Info Malang

Sunarti Mendambakan Kejayaan Pasar Bareng Kota Malang Kembali, Telah Berjasa Sekolahkan 12 Anaknya

Suasana di Pasar Bareng Kota Malang terlihat lenggang saat pertama kali reporter SURYAMALANG.COM memasuki pintu gerbang depan, Senin (9/6/2025). 

Editor: iksan fauzi
SURYAMALANG.COM/mg/Samuel
PEDAGANG PASAR BARENG : Sunarti sedang melayani pelanggan yang baru saja membeli bunga pepaya di lapaknya. Sunarti seorang penjual di Pasar Bareng telah berhasil menyekolahkan ke-12 anaknya dari lapaknya ini, namun saat ini kejayaan Pasar Bareng tak lagi ia rasakan. 

SURYAMALANG.COM | MALANG - Suasana di Pasar Bareng Kota Malang terlihat lenggang saat pertama kali reporter SURYAMALANG.COM memasuki pintu gerbang depan, Senin (9/6/2025). 

Di lantai dasar, hanya ada beberapa pedagang tengah merapikan barang-barang yang dijajakan.

Tak terlihat keramaian transaksi jual beli seperti pada pasar umumnya. 

Cahaya yang masuk sekitar pukul 12.00 WIB itu, tampak remang-remang.

Tak menembus sampai ke lantai dasar.

Dari sejumlah pedagang di Pasar Bareng, salah satunya tampak wanita lanjut usia bernama Sunarti (69) sedang berada di depan lapaknya. 

Ia menjual sayuran dan kebutuhan dapur seperti gula, garam, dan berbagai macam jenis bumbu.

Sembari merapikan barang dagangannya, Sunarti terlihat ceria ketika SURYAMALANG.COM datang menghampirinya.

Namun, keceriaan itu tak berlangsung lama ketika bercerita tentang kondisi pasar saat ini.

Keramaian yang biasa ia jumpai beberapa tahun silam, tak lagi ia rasakan sekarang.

Hari itu juga, ia mengatakan ada sekitar 10 sampai 20 orang pembeli yang mampir ke lapaknya.

Sunarti, sudah 54 tahun berdagang di Pasar Bareng.

Baca juga: Pedagang Pasar Bareng Sambut Antusias Rencana Mengubah Pasar Jadi Tujuan Kuliner Nusantara

Membuka cerita pengalamannya berjualan lebih dari lima dekade, ingatannya kembali ke tahun 1981.

Pasar Bareng pada tahun itu, mengalami masa kejayaan.

Pasar ramai oleh pengunjung, tak hanya pengunjung sekitar Kelurahan Bareng, tetapi juga pengunjung dari berbagai tempat.

Hal ini tidak mengherankan karena Pasar Bareng berada di pusat Kota Malang.

“Sekarang kondisinya sepi sekali,” keluhnya menjawab pertanyaan SURYAMALANG.COM mengenai kondisi pasar saat ini.

Di masa jayanya, Sunarti bisa menyekolahkan 12 putra-putrinya dari berdagang sayuran dan kebutuhan dapur di Pasar Bareng.

Kala itu, ramainya pembeli membuat Sunarti bisa menyekolahkan ke 12 anaknya.

Namun, kini ia pasrah dengan kondisi Pasang Bareng yang berbeda dengan dahulu, sepi. 

Tidak banyak yang bisa ia lakukan kecuali hanya berdagang.

Di dalam lubuk hatinya, ia ingin pasar kembali ramai seperti dahulu kala.

Namun apa daya, di usia yang sudah tua, ia tak bisa berbuat banyak.

Sekilas, raut wajah Sunarti terlihat bahagia ketika mengenang kejayaan Pasar Bareng dulu. 

Raut wajah di pipi membentuk garis, dengan senyum kecil, terlihat beberapa gigi bagian depannya sudah banyak yang hilang.

Ekspresi kebahagiaan itu ingin ia ulangi kembali ketika melihat pasar menjadi ramai seperti sedia kala.

Sembari melanjutkan cerita, ia mengaku saat ini pendapatan dari berdagang di Pasar Baraeng hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

Yang cuma bisa ia lakukan hanya melayani setiap pembeli yang datang di lapaknya.

Ia menceritakan, kini anak-anaknya telah beranjak dewasa. 

Mereka telah menjalani nasib masing-masing.

Sunarti mengaku dari hasil berdagang di Pasar Bareng, telah mengantarkan anak-anaknya menempuh pendidikan tinggi.

Kini, anak-anaknya ada yang bekerja sebagai karyawan swasta hingga guru.

Satu hal Sunarti syukuri adalah kondisi kesehatannya dan keluarganya.

“Alhamdullilah ketika saya membesarkan ke 12 anak, saya selalu diberi kesehatan,” urai Sunarti.

Kini, secuil harapan muncul dari benak Sunarti ketika mendengar rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan merenovasi pasar.

Tujuan renovasi itu agar pasar kembali ramai pengunjung, seperti dulu.

Sunarti tak menolak rencana pemerintah merenovasi Pasar Bareng.

Sebaliknya, ia ingin agar rencana tersebut segera direalisasikan.

Keinginan Sunarti sebagai pedagang hanya ingin kondisi pasar ramai dikunjungi pembeli seperti sediakala. 

Sebagai pedagang, harapan akan didatangi pembeli adalah keinginan yang utama. 

Sunarti sempat menghentikan cerita ketika ada seorang pembeli datang.

Pembeli itu ingin beli terong yang dijajakan Sunarti di lapaknya.

”Wah, enak ini buat sambal terong,” ujar Sunarti kepada pelanggannya.

Setelah melayani pelanggannya, ia kembali melanjutkan cerita.

Ia mengambil tempat duduk yang berbeda kali ini.

Namun ceritanya tentang Pasar Bareng tidak berubah.

Cerita tentang masa kejayaan dan harapan kembalinya kejayaan itu.

Pedagang yang lain, Yanto berujar, kondisi pasar sempat ramai di awal 2011.

Tahun di mana pasar masih belum direnovasi.

Menurut Yanto, keramaian justru terjadi saat pasar masih dalam kondisi lama.

Setelah direnovasi, pasar menjadi sepi.

Tak tahu apa penyebabnya.

”Ya tahun 2011 dan 2012 itu ramai-ramainya,” sambung Yanto.

Yanto mengeluhkan kondisi pasar menjadi sepi selepas dibangun kembali.

Ia berharap, peristiwa serupa tidak terjadi ketika Pemkot Malang nantinya menyelenggarakan program yang telah disusun untuk meramaikan Pasar Bareng.

Saat ini Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang merencanakan pengembangan Pasar Bareng akan difokuskan pada integrasi antara kebutuhan pasar tradisional dengan daya tarik kuliner yang kekinian.

”Konsepnya nanti akan kita sesuaikan, akan kita kolaborasikan dengan kuliner. Kita siapkan Pasar Bareng sebagai destinasi belanja baru setelah kita benahi Oro-Oro Dowo dan Klojen,” ujar Eko Sri Yuliadi, selaku Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.

”Kalau di Pasar Bareng yang bawah ini kan sepi, peminat dan pedagangnya juga sedikit. Tapi karena lokasinya strategis, perlu kita siapkan konsep terbaik untuk warga Malang,” tambah Eko.

Konsep yang diusung untuk meramaikan Pasar Bareng adalah konsep pasar yang ramah bagi generasi muda.

Hasil akhirnya disesuaikan dengan selera milenial agar tertarik untuk berbelanja dan berwisata di pasar.

“Targetnya pasti anak-anak muda. Konsep pasar ini harus benar-benar kekinian, supaya bisa menarik pelaku usaha dan wisatawan,” tegas Eko.

Sebelumnya, Pemkot Malang telah meningkatkan potensi kunjungan di Pasar Klojen dan Oro-oro Dowo.

Kedua pasar itu berubah konsep menjadi tempat tongkrongan anak muda, namun masih tetap mempertahankan pedagang awal di pasar tradisional tersebut.

Eko meyakini, modernisasi pasar-pasar tradisional akan menggerakkan perekonomian lokal.

Keberhasilan revitalisasi Pasar Klojen dan Oro-Oro Dowo menjadi bukti bahwa konsep pasar modern dengan sentuhan UKM dan kuliner mampu menciptakan perputaran ekonomi yang signifikan.

“Sampai hari ini kita sudah lihat di Pasar Klojen dan Pasar Oro-Oro Dowo, UKM-nya jalan, pertumbuhan ekonominya juga ikut bergerak. Di situlah perputaran ekonomi terjadi,” pungkasnya. 

Salah satu rencana yang sedang digodok adalah menghadirkan kuliner tematik yang belum banyak ditemui di pasar lain.

Ragam makanan dari Nusantara, Asia, hingga Timur Tengah akan dihadirkan agar pasar ini memiliki ciri khas yang kuat dan mampu menarik wisatawan.

“Kulinernya nanti akan beda. Kita coba buat yang tematik, apakah dari makanan Nusantara, kolaborasi Nusantara dan Asia, atau mungkin dari Timur Tengah. Sehingga orang kalau ingin makanan khas, misalnya Timur Tengah, tahu ada di Pasar Bareng,” papar Eko. (Mg2/ Samuel Leonardo)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved