6 Hal yang terjadi Sebelum Cherly Aurelia Jatuh di Gunung Banyak, Strap Paralayang Lepas, Lalu . . .

Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cherly Aurelia, atlet paralayang yang meninggal dunia di Kota Batu.

Selasa (12/6/2018), sesaat sebelum insiden Cherly melakukan penerbangan lagi untuk kali pertamanya.

Cherly terbang masih di bawah pengawasan senior. Ketika itu, ada seorang senior di lokasi take off, dan seorang lagi di lokasi landing.

Selain mengawasi Cherly, senior itu juga memberi pelatihan kepada Mia. "Sebagai seorang penerbang mandiri, dia bisa memasang peralatannya sendiri meskipun di bawah pengawasan senior," ujar Arif.

Ketika semua peralatan terpasang, senior bertanya tentang kesiapan sang penerbang. Cherly melapor kalau dia siap terbang.

"Adik Cherly berkata semua sudah terpasang dan siap terbang," tegas Arif.

3. Cuaca Cerah dan Kecepatan angin Normal

Masih disampaikan Arif, cuaca saat insiden terjadi cerah dan angin berkecepatan 3 - 4 kilometer per jam. Cuaca dan angin mendukung penerbangan pagi itu.

Setelah semua siap, Cherly terbang. Parasut mengembang sempurna.

Sekitar 2 - 3 menit, setelah Cherly take off, sayap parasut sebelah kiri 'kolaps' atau menutup.

Hal ini membuat parasut beserta penerbangnya jatuh. "Sayap parasut sebelah kiri 'kolaps', sehingga parasut mengalami full stall atau jatuh," beber Arif.

Saat salah satu sayap parasut menutup, senior yang ada di lokasi landing, langsung menginstruksikan melalui handy talky supaya Cherly membuka parasut cadangan.

Namun Cherly tidak bisa menjangkau parasut cadangan itu, sehingga tidak sampai terbuka.

4. Strap Terlepas

Pihak kepolisian bersama tim Paralayang FASI Jatim melakukan analisa. Analisa itu dari penuturan senior, kesaksian yang melihat, juga video yang mengabadikan terbangnya Cherly.

Dari analisa itu, jatuhnya parasut diduga karena tidak adanya daya angkat. Hal ini dikarenakan adanya beban yang menarik.

Halaman
1234

Berita Terkini