Bawang Batu Ijo Desa Tawangsari Pujon Hasilkan Rp 48 Miliar, Kadis TPHP Malang: Kami Dampingi Terus

Dari Desa Tawangsari Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang ini saja produksi bawang sekali panen raya  bisa mencapai sekitar 800 ton,

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
DESA BAWANG - Jalan pertanian di lereng gunung, yang ada di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, kabupaten Malang, sedang dibangun mulus oleh DTPHP. Desa ini menjadi sentra penghasil bawang merah 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemkab Malang melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) berkomitmen memberi pendampingan terus menerus pada petani  demi merealisasikan petani yang berdaulat.

Salah satu pendampingan yang terus dijalankan meski kondisi petani sudah merasakan manfaat luar biasa adalah pendampingan bagi petani Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Kawasan desa di diketinggian 1.100 Mdpl dan dikelilingi tiga gunung,  Gunung Argowayang, Gunung Gentong, dan Gunung Gunung Kawi itu kini jadi sentra penghasil bawang merah Batu Ijo.

Bupati Malang, HM Sanusi MM bangga dan sering menyambangi desa ini, karena dari Desa Tawangsari ini saja produksi bawang sekali panen raya  bisa mencapai sekitar 800 ton, seperti di bulan Mei 2025 lalu.

Itu jika diuangkan nilainya bisa tembus Rp 16 miliar karena harganya Rp 20.000 per kg.

Padahal petani bisa panen hingga tiga kali dalam setahun.

"Munculnya bawang merah Batu Ijo itu seperti merubah nasib petani sehingga saat ini banyak petani yang kaya," tutur M Yusuf, ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan), yang membawahi 67 Poktan se-Kecamatan Pujon, Selasa (8/7/2025).

Menurut Yusuf, itu semua tak luput dari sentuhan dingin tangan Ir Avincenna M Sani Putra, MT, Kadis Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP).

Avicenna, yang saat ini lagi diunggulkan untuk jadi calon Sekda terkuat itu, bukan cuma rutin melakukan pembinaan namun juga memberikan bantuan benih, dan obat. 

Akhirnya, kualitas bawang dari desa itu mampu bersaing di pasar, seperti banyak permintaan datang dari luar kota, seperti Surabaya, Sumatera Utara (Medan), hingga Kalimantan Selatan seperti Banjarmasin," tuturnya.

Arif, petani mileneal asal desa setempat mengaku, dari lahannya yang hanya seluas 3.500 m2, panen raya Mei kemarin dapat 1 ton. 

"Lumayan lah dapat Rp 20 juta," tuturnya, yang bisa dipakai buat menambah biaya untuk musim tanam Juli ini.

Sementara, Miftakhul Anwar alias Salim, Kades Tawangsari mengaku perhatian Avicenna, luar biasa.

Bukan cuma memberi bantuan peralatan pertanian seperti hand tractor, alat pembajak sawah (Cultivator), dan gudang pembenian, namun juga membangunkan jalan pertanian.

Jalan dari kampung mereka menuju ke persawahannya dibikin mulus.

Seperti, di Dusun Manting dan Dusun Gereh, keduanya Desa,Tawangsari, saat ini sedang dilakukan rabat beton (cor) setebal 12 centimeter.

"Meski musim hujan, petani saat ini nggak kebingungan membawa pulang hasil panennya. Begitu juga, warga yang mencari rumput atau pakan ternaknya juga bisa ketawa karena jalannya sudah nggak bletok lagj," ungkap Salim.

Menanggapi hasil panen bawang merah Batu Ijo yang bak emas berbau pedas itu, Avicenna mengatakan pihaknya akan terus memberi pendampingan mulai hulu sampai hilir atau sampai paska panen.

Sebab, saat ini Bupati Sanusi sangat atensi pada upaya menjadikan petani berdaulat, supaya bisa menjalankan ketahanan pangan, yang digagas Presiden Prabowo. 

"Istilahnya mulai on farm, yakni tanam, masa pemupukan, hingga off farm atau paska panen, selalu kami dampingi. Biar petani yang mulai sejahtera itu kian disayang istrinya karena uangnya kian banyak dari panen bawang itu," pungkas Avicenna, yang namanya kian melambung untuk berhadapan dengan Nurcahyo, Pj Sekda, di seleksi terbuka (Selter) calon Sekda.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved