Kota Batu

UPDATE Kondisi Siswi Korban Pencabulan ASN Kota Batu, Sudah Kembali Bersekolah Meski Masih Trauma

UPDATE Kondisi Siswi Korban Pencabulan ASN Kota Batu, Sudah Kembali Bersekolah Meski Masih Trauma

Penulis: Dya Ayu | Editor: Eko Darmoko
Shanghaiist
Ilustrasi korban pencabulan 

SURYAMALANG.COM, BATU - Siswi berinisial SA (16), korban pencabulan, kini sudah mendapat pendampingan psikologi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu.

SA dicabuli oleh pamannya, Suprayitno (57), yang merupakan ASN di Kota Batu asal Kelurahan Ngaglik.

Keseharian tersangka bekerja di bagian tata usaha sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Batu.

Pelaku kini terancam hukuman 15 tahun penjara karena telah melakukan pencabulan pada keponakannya sendiri hingga berulang kali, sejak tahun 2022 hingga 2025.

Akibat perbuatan pelaku, menurut Kuasa Hukum korban, Rochmat Basuki, SA mengalami trauma berat, hingga malu untuk bersekolah dan sempat ingin mengakhiri hidupnya.

Baca juga: Gadis Belia di Kota Batu Mengeluh Kemaluannya Sakit, Ternyata Akibat Ulah Nakal si Paman

“Ya sudah aman (mendapat pendampingan psikolog) dan sudah mulai membaik,” kata Rochmat Basuki kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (5/8/2025).

Rochmat menuturkan, kini pelaku telah mendekam di tahanan dan masih menjalani proses untuk mengetahui ujung dari perkara ini.

“Sekarang masih tahap sidik dan segera dilakukan pelimpahan ke jaksa penuntut umum,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP3AP2KB Kota Batu, Amida Yusiana menjelaskan, saat ini korban masih dalam tahap bangkit dari trauma yang dialami.

“Korban telah melakukan konseling secara induvidual dan juga terapi psikologis."

"Awalnya sempat sulit untuk ditemui karena belum bisa bertemu orang banyak, namun kini sudah mulai berangsur membaik,” ujar Amida.

Amida berpesan kepada korban pelecehan maupun pencabulan untuk berani 'speak up', cerita ke orang tua ataupun melapor ke pihak berwajib.

Sebab banyak kasus tak terungkap karena korban takut dan malu untuk menceritakan yang dialami.

Padahal identitas korban dipastikan terjamin keamanan dan dirahasiakan.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved