Haul Mbah Sogol, Ribuan Warga Desa Gondanglegi Wetan Kabupaten Malang Berebut Gunungan Hasil Bumi

Haul Mbah Sogol, Ribuan Warga Desa Gondanglegi Wetan Kabupaten Malang Berebut Gunungan Hasil Bumi

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Luluul Isnainiyah
KIRAB TUMPENG - Warga Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang memperingati Haul ke-184 Mbah Sogol, Senin (7/7/2025). Warga berebut hasil bumi setelah dikirab keliling desa. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Ribuan warga Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang tumpah ruah mengikuti acara kirab budaya Haul ke-184 Mbah Sogol di Desa Gondanglegi Wetan, Senin (7/7/2025).

Tak hanya menyaksikan kirab, warga pun turut berebut gunungan hasil bumi.

Mbah Sogol diakui warga setempat sebagai pembabat alas di Gondanglegi era 1830-an.

Selain itu, Mbah Sogol dikenal sebagai tokoh penyebar agama Islam pada saat itu.

Muhammad Mansyur, selaku Penata Grebeg mengatakan tradisi ini sudah dilakukan sejak 2015 silam. 11 tahun lamanya, warga selalu memperingati hari kematian Mbah Sogol.

"Grebeg ini kita meng-haul-i sosok Mbah Sogol yang dulunya babat alas di Gondanglegi," kata Mansyur ketika dikonfirmasi SURYAMALANG.COM

Dalam peringatan Haul Mbah Sogol ini ada beberapa rangkaian acara. Antara lain mengarak atau mengkirab tumpeng nasi sogol dan hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan, serta makanan lainnya.

Mansyur menjelaskan mengapa disebut tumpeng nasi sogol karena dari cara menanak nasi menggunakan bambu. Pada zaman dahulu panci seperti sekarang belum ada.

Kegiatan ini diikuti 20 kelompok perwakilan dari masing-masing desa di Gondanglegi.

Mereka berkumpul di Kantor Kecamatan Gondanglegi dengan membawa tumpeng atau gunungan sebelum diarak menuju ke Makam Mbah Sogol.

"Di depan itu ada pasukan merah putih, kita mengadopsi dari Jogja karena Mbah Sogol ini dari sana."

"Baik pasukan tombak, tumpeng, dan sebagainya itu kita mengadopsi dari sana," jelasnya.

Setelah berkumpul di kecamatan, peserta diarak ke desa kemudian menuju ke makam Mbah Sogol.

Setibanya di makam, tumpeng nasi sogol dibawa ke dalam makam untuk dikonsumsi bagi peserta inti. Sementara gunungan hasil bumi diserahkan ke masyarakat.

Begitu tiba di depan makam, masyarakat yang sudah berkumpul berebut gunungan tersebut. Mereka berdesak-desakan untuk mendapatkan hasil bumi yang telah dikirab.

Winda Sari, salah seorang warga Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi ini hadir untuk menyaksikan kirab tumpeng. Ia pun mengaku tak ingi ketinggalan saat berebut gunungan hasil bumi.

"Seru aja, tadi begitu gunungan berhenti kita langsung berebut. Tadi ada yang dapat sayur, ada jajanan ciki juga, banyak lah," tegas Winda.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved