Utamakan Pendidikan Karakter, Sekolah Rakyat SRMA XXI Unesa Tampung 100 Siswa Kurang Mampu

SRMA XXI Unesa hadir dengan konsep boarding school yang mengintegrasikan pendidikan akademik dengan pembinaan karakter.

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Sulvi Sofiana
BOARDING SCHOOL - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) XXI Universitas Negeri Surabaya (Unesa). SRMA XXI Unesa hadir dengan konsep boarding school yang mengintegrasikan pendidikan akademik dengan pembinaan karakter. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) XXI Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kini telah beroperasi dengan 100 siswa angkatan pertama yang seluruhnya berasal dari keluarga kurang mampu di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

SRMA XXI Unesa hadir dengan konsep boarding school yang mengintegrasikan pendidikan akademik dengan pembinaan karakter.

Seluruh siswa tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan kampus Unesa, dan mengikuti sistem pembelajaran yang telah dirancang untuk membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.

"Anak-anak ini berasal dari latar belakang yang beragam, banyak di antara mereka yang sebelumnya tidak punya akses ke pendidikan menengah yang layak."

"Dengan adanya SRMA XXI, kami ingin memberikan ruang tumbuh bagi mereka, bukan hanya secara akademik, tetapi juga dalam hal karakter," ujar Mufatiroh, guru sekaligus Wakil Kepala Humas SRMA XXI Unesa saat ditemui di sela kegiatan pembelajaran, Rabu (16/7/2025).

Menurut Mufatiroh, sekolah ini menerapkan pendekatan pembinaan intensif melalui sistem wali asuh.

Setiap sepuluh siswa didampingi oleh satu wali asuh yang tidak hanya memantau kegiatan belajar mereka, tetapi juga mendampingi kehidupan harian di asrama, termasuk pembiasaan ibadah, etika bergaul, hingga pengembangan nilai-nilai sosial.

"Kita ingin para siswa ini merasa punya rumah kedua. Wali asuh bukan hanya pengawas, tapi mereka menjadi sosok orang tua selama anak-anak ini berada di lingkungan sekolah dan asrama," jelasnya.

Salah satu kebijakan di sekolah ini adalah pelarangan penggunaan gawai atau telepon genggam baik di lingkungan sekolah maupun di asrama.

Seluruh alat komunikasi pribadi siswa dititipkan kepada wali asuh dan hanya bisa digunakan atas seizin guru atau wali.

Tujuannya, agar siswa dapat fokus pada proses belajar dan tidak terdistraksi oleh hal-hal yang tidak produktif.

"Kami ingin menumbuhkan budaya belajar yang sehat dan membentuk kebiasaan hidup sederhana."

"Anak-anak belajar bersosialisasi, berbicara langsung, saling membantu tanpa perantara media digital," tambah Mufatiroh.

Selain fokus pada akademik, SRMA XXI Unesa juga mengedepankan pembinaan keagamaan melalui kegiatan ibadah berjamaah.

Siswa diwajibkan mengikuti salat subuh, magrib, dan isya secara berjamaah di asrama. Kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk ibadah, tetapi juga sebagai sarana menanamkan kedisiplinan dan tanggung jawab.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved