3 Kegagalan Jokowi di Reuni UGM Kata Menteri era Gus Dur, Pakai Name Tag Takut Keliru Sebut Nama?

3 Kegagalan Jokowi di Reuni UGM kata menteri era Gus Dur, semua peserta pakai name tag takut keliru sebut nama? kenapa lokasinya di kampus.

|
Youtube KOMPASTV
JOKOWI REUNI UGM - Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (BAJU PUTIH) bertemu sahabat-sahabat lamanya dari angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM dalam Reuni ke-45 di Sleman, Sabtu (26/7/2025). Kini Profesor Ryaas Rasyid menjabarkan tiga kegagalan Jokowi dalam reuni tersebut dalam upaya pembuktian ijazah. 

SURYAMALANG.COM, - Acara reuni Fakultas Kehutanan (FK), Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dihadiri Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu (26/7/2025) lalu menjadi sorotan Profesor Ryaas Rasyid

Profesor Ryaas Rasyid adalah Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara era Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjabarkan beberapa kegagalan Jokowi dalam reuni tersebut. 

Ryaas Rasyid yang meyakini reuni FK UGM itu dimobilisasi, menganggap beberapa hal kurang dipersiapkan secara tepat salah satunya name tag atau label nama.

Sedangkan mobilisasi artinya menggerakkan sumber daya atau orang untuk suatu tujuan tertentu.  

Baca juga: Rismon dan dr Tifa Minta Presiden Prabowo Turun Tangan Bongkar Ijazah Palsu Jokowi

Dalam konteks reuni, tujuan mobilisasi yang dimaksud Ryaas Rasyid adalah mengenai tudingan ijazah palsu Jokowi yang sampai sekarang masih diragukan keasliannya.

Acara reuni tersebut digelar oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan (KAGAMAHUT) angkatan 1980 bertajuk “Reuni SPIRIT ‘80: Guyub, Rukun, Migunani”. 

Pertemuan alumni KAGAMAHUT ke-45 tersebut berlangsung di Aula Integrated Forest Farming Learning Center yang berada di dalam area Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Yogyakarta.

Berikut 3 kegagalan Jokowi menurut Ryaas Rasyid:

1. Kurang Canggih

Ryaas Rasyid menilai, kegiatan reuni yang diikuti Jokowi itu dilakukan tanpa perencanaan yang canggih.

Jokowi gagal mengakali masyarakat agar percaya ijazahnya asli melalui reuni akhirnya menimbulkan kecurigaan baru terhadap salah satu peserta reuni bernama Mulyono.

"Itu semua adalah langkah-langkah dia (Jokowi)" kata Ryaas Rasyid dalam YouTube Abraham Samad SPEAK UP, Kamis (7/8/2025).

"Menurut kemampuan dia berpikir bahwa dengan dia mengumpulkan orang-orang itu banyak yang mengakui bahwa dia pernah kuliah di sana," imbuhnya. 

Baca juga: Giliran Rismon Ragukan Keterangan Mulyono Teman Jokowi yang Ikut Hadir di Acara Reuni Alumni UGM

Ryaas Rasyid lalu menyebut banyak pihak menduga Mulyono merupakan calo tiket di Terminal Tirtonadi Solo, Jawa Tengah.

"Celakanya yang mendesain reuni ini kurang canggih, sampai lolos masuk tukang parkir di Tirtonadi. Bagaimana bisa?" lanjutnya.

2. Lokasi Reuni

Ryaas berpandangan, acara tersebut bukanlah reunian, melainkan kegiatan yang telah dimobilisasi.

Menurut Ryaas, umumnya acara reuni tidak dilakukan di kampus tapi di tempat lain yang nyaman dan santai sekaligus refreshing.

"Tidak pernah ada reuni kembali ke kampus. Reuni itu mencari tempat yang comfortable untuk bersantai-santai, kok ke kampus," kata Ryaas.

"Saya dengar dan baca, orang datang kok diangkut dengan bus," lanjutnya.

3. Name Tag

Ryaas merasa kasihan dengan Jokowi karena cara berpikir yang rendah.

Menurut Ryaas, Jokowi berusaha untuk menutupi kekurangannya dengan cara-cara yang justru semakin membuka kecurigaan masyarakat terhadap ijazahnya.

"Jadi, menurut saya reuni itu menambah beban kepada Jokowi," ujarnya.

"Yang konyol lagi setiap orang yang hadir itu pakai name tag, pakai nama" kata Ryaas. 

"Jadi itu tanda-tanda jangan sampai Jokowi keliru menyebut nama," sebutnya. 

Ryaas Anggap Polisi Menyembunyikan Sesuatu

Terlepas dari acara reuni, Ryaas Rasyid juga mengurai keraguan dan kecurigaannya terhadap penyelidikan ijazah Jokowi oleh Bareskrim Polri.

Polri memang sudah melakukan pengecekan ke Universitas Gadjah Mada dan sekolah-sekolah tempat Jokowi menimba ilmu dan hasilnya ijazah tersebut asli dan dikeluarkan sesuai prosedur.

Polri menyampaikan secara terbuka, penyelidikan telah rampung dan tidak ada indikasi pemalsuan ijazah.

Kendati begitu, menurut Ryaas Rasyid penggunaan istilah identik saat Polri menguji keaslian ijazah Jokowi justru memperlihatkan Kepolisian tengah menyembunyikan sesuatu.

Baca juga: Sikap Tom Lembong Atas Pengakuan Jokowi Terkait Impor Gula Adalah Kebijakannya Sebagai Presiden

Istilah identik, kata Ryas, tidak tepat untuk digunakan meneliti keaslian dokumen.

"Ini sesuatu yang menggambarkan kepolisian itu menyembunyikan sesuatu," kata Ryaas Rasyid dikutip dari Tribunnews, Jumat (8/8/2025).

"Karena kalau soal identik, iya itu uang palsu juga identik. Semua uang palsu itu kalau Anda teliti mesti identik. Hm. Tapi kan tidak autentik," katanya.

Ryaas menegaskan, sesuatu yang palsu itu masih bisa terlihat identik.

Saat diteliti, yang palsu ini tidak akan bisa autentik dengan yang asli.

"Jadi semua yang palsu itu masih bisa identik dengan aslinya. Hm. tapi tidak autentik," imbuhnya.

Lebih lanjut, Ryaas menuturkan untuk membuktikan keaslian ijazah Jokowi ini, polisi tidak bisa bekerja sendiri.

Kata Ryaas, polisi harus meminta informasi kepada UGM terkait standar-standar kualitas untuk penerbitan dokumen resmi seperti ijazah yang berlaku di UGM.

Baca juga: Peluang Jokowi Dipanggil KPK Setelah 2 Mantan Menterinya Diperiksa, PUKAT UGM: Tidak Boleh Sungkan

Baru kemudian setelahnya polisi bisa menguji keaslian ijazah Jokowi ini.

"Nah, polisi untuk bisa membuktikan autentik dia tidak bisa kerja sendiri. Dia mesti bawa dulu ke UGM atau UGM menyerahkan kepada polisi karena dan memberi memberi standar-standar kualitas yang berlaku di UGM" urainya. 

"Baru polisi kalau memang diminta, bisa mengatakan ini autentik, palsu. Bukan identik. Istilah itu (identik) tidak berlaku untuk menguji keaslian sesuatu" sebut Ryaas. 

"Nah, saya enggak tahu bagaimana kepolisian bisa mengambil sikap seperti itu," pungkasnya. 

Klarifikasi Jokowi

Sebelumnya, Jokowi telah memberi pembelaan terhadap teman seangkatannya, Mulyono yang disebut-sebut sebagai calo tiket.

Jokowi menegaskan, Mulyono bekerja di sebuah perusahaan kawsan Jambi bergerak di bidang pelestarian dan konservasi hutan.

“Terakhir yang saya tahu beliau bekerja di Jambi. Sebuah PT untuk pelestarian dan konservasi hutan," kata Jokowi, Kamis (31/7/2025).

Baca juga: Gara-gara Orang Besar Tuduhan Jokowi Buat Rismon Makin Berani Tantang Kapolri: Tangkap Saya!

Mendengar kabar soal Mulyono disebut-sebut sebagai calo tiket bus, Jokowi hanya tertawa.

Bahkan Jokowi meminta publik mencari sendiri calo tiket bus yang dimaksud.

"Ya coba calonya dicari," ungkapnya.

Jokowi mengaku heran, mengapa seluruh hal yang menyangkut dirinya selalu diragukan oleh sejumlah pihak.

Bahkan kini profesi Mulyono, teman seangkatannya di UGM turut diragukan oleh publik.

"Semua kok diragukan. Ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan terus apa lagi yang mau disampaikan," tuturnya.

(TribunJakarta.com/TribunJakarta.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved