Kabupaten Mojokerto

Berkah Perajin Aksesoris Merah Putih di Mojokerto, Bando Laris Manis Jelang HUT RI ke-80 Tahun 2025

Harga aksesoris Agustusan dengan merek Chichin Craft ini cukup terjangkau, dengan produk Best Seller bando merak merah putih dibanderol Rp 35 ribu.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/MOHAMMAD ROMADONI
LARIS MANIS - Bando merak merah putih jadi Best Seller dari produk buatan perajin Cicin Yusi Angranita (38), asal Desa Ngabar, Kabupaten Mojokerto. Aksesoris 17an Laris Manis Semarakkan HUT RI ke-80. 

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Perayaan kemerdekaan HUT RI ke-80 tahun 2025 menghadirkan berkah tersendiri bagi para pengrajin pernik 17 Agustusan.

Cicin Yusi Angranita (38), perajin aksesoris merah putih di Mojokerto menjadi salah satu perajin yang merasakan panen, mulai kebanjiran order.

Produk kerajinan tangan kreasi Cicin adalah pernak-pernik 17an, yaitu berupa aneka bando hias hingga Best Seller bando merak merah putih, mahkota merak merah putih dan masih banyak lagi.

Produk handmade ini laris manis dipasarkan via online (Marketplace), banyak diminati khalayak luas dengan pemasaran paling banyak ke DKI Jakarta dan sekitarnya.


Cicin mengatakan, dirinya sudah menambah produksi sejak awal bulan Juli 2025, untuk memenuhi pesanan dari konsumennya. 

"Pesanan sudah mulai ramai dari Juli ini, kita memproduksi bando merah putih, mahkota merak merah putih, bros, hiasan jendela dan masih banyak lagi," kata Cicin, Rabu (23/7/2025).

Dirinya bersama 5 pekerjanya warga setempat untuk memproduksi aksesoris merah putih di rumahnya, yang berada di RT 17/RW 8, Dusun/ Desa Ngabar, Kabupaten Mojokerto sekitar 200-300 sebelum lapangan Ngabar.

Cincin tampak lihai membuat kerajinan tangan itu, membentuk bando plastik menjadi produk bernilai ekonomi.

"Paling Best Seller adalah bando merak merah putih, itu yang laris manis sekitar 60 persen dari semua produk" ungkap Cicin ibu tiga anak tersebut.

Cicin menggunakan bahan utama pembuatan bando hias, berupa kain flanel dan aksesoris playet emas impor dari Negeri Tirai Bambu.

Kain flanel berwana merah putih, dipotong menggunakan gunting dibentuk mengikuti desain yang sudah disiapkan.

Pada sisi keduanya ditempelkan dengan perekat (Lem tembak) di bagian kerangka yang terbuat dari karton dan bando plastik.

Untuk finishing, ia memadukan aksesoris playet emas dilengkapi aksesoris bulu putih diikat menggunakan benang kur.

Adapun kapasitas produksi dalam sehari bisa sampai 100 pcs, dengan 5 karyawan yang rata-rata 20 pcs per orang.

"Produk ini kebanyakan untuk perlengkapan karnaval, gerak jalan dan aksesoris tari," bebernya.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved