Kabupaten Kediri

Parade Sound Horeg di Wates Kediri Dibubarkan Polisi, Melanggar Batas Jam 22.00 WIB

Karnaval sound bertajuk Duwet Reborn Carnival 2025 yang digelar di Desa Duwet, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri berakhir ricuh

Editor: Eko Darmoko
Polsek Wates
RICUH - Suasana pembubaran parade sound horeg di Desa Duwet, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Sabtu (19/7/2025). Warga yang memadati lokasi sempat terlibat ketegangan dengan petugas saat dilakukan upaya pembubaran. 

Laporan Isya Ashori

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Gelaran karnaval sound bertajuk Duwet Reborn Carnival 2025 yang digelar di Desa Duwet, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri berakhir ricuh.

Parade sound horeg yang semula berlangsung meriah harus dihentikan paksa oleh aparat kepolisian setelah melebihi batas waktu yang telah disepakati dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) antara panitia pemerintah desa dan aparat keamanan Sabtu (19/7/2025) malam.

Warga yang memadati lokasi sempat terlibat ketegangan dengan petugas saat dilakukan upaya pembubaran.

Bahkan, sejumlah warga yang kecewa terlihat membakar sampah dan barang di sekitar panggung sebagai bentuk protes.

Wakapolres Kediri, Kompol Hary Kurniawan mengatakan bahwa tindakan pembubaran dilakukan karena kegiatan parade sound telah melanggar kesepakatan teknis yang sebelumnya telah ditetapkan.

Baca juga: Kirab Seni dan Budaya Grebeg Suro di Kota Malang Berlangsung Meriah Meskipun Tanpa Sound Horeg

"Acara ini telah melampaui waktu yang disepakati dalam SKB, yaitu pukul 22.00 WIB. Saat itu masih ada peserta yang belum selesai tampil dan volume sound melebihi ambang batas."

"Demi menjaga ketertiban umum, kami terpaksa melakukan penertiban," jelas Kompol Hary saat dikonfirmasi SURYAMALANG.COM, Senin (21/7/2025).

Menurut Hary sejak sore hari pihak kepolisian sudah melakukan pengecekan teknis dan memberikan peringatan kepada beberapa peserta.

Beberapa pelanggaran langsung ditindak, termasuk dengan mencabut sambungan kabel sound system yang tidak sesuai ketentuan.

Situasi sempat memanas ketika petugas mulai menghentikan parade. Sejumlah warga di sisi barat area panggung menolak pembubaran dan melakukan aksi protes.

Namun berkat pendekatan persuasif dari tim gabungan, termasuk koordinator lapangan acara, ketegangan berhasil diredam dalam waktu singkat.

"Memang sempat terjadi ketegangan, tetapi kami tetap mengedepankan pendekatan humanis."

"Tidak ada tindakan represif. Api berhasil dipadamkan dan massa diminta meninggalkan lokasi secara tertib. Kami pastikan tidak ada kericuhan besar yang mengganggu stabilitas," ungkapnya.

Baca juga: MUI Kota Batu Keluarkan Fatwa Haram Tentang Aktivitas Sound Horeg

Kompol Hary juga menyebut pembubaran dilakukan demi keamanan bersama.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved