Pembunuhan Brigadir Nurhadi

10 Tahun Jadi Polisi, Brigadir Nurhadi Curhat ke Istri Ada yang Tidak Suka: Dia Terlalu Polos

10 Tahun jadi polisi, Brigadir Nurhadi sebelum tewas sempat curhat ke istri ada yang tidak suka, Elma ingatkan suami hati-hati: dia terlalu polos.

TRIBUNLOMBOK.COM/FIKRI/IST via Tribunnews
BRIGADIR NURHADI TEWAS - Istri Brigadir Nurhadi, Elma Agustina (KANAN) dalam Podcast TribunLombok Selasa (15/7/2025). Brigadir Nurhadi semasa hidup (KIRI). Elma menceritakan suaminya terlalu polos ada orang yang tidak suka di kantor diminta hati-hati, dugaan pembunuhan menguat. 

Selain itu, kata Elma, bisa juga soal penugasan Brigadir Nurhadi.

"Mungkin karena kerjaan almarhum ini kan, orangnya terlalu polos, terus juga dia banyak yang suka seperti sama atasannya, itu banyak yang sudah kasih kepercayaan gitu sama almarhum, mungkin cepat dekat intinya" jelas Elma. 

"Sebelumnya juga kan dia pernah tugas di Polres. Habis itu dia ke Polda lagi. Nah, mungkin karena itu juga ada seorang yang nggak suka sama dia itu," ungkap Elma.

Tidak Pernah Cerita Kasus

Terkait kasus yang ditangani Brigadir Nurhadi, Elma mengatakan suaminya tidak pernah cerita. 

"Kalau cerita-cerita masalah itu (kasus yang ditangani) kurang ya, jarang. Kita juga nggak ngerti kan," ungkapnya.

Sampai kini, Elma masih sulit melupakan kebiasaan suami yang penuh kasih setiap kali hendak berangkat kerja.

“Setiap berangkat kerja, dia selalu cium kening saya, cium anak-anak juga. Bahkan dia selalu yang bangunin saya pagi-pagi sebelum berangkat,” ucap Elma dengan suara bergetar.

Elma juga mengenang hari terakhir sebelum Brigadir Nurhadi tewas. 

Suaminya itu pulang lebih awal dari biasanya dan memberi tahu akan mengantar atasannya ke Gili Trawangan.

“Dia masih sehat, segar, nggak ada firasat apa-apa. Dia sempat ambil bajunya, saya yang siapin. Anak yang kedua dia gendong dulu sebelum berangkat. Dia selalu izin ke saya kalau mau kemana pun,” kenangnya.

Baca juga: Keyakinan Elma Agustina Brigadir Nurhadi Dipaksa Minum Obat, Polda NTB Kantongi Otak Pembunuhan

Brigadir Nurhadi berangkat siang hari, setibanya di tempat sempat video call dari kamar penginapan di Gili Trawangan.

Saat itu, korban mengatakan sedang bersama dua atasannya, namun, setelah magrib, Elma mulai gelisah sebab berkali-kali teleponnya tidak diangkat dan voice note juga tidak dibalas. 

“Jam 7 saya VC sampai tiga kali, nggak diangkat. Saya kirim voice note anak saya nanya, ‘Kapan ayah pulang?’, tapi nggak dibalas juga. Padahal biasanya, kalau nggak sempat, pasti dibales atau ditelpon balik” tuturnya. 

Puncak duka datang pada pukul 02:00 WITA, ketika ayah Elma ditelepon menerima kabar dunia. 

Di tengah duka yang belum reda, Elma berharap agar institusi Polri dapat memberikan kejelasan dan keadilan atas kematian suaminya.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved