Kejahatan Asusila Pengasuh Ponpes di Pulau Kangean Sumenep Terbongkar, Santriwati Sampai Aborsi
Sebagian korban, satriwati di Ponpes di Arjasa, Pulau Kangean Sumenep yang telah dimintai keterangan diketahui pernah melakukan aborsi
Laporan : Ali Hafidz Syahbana
SURYAMALNG.COM, SUMENEP - KEJAHATAN Seorang oknum pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean Sumenep yang tega mencabuli belasan santriwatinya terbongkar.
Oknum pengasuh Ponpes diketahui atas nama Moh. Sahnan (51) itu berhasil ditangkap setelah berusaha kabur.
Ia ditangkap di wilayah hukum Kabupaten Situbondo pada Selasa (10/6/2025).
Pengasuh Ponpes ini telah ditetapkan sebagai tersangka, diduga melakukan pemerkosaan terhadap belasan santrinya.
Plt Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti Sutioningtyas membenarkan penangkapan terhadap pelaku tersebut.
"Iya benar, pelaku sudah berhasil kami tangkap," kata Akp Widiarti Sutioningtyas kepada TribunMadura.com (Grup SURYAMALANG.COM), Rabu (11/6/2025).
Mantan Kapolsek Sumenep Kota ini menambahkan, penangkapan terhadap pelaku yang saat ini sudah berstatus tersangka itu karena berusaha melaikan diri hingga ke Kabupaten Situbondo.
Selanjutnya, polisi akan memeriksa dan meminta keterangan dari tersangka yang diduga telah melakukan tindakan asusila terhadap para korban sekitar 4 tahun lalu.
Selain memeriksa pelaku, polisi juga akan meminta keterangan dari para korban.
Karena sebagian korban yang telah dimintai keterangan diketahui pernah melakukan aborsi akibat perbuatan pelaku. Termasuk korban yang berkali-kali dipaksa melakukan tindakan asusila.
Terpisah, kuasa hukum korban Salamet Riadi menyampaikan bahwa perbuatan oknum kiai itu mencuat pada akhir Mei 2025.
Kasus itu muncul awalnya dari percakapan alumni Ponpes di salah satu group WhatsApp.
Sejumlah korban mengaku pernah jadi korban asusila pelaku.
"Sehingga salah satu orang tua korban menayakan seperti apa kejadian sebenarnya," kata Salamet Riadi.
Kasus itupun tercium ke publik, dan sampai terdengar ke aparat desa hingga pihak kepolisian pada Senin (2/6/2025) lalu.
"Saya mendampingi salah satu korban melaporkan ke Polsek setempat," katanya.
Kemudian, informasi itu terdengar oleh pelaku dan keesokan harinya pelaku sudah tidak ada di kediamannya.
"Sejak dilaporkan pelaku sudah tidak ada di rumahnya," kata Salamet.
Tim Satreskrim Polres Sumenep turun ke Pulau Kangean pada Sabtu (7/6/2025), dengan tujuan meminta keterangan dari sejumlah korban.
Terdapat enam orang korban yang berhasil dimintai keterangan.
"Lima orang diperiksa di Polsek dan satu orang didatangi langsung oleh tim Polres," katanya.
Perbuatan pelaku itu tambahnya, sebenarnya sudah lama terjadi dan para korban takut untuk membuka fakta tersebut.
"Sudah terjadi sejak lama dan bahkan ada 2018 lalu ada salah satu korban yang hamil lalu digugurkan. Korbannya mulai dari kelahiran 1998 dan 2006," paparnya.
Dalam melancarkan modusnya, pelaku mendoktrin atas nama Agama. Bahwa perbuatannya itu sudah atas kehendak yang kuasa.
"Para korban diminta datang ke kamarnya untuk antarkan kopi atau air, lalu didoktrin," terangnya.
Sumenep
Pulau Kangean
pengasuh Ponpes cabuli santri
Polres Sumenep
pencabulan anak
rudapaksa
aborsi
santriwati
FK Unair Tekankan Pentingnya Imunisasi Berkelanjutan Pasca ORI Campak di Sumenep |
![]() |
---|
Angka Kematian KLB Campak di Sumenep Sudah 20 Anak, Menkes RI Ingatkan Pentingnya Imunisasi |
![]() |
---|
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Turun Langsung ke Sumenep, Pastikan Imunisasi Campak Berjalan |
![]() |
---|
Kasus Campak di Sumenep Tembus 2.268 Anak, Dinkes P2KB Sumenep : Baru 11.186 Anak Terimunisasi |
![]() |
---|
Kakek Predator Anak di Kota Malang 'Hanya' Divonis 8 Tahun Penjara, Pihak Korban Tak Puas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.