UPDATE Operasi SAR Bocah Hanyut di Sungai Brantas Kedungkandang, Wali Kota Malang Pantau Langsung

Wahyu juga mendatangi kediaman korban yang berada di Jalan Kyai Parseh Jaya dan memberikan dukungan moril kepada orang tua korban.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/KUKUH KURNIAWAN
DATANGI RUMAH KORBAN - Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat mendatangi kediaman Nia Maulidia, bocah perempuan yang hanyut terbawa arus Sungai Brantas di wilayah Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang, Selasa (17/6/2025). Dalam kedatangannya itu, Wahyu memberikan dukungan moril kepada orang tua korban sekaligus memantau langsung jalannya operasi pencarian. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat memantau langsung jalannya operasi pencarian Nia Maulidia (10), bocah perempuan yang hanyut terbawa arus Sungai Brantas di wilayah Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang, Selasa (17/6/2025).

Dalam pemantauan itu, Wahyu juga mendatangi kediaman korban yang berada di Jalan Kyai Parseh Jaya dan memberikan dukungan moril kepada orang tua korban.

"Saya baru saja mengunjungi keluarga korban, dan tadi keluarga belum stabil (masih syok) karena belum ada kepastian (korban belum ditemukan). Dan saya sampaikan ke pihak keluarga, bahwa Pemkot Malang dengan Basarnas dan relawan berusaha semaksimal mungkin melakukan pencarian," ujar Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.

Selain datang ke kediaman korban, Wahyu juga menyempatkan mendatangi posko tim SAR gabungan untuk mengetahui perkembangan jalannya pencarian korban.

"Apa yang dilakukan Basarnas, BPBD dengan semua relawan kami cek juga. Dan mereka sudah membagi jadi enam tim SRU (Search and Rescue Unit) untuk pencarian lewat darat dan lewat sungai,"

"Alhamdulillah, masyarakat juga banyak membantu terutama di dapur umum untuk memberikan dukungan logistik makanan. Jadi, semua elemen berupaya maksimal melakukan pencarian," bebernya.

Wahyu juga meminta keterlibatan aktif baik dari RT/RW, lurah hingga camat dalam memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas di pinggiran sungai. Dan rencana ke depan, yaitu memasang pagar di sepanjang pinggir sungai agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat, bahwa di pinggiran sungai sebaiknya tidak dimanfaatkan untuk bermain, mandi dan aktivitas lainnya. Karena kita tidak tahu, musibah bisa datang tiba-tiba,"

"Dan saya harapkan nanti dikoordinasikan dengan camat serta lurah, terutama sepanjang sungai patut diwaspadai dengan memasang pagar penghalang," terangnya.

Sementara itu, Koordinator Unit Siaga SAR Malang, Yoni Fariza mengungkapkan secara detail jalannya pelaksanaan operasi pencarian.

"Untuk operasi SAR hari kedua ini, kami membagi personel menjadi dua tim. Yaitu tim air dengan 25 personel melakukan penyisiran memakai perahu karet, mulai dari titik Tempat Kejadian Musibah (TKM) sampai sejauh 5 kilometer. Kemudian, juga ada tim darat yang memantau sepanjang pinggir sungai," ungkapnya.

Yoni juga menuturkan terkait kendala yang dihadapi dalam pencarian, yaitu kondisi medan Sungai Brantas yang cenderung berbatu serta arusnya yang kencang.

"Kontur sungai Brantas ini cenderung berbatu dan berbahaya juga bagi tim pencari jika tidak hati-hati. Lalu, kondisi arus sungainya juga cenderung kencang dan keruh," tambahnya.

Pihaknya juga menambahkan, bahwa operasi SAR dilakukan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Dan saat memasuki malam hari, upaya pencarian dihentikan sementara waktu.

"Operasi dilakukan mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB, dan akan dilanjutkan di atas jam itu apabila terlihat ada tanda-tanda penemuan korban. Tetapi apabila masih nihil, maka akan dihentikan sementara waktu saat malam hari, untuk kemudoan fokus menyusun perencanaan pencarian di hari berikutnya," tandasnya.

 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved