata sudah lima kali longsor.

Meski begitu, tambang tersebut masih diberi izin hingga baru habis pada Oktober 2025 nanti.

Puncaknya, longsor dahsyat pun terjadi pada Jumat (30/5/2025) menewaskan 19 orang dan enam korban lain hingga kini masih dalam pencarian. 

Dari fakta yang terungkap di lokasi yang sama pernah terjadi longsor fatal tahun 2015, namun pada tahun 2020 izin operasi tetap diberikan.

Baca juga: Gemetar Tubuh Taryana Selamat dari Longsor Gunung Kuda, Mobilnya Tertimbun Reruntuhan: Tolong Saya!

Terkait izin, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, Bambang Tirto Yuliono, memberikan penjelasan saat ditemui usai konferensi pers.

Bambang menambahkan, pemerintah provinsi pada saat itu memiliki dasar yang kuat untuk memberikan izin pertambangan lanjutan di lokasi tersebut. 

“Sehingga pemerintah provinsi pada saat itu pada tahun 2020 berani memberikan izin berikutnya,” ujarnya di Mapolresta Cirebon, Minggu (1/6/2025).

Baca juga: Sangat Berbahaya Dedi Mulyadi Pernah Lihat Tambang Gunung Kuda Cirebon, 14 Orang Tewas, Longsor

Bambang juga mengungkapkan, proses evaluasi rutin dilakukan setiap tahun, namun diduga ada kelalaian dalam metode penambangan beberapa tahun terakhir. 

“Nah, persoalannya, saya meyakini betul di tahun 2023-2024, dengan dugaan saya metode perkembangannya tidak baik" jelas Bambang.

"Sudah diberikan peringatan berkali-kali ya, bahkan Inspektur utama sudah diinformasikan untuk melakukan pendetailan, pendalaman terhadap metode pekerjaan penambangannya,” urainya.

Jejak Longsor 10 Tahun Terakhir 

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, lokasi tambang Gunung Kuda telah mengalami longsor sebanyak lima kali dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Peristiwa pertama terjadi pada 26 April 2015, ketika tebing setinggi 20 meter runtuh secara tiba-tiba, menewaskan dua pekerja, Tabrodi dan Edi Odong, serta menimbun dua ekskavator dan lima dump truck. 

Longsor berikutnya terjadi pada 30 September 2021, yang mengejutkan masyarakat dengan video material batu alam dan kapur berhamburan, namun tidak menimbulkan korban jiwa. 

Baca juga: Jeritan Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon, Kusnadi Dengar Sepupunya Minta Tolong Ada Pengantin Baru

Pada 19 Juni 2023, longsor besar kembali terjadi, di mana pengelola tambang, Koperasi Al Jariyah, mengakui longsor tersebut merupakan bagian dari metode penambangan mereka dengan teknik “undercutting” atau pengerukan dari bawah tebing. 

Dua tahun kemudian, pada Selasa, 11 Februari 2025, longsor kembali terjadi, tetapi tidak menimbulkan korban karena pekerja telah diliburkan.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved